6.59 HELMY SAID Direktur Sumber Daya Manusia

126 P T Elnusa Tbk Lapor an T ahunan 201 6 margin laba bruto ini terutama berasal dari bisnis Geo Data Management pada anak perusahaan PND terkait peningkatan pendapatan akses data migas yang diikui dengan keberhasilan Perseroan dalam melakukan eisiensi rasionalisasi biaya. Beban Usaha Uraian Descripion dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain in millions of Rupiah, unless stated otherwise 2016 2015 Pertumbuhan Growth 20162015 Beban Penjualan Selling Expenses 4,116 3,719 10.67 Beban Umum dan Administrasi General and Administraive Expenses 191,592 244,897 -21.77 Jumlah Beban Usaha Total Operaing Expenses 195,708 248,616 -21.28 Persentase Beban Usaha Terhadap Pendapatan Percentage of Operaing Expenses to Revenues

5.41 6.59

-17.92 Beban usaha terdiri dari dua komponen utama, yaitu beban umum dan administrasi dan beban penjualan. Penurunan kinerja laba rugi Perseroan merupakan dampak minimal yang dapat dilakukan Perseroan dalam menindak lanjui kondisi industri migas saat ini. Hal ini dibukikan Perseroan melalui beban usaha yang mengalami penurunan signiikan hingga 21,3. Penurunan ini juga diikui dengan penurunan persentase beban usaha terhadap pendapatan dari 6,6 pada tahun 2015 menjadi 5,4. Penurunan beban usaha ini berasal dari penurunan beban umum dan administrasi sebesar 21,8 walaupun disisi lain beban penjualan tumbuh 10,7 namun idak berdampak signiikan. Komposisi utama beban umum dan administrasi merupakan biaya gaji, upah dan kesejahteraan karyawan yang mendominasi 68,5 total beban usaha. Pada tahun 2015 persentase biaya ini terhadap pendapatan sebesar 4,7 namun pada tahun 2016 ini turun menjadi 3,7, sehingga biaya ini secara keseluruhan menurunkan beban usaha konsolidasi. Margin Laba Operasi 2016 2015 Jasa Hulu Migas Terintegrasi Integrated Upstream Oil Gas Services Jasa Distribusi dan Logisik Energi Energy Distribuion and Logisics Services Jasa Penunjang Hulu Migas Oil Gas Supporing Services 14.6 11.6 7.4 9.1 12.3 16.2 -33.8 23.7 31.3 Management business of its subsidiary, PND, in relaion to the growth of revenue of oil gas data access, followed by the Companys successful cost efficiency raionalizaion process. Operaing Expenses Operaing expenses are composed of two major parts, namely general and administraive expenses and general expenses. The decline in Company’s income performance is the minimum impact taken to face the current oil gas condiion. This is realized by the Company through the signiicant decline of 21.3 at operaing expenses post, followed by the declining percentage of operaing expenses from 6.6 in 2015 to 5.4 in 2016. The drop in operaing expenses was atributable to the decrease in general and administraive expenses by 21.8, while the post of selling expenses increased by 10.7, which relaively had no signiicant impact on the Company’s performance. The general and administraive expenses are composed of salary, wage and employee beneit costs, which contributed 68.5 to total operaing expenses. In 2015, the percentage of this cost reached 4.7 while in 2016 the percentage dropped to 3.7, totaling the amount for consolidated operaing expenses. Operaing Proit Margin and Analysis 127 P T Elnusa Tbk Annual R eport 201 6 Earnings Before Interest, Tax, Depreciaion and Amorizaion EBITDA The Company’s EBITDA decreased 1.7 from that of 2015; however, EBITDA margin to revenues increased by 19.5 to 20.0 in 2016. This is related to an increase in depreciaion expenses and was not triggered by the increase in operaing proit. Depreciaion expense grew 14.5 while the percentage of depreciaion expense to EBITDA grew from 36.1 in 2015 to 42.1. The decline in operaing proit was spurred by decreasing gross proit on the Integrated Upstream Oil Gas Service as menioned above despite the decrease in operaing expenses. Other Income Expenses Performance of the Company was also signiicantly impacted by the loss from exchange rate diference which was fairly material. The strengthening Rupiah against US Dollar during the year impacted adversely on the Company’s income, causing loss of Rp18.0 billion compared to 2015 in which the Company booked a gain of Rp54.8 billion due to the weakening of Rupiah against US Dollar. Income from the sales of ixed assets of Rp1.4 billion was the result of sales of several fuel transportaion units and other obsolete operaional equipment. Meanwhile, interest expense from bank loans also decreased in relaion to the declining bank loans for investment. Several investment plans in 2016 were realized due to the Company’s lost a tender and cancellaion cutof of work contract with clients. Laba Sebelum Beban Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amorisasi EBITDA EBITDA Perseroan turun sebesar 1,7 dari tahun 2015, namun disisi lain margin EBITDA terhadap pendapatan naik dari 19,5 menjadi 20,0 pada tahun 2016. Kenaikan ini terjadi terkait kenaikan pada beban depresiasi bukan dipicu oleh kenaikan laba operasi. Beban depresiasi mengalami kenaikan 14,5 dimana persentase beban depresiasi terhadap EBITDA naik dari 36,1 pada tahun 2015 menjadi 42,1 pada tahun 2016. Penurunan laba operasi dipicu oleh penurunan laba bruto pada bisnis Jasa Hulu Migas Terintegrasi seperi yang telah dijelaskan sebelumnya walaupun beban operasional sendiri mengalami penurunan. Uraian Descripion dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain in millions of Rupiah, unless stated otherwise 2016 2015 Pertumbuhan Growth 20162015 Laba Operasi Operaing Proit 418,877 470,194 -10.91 Beban Depresiasi Depreciaion Expense 302,674 265,594 13.96 EBITDA 723,098 735,788 -1.72 Persentase Depresiasi terhadap EBITDA Percentage of Depreciaion to EBITDA 42.07 36.10 16.55 Persentase Laba Operasional terhadap Pendapatan Percentage of Operaing Proit to Revenues 11.57 12.45 -7.11 Persentase EBITDA terhadap Pendapatan Percentage of EBITDA to Revenues 19.97 19.49 2.48 Pendapatan Beban Lain-Lain Kinerja perseroan juga sangat terpengaruh akibat kerugian selisih kurs yang cukup signiikan. Penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS sepanjang tahun 2016 menyebabkan Perseroan mengalami kerugian sebesar Rp18,0 miliar jika dibandingkan dengan tahun 2015 dimana Perseroan justru diuntungkan sebesar Rp54,8 miliar terkait pelemahan mata uang Rupiah terhadap Dolar AS. Laba penjualan aset tetap sebesar Rp1,4 miliar merupakan hasil penjualan beberapa mobil tangki BBM dan peralatan- peralatan operasi lainnya yang sudah usang. Sementara itu beban bunga dari pinjaman bank mengalami penurunan terkait penurunan pinjaman bank untuk investasi. Beberapa rencana investasi tahun 2016 idak terealisasi karena kalah tender dan pembatalan pemotongan kontrak kerja dari pelanggan. Uraian Descripion dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain in millions of Rupiah, unless stated otherwise 2016 2015 Pertumbuhan Growth 20162015 Laba Rugi Penjualan Aset Tetap Gain Loss on Sales of Assets 1,444 285 606.67 Penghasilan Bunga Interest Income 20,235 23,669 -14.51 Beban Bunga Interest Expense 24,266 36,265 33.09 Laba Rugi Selisih Kurs Gain Loss on Foreign Exchange 18,037 54,776 -132.93 Lain-lain – Neto Others – Net 27,220 932 2820.60 Jumlah Pendapatan Beban Lain-lain Total Other Income Expenses 6,596 42,827 -84.60 Persentase Pendapatan Beban Lain-lain terhadap Laba Bersih Percentage of Other Income Expenses to Net Proit 2.12 11.41 -81.41 128 P T Elnusa Tbk Lapor an T ahunan 201 6 Jika dilihat dari persentase jumlah pendapatan beban lain- lain terhadap pendapatan dapat dilihat bahwa persentase pada tahun 2016 lebih rendah sebesar 2,1 dibandingkan tahun 2015 sebesar 11,4 ini mencerminkan bahwa pendapatan beban lain-lain pada tahun 2016 lebih kecil menjadi kontributor penyumbang laba bersih jika dibandingkan dengan tahun 2015. Secara persentase baik tahun 2015 maupun tahun 2016 menunjukkan bahwa kinerja operasi mendominasi perolehan laba bersih dibandingkan pendapatan beban lain-lain. Laba Bersih dan Marjin Laba Bersih 2015 2015 2016 2016 Laba Bersih Konsolidasi Consolidated Net Proit Margin Laba Bersih Konsolidasi Consolidated Net Proit Margin -17.2 -13.6 375.4 310.9 9.9 8.6 Laba bersih Perseroan mengalami penurunan sebesar 17,2 dari Rp375,4 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp310,9 miliar pada tahun 2016. Penurunan laba bersih ini terkait penurunan pendapatan karena jumlah proyek yang lebih sedikit dan renegosiasi harga jual jasa. Sementara itu beban pokok pendapatan relaif tetap sehingga mengurangi margin proitabilitas. Disisi lain Perseroan tahun 2016 juga harus menanggung rugi selisih kurs. Penurunan terbesar laba bersih secara nominal berasal dari Jasa Hulu Migas Terintegrasi sehingga kontribusi pendapatan dari bisnis ini juga mengalami penurunan. Sementara itu segmen Jasa Distribusi dan Logisik Energi secara nominal dan kontribusi menunjukkan peningkatan yang signiikan. Masih berlanjutnya penurunan harga minyak menyebabkan memburuknya industri migas saat ini, pasar jasa migas terutama eksplorasi yang merupakan bagian pelayanan jasa dari Divisi DOS dan GSC pada segmen Jasa Hulu Migas Terintegrasi mengalami penurunan signiikan. Jasa Hulu Migas Terintegrasi Integrated Upstream Oil Gas Services Jasa Hulu Migas Terintegrasi Integrated Upstream Oil Gas Services Jasa Distribusi dan Logisik Energi Energy Distribuion Logisics Services Jasa Distribusi dan Logisik Energi Energy Distribuion Logisics Services Jasa Penunjang Hulu Migas Upstream Oil Gas Supporing Services Jasa Penunjang Hulu Migas Upstream Oil Gas Supporing Services

54.6 36.5