JAMAN ‘TIGA YANG’ YANG TIDAK BERDASAR DAN ASAL TEMPEL

27. JAMAN ‘TIGA YANG’ YANG TIDAK BERDASAR DAN ASAL TEMPEL

Ada ucapan Tiongkok yang dikenal dengan: ‘San Yang Gai Dai’ [Tiga ‘Yang’ Awal Kemakmuran, istilah Yang di sini berarti unsur Yin – Yang atau secara harafiah berarti matahari]. Dikatakan bahwa bulan Sepuluh [penanggalan Imlek] disebut sebagai Guen Kua yang sepenuhnya merupakan perwujudan unsur Yin [negatif, dingin]. Bulan Sebelas adalah Fu Kua, munculnya awal unsur Yang [positif, panas]. Bulan Dua Belas adalah Lin Kua, munculnya unsur Yang kedua; sedang bulan Satu Tahun Baru disebut Dai Kua yang merupakan munculnya unsur Yang ketiga. Istilah Tiga Yang Awal Kemakmuran menunjukkan bahwa musim dingin telah berlalu dan berlanjut dengan datangnya musim semi, lenyapnya unsur Yin dan berkembangnya unsur Yang, merupakan suatu fenomena yang baik dan menggembirakan. Karena itu dalam perayaan Tahun Baru, istilah ‘Tiga Yang Awal Kemakmuran’ digunakan sebagai pembuka ucapan Selamat Tahun Baru. Sekarang ajaran sesat Yi Kuan Tao dengan seenaknya mencomot dan menempelkan istilah ini sehingga menjadi masa keberadaan Buddha Dharma di dunia. Dikatakan bahwa ‘Jaman Pertama adalah Pancaran Hijau, Jaman Kedua adalah Pancaran Merah, Jaman Ketiga adalah Pancaran Putih’. Padahal, masa keberadaan dan kehancuran Buddha Dharma bukan diklasifikasikan secara demikian.

Hui Ming Ta Shi dalam salah satu karya Beliau, berdasarkan yang tercantum dalam Sutra, secara jelas memberi tahu kita: “Semasa beradaNya Buddha Sakyamuni di dunia, selama 1.000 tahun kemudian disebut masa Ceng Fa [Dharma Sejati], dari 1.000 tahun hingga 2.000 tahun disebut masa Siang Fa [Dharma Mirip], sedang masa di atas 2.000 tahun disebut Mo Fa [Dharma Akhir] yang berlangsung selama 10.000 tahun. Saat ini adalah masa Mo Fa (karena saat ini merupakan tahun Buddhis 2521). 10.000 tahun lagi maka Buddha Dharma akan lenyap.”

Dari uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa Yi Kuan Tao mencampuradukkan dengan Ajaran Tao sehingga ‘Dharma Sejati, Dharma Mirip, Dharma Akhir’ berubah menjadi ‘Pancaran Hijau, Pancaran Merah, Pancaran Putih’. Menyebut masa Dharma Akhir sebagai ‘Bencana Terakhir Jaman Ketiga’. Sedang mengenai urutan Buddha Dipankara, Buddha

Sakyamuni hingga Buddha akan datang Maitreya seperti yang tercantum dalam Sutra ‘Fo Shuo Mi Le Bu Sha Sang Sia Sheng Cing’, diubah menjadi: “Pertemuan Long Hua Pertama ada di Jaman Pancaran Hijau dengan Buddha Dipankara sebagai pemegang ajaran dan menyelamatkan 200.000.000 jiwa kembali ke Surga Barat. Pertemuan Long Hua Kedua ada di Jaman Pancaran Merah dengan Buddha Gautama sebagai pemegang ajaran dan menyelamatkan 200.000.000 jiwa kembali ke Surga Barat. Pertemuan Long Hua Ketiga ada di Jaman Pancaran Putih dengan Buddha Kuno Maitreya memegang kendali Langit menyelamatkan 9.200.000.000 jiwa ke kampung halaman.”

Ini semua adalah hasil curian dan pemalsuan ucapan Buddha yang tertulis dalam Sutra Buddhis. Karena adanya polesan di luarnya sehingga bisa memperdaya banyak umat yang tak pernah mempelajari Buddhisme, termasuk saya dahulunya. Kami dituntun menuju gunung golok, tetapi justru berterima kasih pada mereka karena mengira dituntun menuju goa harta. Benar-benar patut dikasihani.

Di sini saya harapkan semoga para Tao-Jin seperti Tien Juan Shi dan semacamnya, dapat cepat tersadar dari ketersesatan. Bila tidak, di samping kalian tidak akan dapat lagi membantu orang lain ‘mendaftarkan nama di Surga, mencabut nama di Neraka’, justru kalian yang membuat diri sendiri menjadi ‘mendaftarkan nama di Neraka, mencabut nama di Surga’!