126
P T Elnusa Tbk
Lapor an T
ahunan 201 6
margin laba bruto ini terutama berasal dari bisnis Geo Data Management pada anak perusahaan PND terkait peningkatan
pendapatan akses data migas yang diikui dengan keberhasilan Perseroan dalam melakukan eisiensi rasionalisasi biaya.
Beban Usaha Uraian
Descripion
dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain in millions of Rupiah, unless stated otherwise
2016 2015
Pertumbuhan Growth
20162015
Beban Penjualan Selling Expenses
4,116 3,719
10.67 Beban Umum dan Administrasi
General and Administraive Expenses 191,592
244,897 -21.77
Jumlah Beban Usaha Total Operaing Expenses
195,708 248,616
-21.28
Persentase Beban Usaha Terhadap Pendapatan Percentage of Operaing Expenses to Revenues
5.41 6.59
-17.92
Beban usaha terdiri dari dua komponen utama, yaitu beban umum dan administrasi dan beban penjualan. Penurunan kinerja
laba rugi Perseroan merupakan dampak minimal yang dapat dilakukan Perseroan dalam menindak lanjui kondisi industri
migas saat ini. Hal ini dibukikan Perseroan melalui beban usaha yang mengalami penurunan signiikan hingga 21,3. Penurunan
ini juga diikui dengan penurunan persentase beban usaha terhadap pendapatan dari 6,6 pada tahun 2015 menjadi 5,4.
Penurunan beban usaha ini berasal dari penurunan beban umum dan administrasi sebesar 21,8 walaupun disisi lain beban
penjualan tumbuh 10,7 namun idak berdampak signiikan. Komposisi utama beban umum dan administrasi merupakan
biaya gaji, upah dan kesejahteraan karyawan yang mendominasi 68,5 total beban usaha. Pada tahun 2015 persentase biaya ini
terhadap pendapatan sebesar 4,7 namun pada tahun 2016 ini turun menjadi 3,7, sehingga biaya ini secara keseluruhan
menurunkan beban usaha konsolidasi. Margin Laba Operasi
2016 2015
Jasa Hulu Migas Terintegrasi Integrated Upstream Oil Gas Services
Jasa Distribusi dan Logisik Energi Energy Distribuion and Logisics Services
Jasa Penunjang Hulu Migas Oil Gas Supporing Services
14.6 11.6
7.4 9.1
12.3 16.2
-33.8 23.7
31.3 Management business of its subsidiary, PND, in relaion to the
growth of revenue of oil gas data access, followed by the Companys successful cost efficiency raionalizaion process.
Operaing Expenses
Operaing expenses are composed of two major parts, namely general and administraive expenses and general expenses.
The decline in Company’s income performance is the minimum impact taken to face the current oil gas condiion. This is
realized by the Company through the signiicant decline of 21.3 at operaing expenses post, followed by the declining percentage
of operaing expenses from 6.6 in 2015 to 5.4 in 2016.
The drop in operaing expenses was atributable to the decrease in general and administraive expenses by 21.8, while the post
of selling expenses increased by 10.7, which relaively had no signiicant impact on the Company’s performance. The general
and administraive expenses are composed of salary, wage and employee beneit costs, which contributed 68.5 to total
operaing expenses. In 2015, the percentage of this cost reached 4.7 while in 2016 the percentage dropped to 3.7, totaling the
amount for consolidated operaing expenses.
Operaing Proit Margin
and Analysis
127
P T Elnusa Tbk
Annual R eport 201
6
Earnings Before Interest, Tax, Depreciaion and Amorizaion EBITDA
The Company’s EBITDA decreased 1.7 from that of 2015; however, EBITDA margin to revenues increased by 19.5 to
20.0 in 2016. This is related to an increase in depreciaion expenses and was not triggered by the increase in operaing
proit. Depreciaion expense grew 14.5 while the percentage of depreciaion expense to EBITDA grew from 36.1 in 2015 to
42.1. The decline in operaing proit was spurred by decreasing gross proit on the Integrated Upstream Oil Gas Service as
menioned above despite the decrease in operaing expenses.
Other Income Expenses Performance of the Company was also signiicantly impacted by
the loss from exchange rate diference which was fairly material. The strengthening Rupiah against US Dollar during the year
impacted adversely on the Company’s income, causing loss of Rp18.0 billion compared to 2015 in which the Company booked a
gain of Rp54.8 billion due to the weakening of Rupiah against US Dollar. Income from the sales of ixed assets of Rp1.4 billion was
the result of sales of several fuel transportaion units and other obsolete operaional equipment. Meanwhile, interest expense
from bank loans also decreased in relaion to the declining bank loans for investment. Several investment plans in 2016 were
realized due to the Company’s lost a tender and cancellaion cutof of work contract with clients.
Laba Sebelum Beban Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amorisasi EBITDA
EBITDA Perseroan turun sebesar 1,7 dari tahun 2015, namun disisi lain margin EBITDA terhadap pendapatan naik dari 19,5
menjadi 20,0 pada tahun 2016. Kenaikan ini terjadi terkait kenaikan pada beban depresiasi bukan dipicu oleh kenaikan laba
operasi. Beban depresiasi mengalami kenaikan 14,5 dimana persentase beban depresiasi terhadap EBITDA naik dari 36,1
pada tahun 2015 menjadi 42,1 pada tahun 2016. Penurunan laba operasi dipicu oleh penurunan laba bruto pada bisnis Jasa
Hulu Migas Terintegrasi seperi yang telah dijelaskan sebelumnya walaupun beban operasional sendiri mengalami penurunan.
Uraian
Descripion
dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain in millions of Rupiah, unless stated otherwise
2016 2015
Pertumbuhan
Growth
20162015
Laba Operasi Operaing Proit
418,877 470,194
-10.91 Beban Depresiasi
Depreciaion Expense 302,674
265,594 13.96
EBITDA 723,098
735,788 -1.72
Persentase Depresiasi terhadap EBITDA Percentage of Depreciaion to EBITDA
42.07 36.10
16.55 Persentase Laba Operasional terhadap Pendapatan
Percentage of Operaing Proit to Revenues 11.57
12.45 -7.11
Persentase EBITDA terhadap Pendapatan Percentage of EBITDA to Revenues
19.97 19.49
2.48
Pendapatan Beban Lain-Lain
Kinerja perseroan juga sangat terpengaruh akibat kerugian selisih kurs yang cukup signiikan. Penguatan nilai tukar Rupiah
terhadap Dolar AS sepanjang tahun 2016 menyebabkan Perseroan
mengalami kerugian sebesar Rp18,0 miliar jika dibandingkan dengan tahun 2015 dimana Perseroan justru diuntungkan sebesar
Rp54,8 miliar terkait pelemahan mata uang Rupiah terhadap Dolar AS. Laba penjualan aset tetap sebesar Rp1,4 miliar merupakan
hasil penjualan beberapa mobil tangki BBM dan peralatan- peralatan operasi lainnya yang sudah usang. Sementara itu
beban bunga dari pinjaman bank mengalami penurunan terkait penurunan pinjaman bank untuk investasi. Beberapa rencana
investasi tahun 2016 idak terealisasi karena kalah tender dan pembatalan pemotongan kontrak kerja dari pelanggan.
Uraian
Descripion
dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain in millions of Rupiah, unless stated otherwise
2016 2015
Pertumbuhan
Growth
20162015
Laba Rugi Penjualan Aset Tetap Gain Loss on Sales of Assets
1,444 285
606.67 Penghasilan Bunga
Interest Income 20,235
23,669 -14.51
Beban Bunga Interest Expense
24,266 36,265
33.09 Laba Rugi Selisih Kurs
Gain Loss on Foreign Exchange 18,037
54,776 -132.93
Lain-lain – Neto Others – Net
27,220 932
2820.60 Jumlah Pendapatan Beban Lain-lain
Total Other Income Expenses 6,596
42,827 -84.60
Persentase Pendapatan Beban Lain-lain terhadap Laba Bersih Percentage of Other Income Expenses to Net Proit
2.12 11.41
-81.41
128
P T Elnusa Tbk
Lapor an T
ahunan 201 6
Jika dilihat dari persentase jumlah pendapatan beban lain- lain terhadap pendapatan dapat dilihat bahwa persentase pada
tahun 2016 lebih rendah sebesar 2,1 dibandingkan tahun 2015 sebesar 11,4 ini mencerminkan bahwa pendapatan beban
lain-lain pada tahun 2016 lebih kecil menjadi kontributor penyumbang laba bersih jika dibandingkan dengan tahun
2015. Secara persentase baik tahun 2015 maupun tahun 2016 menunjukkan bahwa kinerja operasi mendominasi perolehan
laba bersih dibandingkan pendapatan beban lain-lain.
Laba Bersih dan Marjin Laba Bersih
2015 2015
2016 2016
Laba Bersih Konsolidasi Consolidated Net Proit
Margin Laba Bersih Konsolidasi Consolidated Net Proit Margin
-17.2 -13.6
375.4 310.9
9.9 8.6
Laba bersih Perseroan mengalami penurunan sebesar 17,2 dari Rp375,4 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp310,9
miliar pada tahun 2016. Penurunan laba bersih ini terkait penurunan pendapatan karena jumlah proyek yang lebih
sedikit dan renegosiasi harga jual jasa. Sementara itu beban pokok pendapatan relaif tetap sehingga mengurangi margin
proitabilitas. Disisi lain Perseroan tahun 2016 juga harus menanggung rugi selisih kurs. Penurunan terbesar laba bersih
secara nominal berasal dari Jasa Hulu Migas Terintegrasi sehingga kontribusi pendapatan dari bisnis ini juga mengalami
penurunan. Sementara itu segmen Jasa Distribusi dan Logisik Energi secara nominal dan kontribusi menunjukkan peningkatan
yang signiikan. Masih berlanjutnya penurunan harga minyak menyebabkan memburuknya industri migas saat ini, pasar jasa
migas terutama eksplorasi yang merupakan bagian pelayanan jasa dari Divisi DOS dan GSC pada segmen Jasa Hulu Migas
Terintegrasi mengalami penurunan signiikan.
Jasa Hulu Migas Terintegrasi
Integrated Upstream Oil Gas Services
Jasa Hulu Migas Terintegrasi
Integrated Upstream Oil Gas Services
Jasa Distribusi dan Logisik Energi
Energy Distribuion Logisics Services
Jasa Distribusi dan Logisik Energi
Energy Distribuion Logisics Services
Jasa Penunjang Hulu Migas Upstream Oil Gas
Supporing Services
Jasa Penunjang Hulu Migas Upstream Oil Gas
Supporing Services
54.6 36.5