KESALAHPAHAMAN DAN KECURIGAAN SAYA
10. KESALAHPAHAMAN DAN KECURIGAAN SAYA
Sejak bergabung dengan Yi Kuan Tao hingga kembalinya saya ke jalan yang benar berlindung pada Agama Buddha, keseluruhannya berlangsung genap empat tahun. Selama itu saya secara konsisten membaca buku-buku ajaran mereka yang berjumlah sekitar 30 macam. Pada awalnya saya sangat mempercayai ajaran sesat mereka. Kecurigaan saya terhadap ajaran mereka bermula dari berita di media surat kabar yang memberitakan ‘Polisi Membongkar dan Menangkap Yi Kuan Tao (atau disebut juga Ya Tan Ciao - Ajaran Telur Bebek)’. Dalam pemberitaan itu juga disinggung mengenai Ajaran Buddha yang diselewengkan yang ternyata sama seperti ‘Agama Buddha’ yang saya yakini [Yi Kuan Tao menyebut ajaran sesat mereka sebagai Agama Buddha]. Dari sinilah mulai muncul keraguan saya. Hanya saja waktu itu saya tidak tahu bahwa Yi Kuan Tao merupakan kelanjutan dari bandit-bandit ajaran sesat Pai Lien Ciao, sehingga saya sempat salah paham dengan tindakan yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Saya anggap polisi sudah bertindak tidak adil. Kenapa Agama Kristen dan Katolik boleh melakukan kegiatan bersama sedang ‘Agama Buddha’ tidak boleh? Selain itu, kenapa masih menghujat kami sebagai ‘ajaran sesat Yi Kuan Tao’, serta menyebut sebagai kelanjutan dari ‘Pai Lien Ciao’?
Saat itu, saya selalu marah bila mengetahui pihak kepolisian menangkap Yi Kuan Tao dengan tanpa menyadari bahwa ‘Agama Buddha’ yang saya yakini bukanlah Agama Buddha, melainkan asli merupakan ‘ajaran sesat Yi Kuan Tao’. Beruntungnya, karena seringnya pemberitaan di surat kabar mengenai hal ini membuat saya mulai meningkatkan kewaspadaan. Saya mulai melakukan pengamatan terhadap ajaran Yi Kuan Tao. Dan ternyata usaha saya tidak sia-sia, satu demi satu saya memperoleh bukti-bukti yang mencurigakan.
1. Suatu hari di tahun 1971, saya dengan beberapa Tao-Jin pergi ke suatu Fo Dang di daerah pinggiran kota Tai-chung untuk mendengarkan ceramah Tao dari seorang senior. Saya sangat terperanjat melihat di dinding tergantung ‘Surat Ijin XX Fo Dang Terdaftar Sebagai Anggota Perkumpulan Agama Tao Tiongkok’. Saat itu timbul kecurigaan di hati saya. Mereka bukannya mengatakan ‘Agama Buddha’? Tetapi kenapa sekarang tergantung surat keanggotaan XX Fo Dang sebagai agama Tao? Apakah ini tidak kontradiksi?
2. Saya mulai menyadari bahwa Fo Dang Yi Kuan Tao, kalau tidak berada di ruangan di lantai dua ke atas, pasti akan berada di lantai dasar [lantai satu] yang diperlengkapi pintu belakang dengan lingkungan sekitar yang agak gelap. Ada juga beberapa yang berada di ruang tengah lantai dasar, tetapi mereka selalu menutup pintu saat akan melakukan kebaktian. Penjelasan mereka adalah: “Kebaktian kita adalah Rahasia Langit, tidak diperkenankan sembarangan diperlihatkan pada orang luar, bahkan lalat, nyamuk dan serangga yang lain juga tidak diperkenankan melihat. Untuk mencegah bocornya Rahasia Langit, maka kita harus menutup pintu saat kebaktian.” Waktu itu saya mempercayai ucapan mereka, tetapi di kemudian hari saya baru tahu maksud sebenarnya. Mereka takut terlihat oleh orang yang mengerti Agama Buddha sehingga menutupi kegiatan mereka dengan memakai kedok Rahasia Langit.
3. Waktu kecil saya pernah mendengar penjelasan dari para guru yang mengatakan: Sutra Buddhis sangat banyak ragamnya, isi ajarannya luas, artinya sangat dalam. Tetapi apa yang saya pelajari sebagai Kitab Suci saat itu, putar-putar hanya mengatakan ‘bencana terakhir jaman ketiga’ telah tiba, mulainya jaman Pancaran Putih, Ibu Suci Lao Mu ingin menolong manusia kembali ke asalnya untuk menghadiri ‘Pertemuan Long Hua Ketiga’ [Pembabaran Dharma setelah Buddha Maitreya mencapai penerangan sempurna di bawah pohon Long Hua]. Isi ajarannya sangat kasar dan sederhana. Ajaran yang sangat dangkal seperti ini, tak mampu memenuhi hasrat keingintahuan saya.