BAB IV PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA ANTARA PETUGAS
ADMINISTRASI DENGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK.
Suatu perjanjian lahir atau terbentuk sejak adanya perjumpaan kehendak consensus antara para pihak. Dengan kata lain, perjanjian itu sudah sah dan
mempunyai kekuatan hukum sejak terjadinya perjumpaan kehendak. Perjanjian kerja merupakan suatu kesepakatan yang timbul karena adanya persetujuan
kehendak antara pekerja dengan pengusaha. Dari uraian sebelumnya, pada Bab III tampak jelas bahwa BRI merupakan
perusahaan yang besar dengan struktur organisasi yang sistematis. Oleh karena itu, dalam menjalankan usahanya BRI membuat suatu pembagian kerja melalui
penyusunan formasi jabatan dalam berbagai fungsi kerja. Salah satu dari formasi jabatan tersebut adalah Formasi Jabatan Fungsi Administrasi.
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi BRI No. B.636-DIRSDM 112009 2 November 2009 Tentang Pemenuhan Formasi Jabatan Petugas Administrasi,
bahwa dalam hal pemenuhan formasi jabatan fungsi administrasi ini tidak dapat dilakukan melalui outsourching, namun harus dipenuhi oleh pegawai kontrak
maupun pegawai tetap BRI. Jabatan fungsi administrasi pada BRI Kantor Cabang BRI Tebing Tinggi adalah sebagai Petugas Supervisor Administrasi Kredit yang
menangani kredit komersial. Berdasarkan wawancara dengan Bapak W. Hutabarat, pekerja bagian
SDM, Uraian jabatan job description Petugas Supervisor Administrasi Kredit di antaranya adalah melakukan pencatatan administrasi permohonan kredit,
menatakerjakan dokumen-dokumen penting yang berhubungan dengan kredit
Universitas Sumatera Utara
baik yang berasal dari debitur maupun dari BRI sendiri serta melengkapi administrasi kredit.
46
Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, setiap kantor cabang BRI mempunyai petugas administasi sebagai Petugas Devisa dan Petugas
Supervisor Administrasi Kredit. Akan tetapi pada BRI Kantor Cabang Tebing Tinggi jabatan untuk Petugas Devisa ditiadakan. Berdasarkan hasil wawancara,
hal ini dikarenakan fungsi Petugas Devisa di Kota Tebing Tinggi tidak dibutuhkan. Fungsi Petugas Devisa adalah melakukan pencatatan administrasi
perbankan dalam bidang ekspor-impor, sedangkan di Kota Tebing Tinggi kegiatan ekspor-impor tidak begitu banyak. Oleh karena itu, fungsi Petugas Devisa
ditiadakan di BRI Kantor Cabang Tebing Tinggi.
47
A. Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Antara Petugas Administrasi Dengan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan memaparkan perjanjian kerja antara Petugas Administrasi yang berstatus sebagai pekerja kontrak. Hubungan
kerja antara Petugas Administrasi dengan BRI disini dilaksanakan melalui Perjanjian Kerja Waktu Tertentu kontrak.
Salah satu bentuk pelaksanaan perjanjian kerja dengan pekerja yang terdapat pada BRI adalah perjanjian kerja untuk waktu tertentu, maksudnya adalah
perjanjian kerja ini hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu.
Perjanjian kerja antara BRI dengan pekerja ini berlaku untuk jangka waktu 12 dua belas bulan atau 1 satu tahun. Jangka waktu perjanjian kerja ini dapat
46
Wawancara: W. Hutabarat, Jabatan: Bagian SDM, Tanggal 12 Febuari 2010.
47
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
diperpanjang 1 satu kali dengan jangka waktu perpanjangan tidak lebih dari 12 dua belas bulan berdasarkan kesepakatan bersama dengan memenuhi ketentuan-
ketentuan yang diberlakukan BRI. Kinerja pekerja akan dievaluasi oleh BRI yang meliputi sasaran kinerja
objektif dan sasaran kompetensi, di antaranya dorongan berprestasi, orientasi pelayanan pelanggan, integritas, berpikir analitis, kepedulian terhadap kualitas dan
keakuratan, serta inisiatif dalam pencarian informasi. Hasil evaluasi ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi BRI, apakah
perjanjian kerja ini dapat diperpanjang. Dan apabila kinerja pekerja kontrak dianggap sangat baik, maka pekerja kontrak dapat diangkat menjadi pekerja tetap
pada BRI. Berdasarkan Pasal 57 UU Nomor 13 Tahun 2003, suatu perjanjian kerja
untuk waktu tertentu harus dibuat secara tertulis serta harus menggunakan Bahasa Indonesia dan huruf Latin. Apabila bertentangan dengan ketentuan tersebut, maka
perjanjian kerja tersebut harus dinyatakan sebagai perjanjian kerja waktu tidak tertentu.
Dengan melihat surat perjanjian kerja antara BRI dengan pekerja, maka dapat dilihat secara jelas pelaksanaan perjanjian kerja waktu tertentu pada BRI.
Adapun perjanjian kerja untuk waktu tertentu pada BRI memuat klausul-klausul sebagai berikut.
Klausul pertama berisi tentang jenis dan lingkup pekerjaan. Suatu perjanjian kerja untuk waktu tertentu harus jelas jenis dan lingkup pekerjaan yang
diperjanjikan. Dalam klausul ini ditentukan mengenai bentuk uraian jabatan yang akan diduduki oleh pekerja.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal perjanjian kerja ini adalah antara Petugas Supervisor Administrasi Kredit, maka dalam klausul ini disebutkan bahwa pekerja bekerja
pada BRI sebagai pekerja kontrak dengan jabatan Petugas Supervisor Administrasi Kredit. Ruang lingkup tugaspekerjaan yang diserahkan BRI kepada
pekerja disesuaikan dengan jabatantugas pekerja yang dituangkan secara rinci dalam bentuk uraian jabatan job description di mana uraian jabatan tersebut
merupakan lampiran yang tidak terpisahkan dari surat perjanjian kerja. Klausul kedua berisi mengenai jangka waktu berlangsungnya perjanjian
kerja. Perjanjian kerja antara Petugas Administrasi dengan BRI berlaku untuk jangka waktu 12 dua belas bulan atau 1 satu tahun. Jangka waktu perjanjian
kerja ini dapat diperpanjang 1 satu kali dengan jangka waktu perpanjangan tidak lebih dari 12 dua belas bulan berdasarkan kesepakatan bersama dengan
memenuhi ketentuan-ketentuan yang diberlakukan BRI. Klausul berikutnya berisi kewajiban masing-masing pihak dalam
pelaksanaan hubungan kerja ini. Mengenai kewajiban pengusaha, dalam Pasal 1602 KUHPerdata dirumuskan bahwa pengusaha diwajibkan membayar upah
tepat pada waktunya sesuai dengan yang telah ditentukan dalam perjanjian kerja kepada pekerja. Upah pekerja harus dibayarkan sejak saat pekerja mulai bekerja
hingga saat berakhirnya hubungan kerja, dan tiada upah yang harus dibayarkan untuk pekerjaan yang tidak termaksud kedalam ruang lingkup yang diperjanjikan
dalam perjanjian kerja. Dalam perjanjian kerja ini, diuraikan mengenai upah yang akan diterima oleh pekerja serta tunjangan lainnya.
Sedangkan kewajiban pekerja, dalam Pasal 1603 dirumuskan bahwa pekerja diwajibkan melakukan pekerjaan yang menurut kemampuannya sebaik-
baiknya. Sekedar tentang sifat serta luasnya pekerjaan yang harus dilakukan tidak
Universitas Sumatera Utara
dijelaskan dalam perjanjian, maka hal itu ditentukan oleh kebiasaan. Pekerja diwajibkan sendiri melakukan pekerjaannya, dan tidak boleh selain daripada izin
BRI melakukan pekerjaannya digantikan oleh pihak ketiga. Dalam perjanjian kerja dengan BRI, selain dari pada yang tertuang dalam peraturan perundang-
undangan, ada kebijakan khusus dari perusahaan yang harus ditaati oleh setiap pekerja.
Kebijakan tersebut di antaranya berdasarkan Surat Keputusan Bersama Komisaris dan Direksi No. B.03-KOMBRI0603 dan S.36-DIRSDM0603
tanggal 3 Juni 2003 beserta perubahannya Tentang Kode Etik BRI, di mana setiap pekerja harus mentaati isi dari surat keputusan ini.
Dalam Pasal 1603 b KUHP dirumuskan bahwa, pekerja diwajibkan mentaati aturan-aturan tentang hal melakukan pekerjaan serta aturan-aturan yang
ditujukan pada perbaikan tata tertib dalam perusahaan, yang diberikan kepadanya oleh atas nama pengusaha di dalam batas-batas peraturan perundang-undangan
atau perjanjian atau kebiasaan yang berlaku. Berikutnya, dalam surat perjanjian kerja ini, dicantumkan klausul yang
berisi sanksi. Sanksi tersebut ditujukan kepada pekerja yang melakukan pelanggaran, tidak ada sanksi yang mengatur apabila terjadi kesalahan dari pihak
BRI. Adapun sanksi tersebut di antaranya, bagi pekerja yang tidak hadir secara penuh selama jam kerja dikenakan pengurangan atas upah pokok yang
diterimanya, dengan perhitungan pengurangan berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi pekerja kontrak di BRI. Kemudian klausul yang berisi cara
berakhirnya perjanjian kerja serta klausul yang mengatur apabila nantinya terjadi perselisihan antara para pihak.
Universitas Sumatera Utara
Calon pekerja yang dinyatakan diterima harus menandatangani perjanjian kerja yang berisi klausul-klausul di atas. Perjanjian kerja tersebut dilampiri
dengan uraian jabatan job description pekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebelum penandatanganan perjanjian kerja, pejabat yang berwenang dan
ditunjuk wajib memberikan penjelasan mengenai isi perjanjian kerja kepada calon pekerja. Kemudian penjelasan perjanjian kerja tersebut dimuat dalam Berita Acara
Penjelasan Perjanjian Kerja yang ditandatangani oleh pekerja dan pejabat BRI. Setelah menandatangani perjanjian kerja ini, para pekerja kontrak dengan
jabatan Petugas Administrasi diikutkan dalam pendidikan pembekalanaplikasi sesuai bidang tugasnya. Pendidikan pembekalan ini bukanlah masa percobaan.
Dalam perjanjian kerja waktu tertentu tidak diperbolehkan adanya masa percobaan hal ini berdasarkan Pasal 58 UU Nomor 13 Tahun 2003 yang
menyatakan bahwa, apabila dalam suatu perjanjian kerja waktu tertentu disyaratkan adanya masa percobaan, maka syarat tersebut adalah batal demi
hukum. Setelah itu pekerja kontrak dengan jabatan Petugas Administrasi dapat
ditempatkan diseluruh unit kerja BRI sesuai formasi jabatan yang ditetapkan direksi. Pemimpin unit kerja terkait harus memberikan pembinaan dan penugasan
secara penuh kepada pekerja sesuai dengan uraian jabatan job description serta menetapkan target sesuai ketentuan yang ditetapkan. Petugas Adaministrasi harus
ditempatkan sesuai tujuan penerimaannya dan tidak dapat dipindahkan ke jabatan yang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
B. Berakhirnya Kesepakatan Kerja Antara Petugas Administrasi dengan
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
Sesuai dengan klausul yang terdapat dalam perjanjian kerja antara Petugas Administrasi dengan BRI, perjanjian kerja antara para pihak berakhir apabila:
1. Jangka waktu perjanjian kerja atau perpanjangan perjanjian kerja berakhir;
2. Pekerja meninggal dunia;
3. Pekerja dinilai tidak cakap atau tidak mampu atau pekerja secara langsung
maupun tidak langsung melanggar atau tidak memenuhi ketentuan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perjanjian kerja dan peraturan bagi
pekerja yang ditetapkan oleh BRI; 4.
Disepakati oleh para pihak; 5.
Diakhiri oleh para pihak; Pada kesepakatan kerja yang dilakukan antara Petugas Administrasi
dengan BRI, hubungan kerja tersebut dapat berakhir apabila jangka waktu perjanjian kerja atau perpanjangan perjanjian kerja berakhir.
Apabila pekerja meninggal dunia, hubungan kerja ini secara langsung berakhir. Pemutusan hubungan kerja ini terhitung mulai tanggal terakhir pada
bulan. BRI akan mengakhiri perjanjian kerja dengan Petugas Administrasi
apabila pekerja dinilai tidak cakap dan tidak mampu melakukan kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan dalam perjanjian kerja atau pekerja secara
langsung maupun tidak langsung melanggar atau tidak memenuhi ketentuan yang ditetapkan.
Perjanjian kerja ini dapat pula berakhir apabila disepakati oleh kedua belah pihak maupun diakhiri oleh salah satu pihak. Apabila ada kerugian yang
Universitas Sumatera Utara
diderita oleh BRI yang disebabkan oleh pekerja, maka berakhirnya perjanjian kerja tidak membebaskan pekerja dari kewajiban penggantian kerugian yang
diderita BRI. Apabila BRI mengakhiri kesepakatan kerja sebelum berakhirnya jangka
waktu perjanjian kerja yang disebabkan bukan karena alasan bahwa pekerja dinilai tidak cakap dan tidak mampu melakukan kewajibannya sesuai dengan yang
diperjanjikan dalam perjanjian kerja atau pekerja secara langsung maupun tidak langsung melanggar atau tidak memenuhi ketentuan yang ditetapkan, maka BRI
akan memberikan ganti kerugian sebesar upah yang telah diperjanjikan sampai batas waktu berakhirnya perjanjian kerja. Atas pemutusan perjanjian kerja dengan
BRI, pekerja berhak mendapatkan Uang Penggantian Hak yang seharusnya diterima berdasarkan peraturan bagi pekerja kontrak yang berlaku di BRI.
Dalam hal pekerja yang memutuskan hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja, maka pekerja harus memberitahukan
maksudnya tersebut secara tertulis kepada BRI dalam waktu selambat-lambatnya 1 satu bulan sebelumnya dan atas pemutusan hubungan kerja tersebut pekerja
wajib membayar ganti rugi kepada BRI sebesar upah yang ditetapkan dalam perjanjian kerja sampai batas waktu berakhirnya perjanjian kerja.
Dalam klausul yang terdapat dalam surat perjanjian kerja antara BRI dengan Petugas Administrasi ini, para pihak sepakat untuk melepaskan diri dari
ketentuan Pasal 1266 KUHPerdata tentang pemutusan dan pembatalan perjanjian. Pembayaran ganti rugi ini harus dipenuhi dalam jangka waktu selambat-
lambatnya 1 satu bulan sejak pemberhentian. Apabila lebih dari jangka waktu 1 satu bulan pekerja tidak atau belum memenuhi kewajibannya, maka hal tersebut
dapat diselesaikan melalui pengadilan. Ijazah yang diserahkan pada awal memulai
Universitas Sumatera Utara
kerja di BRI dapat diambil kembali paling lambat 1 satu bulan sejak pemberhentian dari BRI. Apabila melewati jangka waktu yang ditentukan, maka
BRI tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan ijazah pekerja yang disimpan pada BRI.
Pekerja kontrak dengan jabatan Petugas Administrasi dapat diangkat menjadi pekerja tetap atau diperpanjang Perjanjian kerjanya atau diakhiri
perjanjian kerjanya berdasarkan hasil penilaian evaluasi sebagai berikut:
No. Aspek penilaian
Kriteria Pencapaian Target Semester Akhir Mencapai
Target A Mendekati Target
B Tidak Mencapai
Target C 1.
Nilai Akhir Sasaran Kinerja
Objektif SKO 3,01
2,51 Tidak memenuhi
kriteria “A” dan atau “B”
2. Nilai Setiap
Aspek Kompetensi
dalam Sasaran Kompetensi
SK 3
3
3. Nilai akhir
SKO+SK 3,01
2,71 Tindak lanjut atas hasil
penilaian Diangkat
menjadi pegawai tetap
Perjanjian kerja diperpanjang 1
satu tahun Pengakhiran
perjanjian kerja
Berdasarkan keterangan yang dipaparkan Bapak W. Hutabarat melalui wawancara, evaluasi terhadap Petugas Administrasi dilakukan 1 satu kali dalam
3 tiga bulan. Adapun aspek penilaiannya meliputi, sasaran kinerja objektif dan sasaran kompetensi, di antaranya dorongan berprestasi, orientasi pelayanan
pelanggan, integritas, berpikir analitis, kepedulian terhadap kualitas dan keakuratan, serta inisiatif dalam pencarian informasi.
48
48
Wawancara: W. Hutabarat, Jabatan: Bagian SDM, Tanggal 12 Febuari 2010
Universitas Sumatera Utara
Setelah berakhirnya jangka waktu perpanjangan perjanjian kerja, maka pekerja kontrak yang memenuhi kriteria “mencapai target” diangkat menjadi
pekerja tetap. Apabila tidak memenuhi kriteria “mencapai target” maka pekerja kontrak diakhiri perjanjian kerjanya. Pekerja kontrak yang diangkat menjadi
pekerja tetap sebagai Petugas Administrasi ditetapkan dengan surat keputusan oleh pejabat yang berwenang dan harus menandatangani perjanjian kerja yang
baru.
C. Perbandingan Ketentuan Perjanjian Kerja yang Ditetapkan Oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Dengan Ketentuan Perjanjian Kerja yang
Diatur Dalam KUHPerdata dan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Secara garis besar ketentuan mengenai perjanjian kerja yang diberlakukan BRI dibuat berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia yaitu KUHPerdata dan UU Nomor 13 Tahun 2003. Akan tetapi dalam menentukan kebijakan dalam perusahaan, ada peraturan-peraturan khusus yang
dibuat oleh BRI. Untuk itu, Penulis membandingkan ketentuan perjanjian kerja yang ditetapkan oleh BRI dengan ketentuan perjanjian kerja yang diatur dalam
KUHPerdata dan UU Nomor 13 Tahun 2003. Hal pertama yang penulis bandingkan adalah mengenai isi perjanjian
kerjanya. Untuk sahnya suatu perjanjian, perjanjian tersebut harus memenuhi syarat-syarat sahnya perjanjian menurut Pasal 1320 KUHPerdata, yaitu adanya
kata sepakat dari para pihak, para pihak cakap untuk membuat suatu perikatan, adanya suatu hal tertentu, dan adanya suatu sebab yang halal. Begitu pula dengan
perjanjian kerja, menurut Pasal 52 UU Nomor 13 Tahun 2003 suatu perjanjian
Universitas Sumatera Utara
kerja harus dibuat berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, adanya kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum, adanya pekerjaan yang
diperjanjikan, dan pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pada perjanjian kerja antara Petugas Administrasi dengan BRI, syarat sahnya perjanjian belum terpenuhi seluruhnya. Perjanjian kerja yang diberlakukan
BRI dengan Petugas administrasi ini dibuat dalam bentuk kontrak bakuperjanjian baku standart contract. Apabila memperhatikan makna Pasal 1320 KUHPerdata
dan Pasal 52 UU Nomor 13 Tahun 2003 mengenai asas kesepakatan bersama consensual, maka di dalam perjanjian kerja antara Petugas Administrasi dengan
BRI ini tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Pasal 1320 KUHPerdata tersebut. Hal ini terbukti karena pekerjaPetugas Administrasi sebagai salah satu
pihak dalam perjanjian kerja ini tidak mempunyai kebebasan sama sekali untuk merundingkan dengan sungguh-sungguh atau ikut serta merumuskan klausula
perjanjian kerja tersebut dengan BRI. Kesepakatan kedua belah pihak dalam perjanjian kerja lazim disebut
kesepakatan bagi yang mengikatkan dirinya, maksudnya bahwa pihak-pihak yang mengadakan perjanjian kerja harus sepakat, seiya-sekata mengenai hal-hal yang
diperjanjikan. Apa yang dikehendaki pihak yang satu dikehendaki oleh pihak yang lain. Pihak pekerja menerima pekerjaan yang ditawarkan oleh perusahaan, dan
setelah calon pekerja memenuhi persyaratan menjadi pekerja di perusahaan, pihak perusahaan menerima pekerja tersebut untuk dipekerjakan.
Mariam Darus Badrulzaman merumuskan, “Perjanjian baku merupakan perjanjian yang di dalamnya dibakukan syarat
eksonerasi dan dituangkan dalam bentuk formulir dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Isinya ditetapkan secara sepihak oleh kreditur yang posisinya
Universitas Sumatera Utara
relatif lebih kuat dari debitur; 2.
Debitur sama sekali tidak menentukan isi perjanjian; 3.
Terdorong oleh kebutuhannya, debitur terpaksa menerima perjanjian itu;
4. Bentuknya tertulis;
5. Disiapkan terlebih dahulu secara massal atau individu.
49
Dengan demikian, apa yang dikehendaki pihak yang satu dikehendaki juga oleh pihak yang lain, sebenarnya tidak ada dalam perjanjian kerja tersebut. Karena
dengan penggunaan kontak baku sebagai perjanjian kerja, maka pekerja tidak dapat berbuat banyak kecuali harus menyetujuinya, karena ia terdesak oleh
kebutuhan dan tidak ada pilihan lain. Sehubungan dengan ini Mariam Darus Badrulzaman mengatakan :
”
“Kita melihat bahwa perbedaan posisi para pihak ketika perjanjian baku diadakan tidak memberikaan kesempatan pada debitur pekerja untuk
mengadakan perundingan dengan pengusaha kreditur. Debitur tidak mempunyai kekuatan untuk mengutarakaan kehendak dan kebebasannya
dalam menentukan isi perjanjiaan baku ini, sehingga perjanjiaan tersebut memenuhi elemen-elemen yang dikehendaki Pasal 1320 Jo. Pasal 1338
KUHPerdata dan akibatnya tidak ada.
50
”Hukum perjanjian sebagaimana telah diketahui begitu jauh, berdasarkan pada asumsi bahwa pihak-pihak biasaanya merundingkan syarat-syarat
perjanjian dengan bebas. Anggapan ini tidak selalu benar, terutama apabila satu pihak mempunyai kedudukan ekonomi lebih kuat daripada pihak
lainnya. Lebih jauh beliau menambahkan, ketidakseimbangan yang sangat jelas terjadi apabila salah satu pihak memiiiki kedudukan monopoli. Jika
seseorang ingin memperoleh barang atau jasa yang disediakan oleh pihak yang memonopoli itu, ia tidak dapat merundingkan dengan sungguh-
sungguh ikhlas syarat-syarat yang ditawarkan oleh pihak yang memonopoli itu, atau hanya menerima tanpa perundingan lagi.
” Menurut Abdulkadir Muhammad,
51
49
Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Baku: Perkembangannya di Indonesia, Alumni, Bandung, 1980, hlm. 50 Selanjutnya disebut Mariam Darus BAdrulzaman 2
50
Ibid., hlm.13
51
Abdulkadir Muhammad.Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, 1982,hlm. 146. Selanjutnya disebut Abdulkadir 2
” Sluijter mengatakan,
Universitas Sumatera Utara
”Perjanjian baku ini bukan perjanjian, sebab kedudukan pengusaha di dalam perjanjian itu adalah seperti pembentuk undang-undang swasta
lego particuliere wetgever. Syarat - syarat yang ditentukan pengusaha di dalam perjanjian itu adalah undang-undang bukan perjanjian.
52
Asser Rutten menyatakan bahwa setiap orang yang menandatangaani perjanjian bertanggung jawab pada isi dan apa yang ditandatanganinya.
” Perjanjian dapat diterima sebagai kesepakatan berdasarkan fakta adanya
kemauan dan kepercayaan fictie van wil en vertrouwen yang membangkitkan kepercayaaan bahwa para pihak mengikatkan dirinya pada perjanjian itu. Jika
debitur menerima dokumen perjanjian itu, artinya secara sukarela setuju pada isi perjanjian tersebut.
53
Tanda tangan tenaga kerja pada bagian akhir kesepakatan kerja ini menjadi salah satu bukti bahwa tenaga kerja menyepakati seluruh isi kesepakatan kerja
yang seluruhnya dibuat oleh BRI tersebut. Oleh karena itu, secara hukum tersedia jawaban yang menunjukkan bahwa asas kebebasaan berkontrak yang berkaitan
erat dengan isi kesepakatan kerja telah itu ditaati. Sebagaimana yang dinyatakan dalam wawancara dengan Bapak W. Hutabarat, petugas bagian SDM di BRI
bahwa, tenaga kerja yang merupakan pekerja di BRI ini memiliki kehendak yang bebas untuk menentukan setuju atau tidak setuju dengan isi perjanjian yang telah
dibuat oleh perusahaan. Bila setuju berarti tenaga kerja tersebut menyepakati isi Demikian jugalah kesepakatan kerja yang merupakan perjanjian baku itu sebagai
suatu perjanjian yang mengikat kedua belah pihak yang menandatangani kesepakatan kerja itu, walaupun yang menyusun atau membuat seluruh isi
kesepakatan kerja itu adalah pihak pengusaha yaitu BRI tanpa andil tenaga kerja.
52
Mariam Darus Badrulzaman 2, Op. Cit, hal. 52
53
Ibid.,hal. 26.
Universitas Sumatera Utara
kesepakatan kerja dan menyatakannya dengan menandatangani kesepakatan kerja tersebut. Oleh karena itu, pekerja bertanggung jawab pada isi kesepakatan kerja
yang telah ditandatanganinya karena sudah berlaku mengikat baginya dan bagi BRI.
54
Kesepakatan kerja yang sedemikan ini sudah merupakan kebiasaan yang berlaku di dalam dunia kerja. Adapun alasan perusahaan membuat kesepakatan
kerja dengan tenaga kerja yang bersangkutan secara sepihak, di mana BRI menyodorkan kesepakataan kerja yang isi dari kesepakatan kerja itu seluruhnya
ditetapkan oleh BRI disebabkan perusahaan menganggap bahwa yang punya kemampuan untuk mengkonsep isi dari perjanjian atau kesepaktan kerja itu adalah
perusahaan dengan pertimbangan BRI sudah lebih berpengalaman. Sedang tenaga kerja sebelum menyepakati perjanjiaan itu kemungkinan besar untuk mengetahui
Penulis berpendapat bahwa bila melihat defenisi perjanjian kerja yang tertuang dalam pasal 1601 a KUHPerdata maka konsep perjanjian baku yang
digunakan oleh BRI terhadap pekerja dalam membuat perjanjian kerja adalah benar.
Pasal 1601 a KUHPerdata merumuskan bahwa pekerjalah yang mengikatkan diri kepada pengusaha. Dengan alasan ini pengusaha berhak
menentukan klausul-klausul dalam perjanjian kerja tersebut. Akan tetapi, dengan adanya peraturan perundangan-undangan yang
mengatur mengenai hubungan ketenagakerjaan, yaitu UU Nomor 13 Tahun 2003, maka ada perlindungan terhadap hak-hak pekerja dan otoritas pengusaha dalam
menentukan klausul-klausul dalam perjanjian kerja dibatasi oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
54
Wawancara: W. Hutabarat, Jabatan: Bagian SDM, Tanggal 12 Febuari 2010
Universitas Sumatera Utara
bagaimana lapangan pekerjaan yang akan dihadapinya pun masih diragukan. Sehingga, akan sama saja halnya bila seandainya BRI dan tenaga kerja lebih
dahulu merundingkan isi kesepakatan kerjaa itu yang akan ditandatangani oleh kedua belah pihak. Cara yang sekarang dilakukaan adalah demi efektifitas
penggunaan waktu oleh karena itu tidak ada unsur paksaan dari BRI terhadap tenaga kerja untuk menyepakati isi perjanjian kerja yang dibuat oleh BRI secara
sepihak. Mengenai komposisi perjanjian kerja yang diatur dalam Pasal 54 UU
Nomor 13 Tahun 2003, perjanjian kerja antara Petugas Administrasi dengan BRI sudah memenuhi syarat-syarat tersebut, yaitu sekurang kurangnya memuat :
1. Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha;
2. Nama, jenis kelamin, umur dan alamat pekerja;
3. Jabatan atau jenis pekerjaan;
4. Tempat pekerjaan;
5. Besarnya upah dan cara pembayarannya;
6. Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja;
7. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja;
8. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat;
9. Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.
Kesemua komposisi perjanjian perjanjian kerja ini sudah termuat dalam perjanjian kerja antara Petugas Administrasi dengan BRI. Selain itu ada klausul
tambahan yang dimasukkan dalam perjanjian kerja ini, yaitu mengenai sanksi apabila apabila pekerja tidak melaksanakan kewajibannya serta mengenai pilihan
hukum yang ditempuh oleh para pihak apabila suatu saat terjadi perselisihan. Tambahan klausul ini diperbolehkan oleh undang-undang selama tidak
Universitas Sumatera Utara
bertentangan dengan Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama, dan peraturan perundang-undangan.
Mengenai jangka waktu perjanjian kerja waktu tertentu yang diatur dalam Pasal 59 UU Nomor 13 Tahun 2003, suatu perjanjian kerja diadakan paling lama
2 dua tahun, dan hanya dapat diperpanjang 1 satu kali untuk jangka waktu paling lama 1 satu tahun. Sedangkan pada Perjanjian kerja antara Petugas
Administrasi dengan BRI jangka waktu perjanjian kerjanjya adalah 12 dua belas bulan, dan dapat diperpanjang 1 satu kali untuk jangka waktu 1 satu tahun
dengan kriteria tertentu. Jangka waktu yang diberlakukan oleh BRI relatif lebih singkat bila dibandingkan dengan ketentuan yang diatur dalam UU Nomor 13
Tahun 2003. BRI menetapkan kriteria tertentu bagi Petugas Administrasi, apakah perjanjian kerja tersebut dapat diperpanjang atau tidak yang telah diuraikan pada
pembahasan sebelumnya. Mengenai hal ini tidak diatur dalam UU Nomor 13 Tahun 2003. Penilaian dan evaluasi bagi Petugas administrasi ini merupakan
kebijakan dari Perusahaan. Selain itu, Petugas Administrasi juga diberi kesempatan menjadi pekerja tetap BRI apabila dinilai memenuhi standar penilaian
yang telah ditentukan oleh BRI. Mengenai berakhirnya perjanjian kerja, dalam UU Nomor 13 Tahun 2003
diatur pada Pasal 61. Dikatakan bahwa suatu perjanjian kerja berakhir apabila : 1.
Pekerja meninggal dunia; 2.
Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja 3.
Adanya putusan pengadilan danatau putusan penetapan lembaga penyelesaian hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap; atau
4. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.
Dalam perjanjian kerja antara Petugas Administrasi dengan BRI, poin
ketiga yang diatur dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 tidak dicantumkan. Akan
Universitas Sumatera Utara
tetapi ada sebab-sebab lain yang dapat mengakibatkan berakhirnya perjanjian kerja antara Petugas Administrasi dengan BRI, yaitu :
1. Pekerja dinilai tidak cakap atau tidak mampu atau pekerja secara langsung
maupun tidak langsung melanggar atau tidak memenuhi ketentuan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perjanjian kerja dan peraturan bagi
pekerja yang ditetapkan oleh BRI; 2.
Disepakati oleh para pihak; 3.
Diakhiri oleh para pihak; Ketentuan tambahan yang dimuat oleh BRI dalam perjanjian kerja dengan
Petugas Administrasi mengenai berakhirnya perjanjian kerja diperbolehkan berdasarkan poin keempat yang diatur dalam Pasal 61 UU Nomor 13 Tahun 2003.
Dari uraian diatas, maka penulis menyimpulkan adanya persamaan dan perbedaan antara peraturan perjanjian kerja yang ditetapkan oleh BRI dengan
peraturan perjanjian kerja yang ditetapkan dalam KUHPer dan UU Nomor 13 Tahun 2003.
Adapun persamaan antara peraturan perjanjian kerja BRI dengan KUHPer dan UU Nomor 13 Tahun 2003 bahwa perjanjian kerja itu pada dasarnya harus
dibuat berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, adanya kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum, adanya pekerjaan yang diperjanjikan,
dan pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai
komposisimuatan surat perjanjian kerja. Begitu juga dengan komposisi surat perjanjian kerja, ketentuan yang diberlakukan oleh BRI sesuai dengan yang diatur
dalam UU Nomor 13 Tahun 2003.
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan yang terdapat dalam ketentuan perjanjian kerja BRI dengan ketentuan perjanjian kerja yang terdapat dalam KUHPedata dan UU Nomor 13
Tahun 2003 sebenarnya tidak terlalu bertentangan. Ketentuan-ketentuan yang diberlakukan dalam perjanjian kerja BRI yang tidak diatur dalam ketentuan
perjanjian kerja menurut KUHPerdata dan UU Nomor 13 Tahun 2003 merupakan ketentuan tambahan, karena BRI menganggap perlu menambahkan ketentuan
tersebut. Di antaranya, mengenai cara berakhirnya perjanjian, menurut UU Nomor 13 Tahun 2003, perjanjian kerja berakhir apabila pekerja meninggal dunia;
berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja; adanya putusan pengadilan danatau putusan penetapan lembaga penyelesaian hubungan industrial yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap; atau adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian
kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja. Ketentuan ini juga digunakan dalam perjanjian kerja BRI, akan tetapi ada penambahan
ketentuan, yaitu pekerja dinilai tidak cakap atau tidak mampu atau pekerja secara langsung maupun tidak langsung melanggar atau tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perjanjian kerja dan peraturan bagi pekerja yang ditetapkan oleh BRI; disepakati oleh para pihak; diakhiri oleh para
pihak. Perbedaan lainnya antara lain, mengenai evaluasi pekerja kontrak, hal ini
tidak diatur dalam KUHPerdata maupun UU Nomor 13 Tahun 2003. Begitu juga dengan jangka waktu perjanjian kerja, BRI membuat ketentuan bahwa jangka
waktu perjanjian kerja hanya dapat diadakan dalam waktu 1 satu tahun, dan hanya dapat diperpanjang 1 satu kali untuk jangka waktu 1 satu tahun kedepan.
Sedangkan menurut UU Nomor 13 Tahun 2003, waktu perjanjian kerja dapat
Universitas Sumatera Utara
diadakan dalam waktu 2 dua tahun, dan hanya dapat diperpanjang 1 satu kali untuk jangka waktu 1 satu tahun kedepan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN