METODE PENYEBARAN AJARAN YI KUAN TAO

30. METODE PENYEBARAN AJARAN YI KUAN TAO

Banyak di antara pengikut Yi Kuan Tao yang hanyalah petani desa dengan status pendidikan formal yang tidak tinggi (paling tinggi adalah lulusan SLTP, bahkan ada yang tidak mengenyam pendidikan formal sama sekali). Tetapi saat berbicara tentang Tao, mereka bisa bicara dengan lancar tiada hentinya, dapat dikatakan sangat fasih sekali. Bila tidak mendengarkan sendiri, orang tidak akan percaya dengan kemampuan berceramah mereka. Hal ini terbentuk karena keyakinan yang kuat terhadap ajaran sesat, serta setiap harinya mata dan telinga mereka dirasuki ajaran, pula ada beberapa dari mereka yang pernah mendapatkan pelatihan khusus. Sehingga seiring dengan berjalannya waktu, mereka menjadi orator dan pencerita yang kompeten.

Berikut ini adalah kutipan yang penulis ambil dari karya Li Shi Yi Cin yang berjudul ‘Metode Penyebaran Ajaran Yi Kuan Tao’ dengan maksud sebagai referensi bagi khalayak ramai. Li Shi Yi Cin dalam karyanya ini menulis secara ‘to the point’, yang ditulisnya tidak berbeda banyak, bahkan hampir tidak berbeda dengan yang penulis pernah lihat dan dengar. Gaya tulisannya juga lebih baik dibanding penulis, karena itu penulis mengutip langsung tulisannya untuk menghindari kekurangmampuan bila menulis kembali dalam bahasa penulis sendiri.

Setelah masuk menjadi anggota, para pengikut Yi Kuan Tao benar-benar memperoleh ketenangan dan dengan sekuat tenaga mengejar kebahagiaan yang telah dijanjikan sebelumnya oleh Ibu Suci Yang Tak Terlahirkan. Tidak segan-segan mengorbankan harta pribadi, rela pergi ke tempat yang jauh sebagai perintis. Bila tak dapat merintis Tao di tempat lain, setidaknya mereka akan membabarkan Tao di antara sanak keluarga dan teman mereka. Mereka sering mengatakan: “Kita menemukan harta karun sejati yang tersimpan di dalam bumi, mana mungkin tidak mengajak sanak keluarga dan teman untuk bersama-sama mendapatkannya? Bila kalian tidak memasuki Tao, maka kelak ketika saya masuk ke Surga Li mendampingi Ibu Suci menikmati kebahagiaan yang tak terbatas, saat itu mana mungkin saya tega melihat kalian dalam penderitaan? Dalam kehidupan ini kita sebagai sanak keluarga dan teman, sesampainya di Surga Li kita juga masih menjadi sanak keluarga dan teman. Bila Setelah masuk menjadi anggota, para pengikut Yi Kuan Tao benar-benar memperoleh ketenangan dan dengan sekuat tenaga mengejar kebahagiaan yang telah dijanjikan sebelumnya oleh Ibu Suci Yang Tak Terlahirkan. Tidak segan-segan mengorbankan harta pribadi, rela pergi ke tempat yang jauh sebagai perintis. Bila tak dapat merintis Tao di tempat lain, setidaknya mereka akan membabarkan Tao di antara sanak keluarga dan teman mereka. Mereka sering mengatakan: “Kita menemukan harta karun sejati yang tersimpan di dalam bumi, mana mungkin tidak mengajak sanak keluarga dan teman untuk bersama-sama mendapatkannya? Bila kalian tidak memasuki Tao, maka kelak ketika saya masuk ke Surga Li mendampingi Ibu Suci menikmati kebahagiaan yang tak terbatas, saat itu mana mungkin saya tega melihat kalian dalam penderitaan? Dalam kehidupan ini kita sebagai sanak keluarga dan teman, sesampainya di Surga Li kita juga masih menjadi sanak keluarga dan teman. Bila

Seorang penyebar ajaran yang baik sering menggunakan metode ‘penekanan’ yang tersebut di atas sebagai senjata terakhir. Selain itu, mereka menggunakan dua jenjang metode intimidasi dan iming-iming. Metode intimidasi tidak lain dan tidak bukan adalah ucapan ‘Bencana Terakhir Jaman Ketiga’ telah tiba, menjelaskan betapa dahsyatnya akhir jaman menyapu dunia. Bahkan Buddha Intan dan Dewa di bumi juga tak dapat meloloskan diri dari bencana ini. Intimidasi ini juga dilakukan dengan mengatakan penderitaan lingkaran sebab akibat dan tumimbal lahir. Agar supaya perkataan mereka tidak terlihat sebagai sesuatu yang tidak nyata, mereka sering menggunakan peristiwa yang terjadi baik di dalam ataupun di luar negeri, bahkan kejadian rumah tetangga terbakar malam sebelumnya, sebagai pembuktian kebenaran ucapan mereka. Metode iming-iming dilakukan dengan ucapan Ibu Suci Tak Terlahirkan mengutus Ci Kong Huo Fo [Buddha Hidup Ci Kong] yang menjelma menjadi Sesepuh Kong Jang, turun ke dunia untuk menyelamatkan putra-putri kaisar, serta melakukan tugas-tugas akhir ‘Penyelamatan Universal Tiga Tingkat’: di atas menyelamatkan para Dewa, di tengah menyelamatkan penduduk dunia, di bawah menyelamatkan para makhluk setan. Cukup hanya menerima satu titikan [di antara kedua mata] dari Kong Jang (catatan penulis: Sesepuh ajaran sesat Kong Jang meninggal dengan tragis, sebab itu ucapan menerima satu titikan Kong Jang akhirnya diubah menjadi menerima satu titikan Tien Juan Shi), maka para Dewa akan terbebas dari tumimbal lahir, selamanya tetap menjadi Dewa; para setan akan terbebas dari neraka dan langsung naik ke Surga Kebahagiaan Li; manusia akan langsung melampaui kesucian menjadi Buddha. Ke atas menyelamatkan sembilan tingkatan leluhur, ke bawah memberkati tujuh tingkatan keturunan. Saat meninggal, bola mata tidak terpencar, tubuh tidak mengeras, meskipun dalam musim panas yang terik juga tidak akan tumbuh ulat. Bermacam-macam keajaiban, benar-benar tak terbatas dan tak terhingga, bila ingin hidup dalam dunia ini maka menjadi pengikut Yi Kuan Tao adalah satu-satunya pintu. Kita selain dapat menjadi saudara dan teman, bahkan memperoleh petunjuk dari mereka yang telah menerima Tao, ini menunjukkan dasar landasan kebajikan kita tidaklah dangkal. Dapat dipastikan tergolong dalam ‘anak asal sembilan enam’.

Bila segala upaya tidak dapat menggoyahkan iman orang yang dibujuk, maka akan digunakan cara penekanan. Cara penekanan tidak dilakukan hanya sekali saja, mereka utarakan berulang kali. Seakan-akan membujuk orang lain memasuki Tao adalah misi terbesar dalam hidup mereka. Oleh sebab itu, saat membujuk Tao-Jin baru, mereka tidak segan-segan menghabiskan waktu, ucapan dan harta.

Yang disebutkan oleh Li Cin ini sepenuhnya menggambarkan dengan tepat kondisi penyebaran Tao yang dilakukan oleh pengikut Yi Kuan Tao, juga membuktikan bahwa kondisi ini sesuai dengan apa yang diharapkan oleh leluhur ajaran sesat terhadap para pengikutnya :

1. Harus memiliki kaki seperti kelinci. [lincah]

2. Harus memiliki muka seperti kura-kura. [tebal muka]