Pengaruh Budaya Organisasi LANDASAN TEORI
dan emosional selama kerja. Aspek fisik meliputi energi fisik yang dikeluarkan karyawan dalam melakukan pekerjaan mereka,aspek kognitif meliputi
belief karyawan terhadap organisasi, dan aspek emosi fokus pada perasaan
karyawan mengenai tiga faktor ini, Kahn, 1990 dalam Kulaar, et al 2008. Menyediakan pemimpin dan manajer merupakan tools yang diperlukan
untuk memastikan bahwa karakteristik organisasi budaya berfungsi untuk menginspirasi karyawan untuk mencapai bagian positif yang tinggi terhadap
pekerjaan mereka dan organisasi, yang kita kenal sebagai engagement. Memahami employee engagement
yang paling tepat ketika dipahami dalam konteks kekuatan dan kelemahan organisasi. Jika kita melihat employee engagement saja, tanpa
mempertimbangkan budaya dimana karyawan bekerja, hal tersebut berpotensi meninggalkan terhadap kekuatan strategis dan kelemahan dalam organisasi yang
berdampak pada kinerja karyawan dan pada akhirnya pada kinerja organisasi Denison, dalam Davidson, 2003. Employeee engagement dapat diukur sejauh
mana karyawan merasa berpatisipan secara aktif dalam pekerjaannya atau sampai sejauh mana karyawan mencari beberapa ekspresi diri dan aktualisasi dalam
pekerjaannya Perrot, 2002. Salah satu dimensi budaya menurut Denison, yaitu Involvement
adalah dimensi budaya organisasi yang menujukkan tingkat partisipasi karyawan anggota organsasi dalam pengambilan keputusan Denison,
Haaland, dan Goelzer, 2002.Asumsi-asumsi dasar dan nilai-nilai yang diajarkan kepada anggota baru sebagai cara untuk melihat, berpikir, merasa, berperilaku,
dan mengharapkan orang lain untuk berperilaku dalam organisasi Smith, 2004. Teori strong culture menyatakan bahwa budaya organisasi yang kuat akan
meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan dalam jangka panjang. Dengan teori ini diyakini bahwa kekuatan budaya organisasi berhubungan dengan kinerja
perusahaan, Boejoeng, 1995. Budaya organisasi adalah seperangkat kebiasaan dan pola cara khas melakukan sesuatu. Organisasi yang engaged memiliki
kekuatan dan nilai otentik, dengan bukti yang jelas dari kepercayaan dan keadilan didasarkan pada saling menghormati, di mana dua janji dan komitmen antara
employer dan employee yang dipahami dan terpenuhi, McLeod, 2009.
Membangun budaya perusahaan yang khas merupakan salah satu strategi menciptakan employee engagement yang perlu untuk diperhatikan oleh para
manajer, perusahaan harus mempromosikan budaya kerja yang kuat di mana tujuan dan nilai-nilai manajer sejajar di semua bagian pekerjaan. Perusahaan yang
membangun budaya saling menghormati dengan menjaga kisah sukses hidup tidak hanya akan menjaga karyawan mereka yang engaged, tetapi juga mereka
karyawan yang baru masuk dapat menularkan budaya semangat kerja, Markos Sridevi, 2010.
Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa budaya organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap employee engagement, oleh karena itu
peneliti tertarik untuk memahami lebih lanjut secara empiris mengenai pengaruh budaya organisasi terhadap employee engagement pada karyawan PT. INALUM
Kuala Tanjung.