TRIK-TRIK MENUTUPI AJARAN SESAT

33. TRIK-TRIK MENUTUPI AJARAN SESAT

Sebagai kesimpulan analisa dari bab sebelumnya, dapat dilihat bahwa demi melakukan pemalsuan mengaku sebagai Sesepuh Kedelapan, Luo Wei Jin tidak segan-segan mencomot nama Sesepuh Ma Yi Tao Jan Shi dan juga menyeret nama Pai Yi Jan yang semestinya tak berkaitan sama sekali, mengatakan bahwa Beliau berdua adalah Sesepuh Ketujuh. Ini tidak benar. Dari Luo Wei Jin yang menjadi Sesepuh Kedelapan hingga Cang Dien Ran sebagai Sesepuh Kedelapan belas dan Suen Su Cen sebagai jelmaan Bodhisattva Yue Hui, ini adalah silsilah yang bertujuan menipu orang. Ini semua merupakan karya para pemuka Yi Kuan Tao, bukan benar-benar bahwa ada Bodhisattva atau Buddha yang turun menitis menjadi Sesepuh. Alasan mereka melakukan pemalsuan ini adalah sebagai berikut:

1. Oleh karena mereka mengaku sebagai Sesepuh yang merupakan titisan Buddha atau Bodhisattva, maka sebagai konsekuensinya, mereka juga harus mengatakan Sesepuh Pertama hingga Sesepuh Keenam sebagai Dewa, Bodhisattva atau Buddha yang turun ke dunia. Dengan demikian derajat mereka meningkat sejajar dengan para Sesepuh seperti Bodhidharma dan Hui Neng, yang ujung-ujungnya bertujuan menambah ketenaran dan pengaruh kekuasaan mereka.

2. Dengan mengaku sebagai Sesepuh Buddhis maka mereka akan mudah menarik dan meyakinkan para pengikut. Dengan cara inilah mereka memperkokoh pengaruh dan kekuasaan di dalam organisasi mereka.

Para pimpinan ajaran sesat mengaku telah memperoleh Dharma, menipu para pengikut yang tidak mengetahui maksud tujuan sebenarnya. Para pengikut tahunya hanya Firman Langit dan mengikut secara membabi buta. Saat melakukan pemberontakan, paling sedikit mereka menggerakkan ratusan hingga ribuan pengikut, terbanyak bahkan bisa mencapai ratusan ribu orang, serta pemberontakan menyebar ke beberapa propinsi. Bila pemberontakan gagal, maka akan digunakan cara yang cerdik untuk menutupi kejahatan mereka. Cara ini membuat orang awam tidak pernah mengetahui wajah mereka yang sesungguhnya. Dari seratus orang mungkin hanya satu atau dua orang saja yang mengetahui keadaan sebenarnya.

Sebab itu, Hui Ming Ta Shi mengatakan, “Sejarah ajaran sesat selalu diliputi kegelapan yang membuat orang yang tahu berjumlah sangat sedikit. Bahkan Tien Juan Shi yang sudah bertahun-tahun pun juga tak mengetahui asal mula yang sebenarnya. Hanya pimpinan mereka yang tahu.” Ucapan ini adalah kenyataan. Misal: Luo Wei Jin yang tertangkap setelah gagal dalam pemberontakan, akhirnya dihukum mati oleh pemerintah dinasti Ming dengan cara ditarik oleh lima ekor kuda [meninggal dengan kondisi tubuh terpisah secara mengenaskan]. Para pengikutnya segera merubah nama menjadi Jing Shui [Air Jernih], Pa Kua [Delapan Diagram], Hong Yang [Pancaran Merah], Pai Yang [Pancaran Putih]. Dalam kitab ‘Shou Yuan Ceng Cong Pao Cien’ dituliskan hal berikut di bawah ini, yang sudah tentu tujuannya sebagai kedok menutupi kesalahan mereka.

Mereka mengatakan: “Adalah waktunya belum tiba, Luo Wei Jin mengembangkan kapal welas asih melakukan penyelamatan, juga menulis kitab ‘Cao Bao Ling Wen, Dong Dien Yao Shi’, ‘Shou Yuan Ceng Cong Pao Cien’ membocorkan Rahasia Langit, menyebarkan Tao Besar, dengan tujuan menyelamatkan banyak umat bajik. Apa daya karma buruk umat manusia begitu dalam, memohon penguasa neraka agar dapat kembali. Penyelamatan masih jauh sedang Sesepuh [Luo Wei Jin] terlalu tergesa-gesa, sehingga membuat marah Dewa Wu Huang yang akhirnya menurunkan Cobaan Angin yang Besar, menjadikan Sesepuh Luo meninggal dengan jasad terpisah. Dengan ini Tao ditarik kembali…” Selain itu, yang oleh Yi Kuan Tao disebut sebagai Sesepuh Kesembilan yaitu Huang Te Hui hingga Sesepuh Ketigabelas yaitu Yang Huan Si dan Si Huan Wu, mereka semuanya menerima hukuman mati. Para pengikut mereka menuliskan: “Karena Sesepuh membocorkan Rahasia Langit maka oleh Langit dihukum dengan menjatuhkan Cobaan Angin. Sesepuh demi menopang bencana dan melenyapkan hutang karma buruk umat manusia maka bersedia menerima hukuman mati, melakukan kebajikan demi Tao.” Atau kedok ucapan: “Sesepuh memiliki Tao yang dalam, karena dicelakai oleh orang jahat maka berkorban nyawa demi Tao.” Sedang mengenai kegagalan Sesepuh gadungan mereka yang dalam pemberontakan perebutan kekuasaan, sepatah katapun tidak disinggung.

Saya dahulunya tidak mengerti sedikitpun tentang hal-hal tersebut di atas, karena itu mudah saja ditipu oleh mereka. Saya berani mengatakan bahwa ada lebih dari 98% pengikut Yi Kuan Tao yang sama seperti halnya saya, mereka ditipu dengan tanpa sadar. Kecuali Saya dahulunya tidak mengerti sedikitpun tentang hal-hal tersebut di atas, karena itu mudah saja ditipu oleh mereka. Saya berani mengatakan bahwa ada lebih dari 98% pengikut Yi Kuan Tao yang sama seperti halnya saya, mereka ditipu dengan tanpa sadar. Kecuali