A Proil Sekolah

A Proil Sekolah

1. Lokasi Sekolah

Jeddah bukan sekadar nama kota pelabuhan di Jazirah Arab yang terkenal sejak lama karena kesibukannya di bidang perdagangan. Jeddah juga kota paling ramai dikunjungi oleh umat Islam dari seluruh pelosok dunia, menjadi pintu gerbang menuju kota lain di dalam pelaksanaan ibadah haji ataupun umrah, khususnya kota-kota suci Mekkah dan Madinah. Jeddah berasal dari bahasa Arab “Jaddah” atau “Juddah” yang berarti “nenek”. Konon, nama ini dihubungkan dengan suatu klaim bahwa nenek moyang manusia, Hawa, dikuburkan di daerah ini. Sumber lain mengatakan bahwa Jeddah berasal dari kata “Jiddah” dalam bahasa Arab yang berarti “lepas pantai”.

Secara geograis, kota ini terletak di sebelah pantai timur Laut Merah pada 309 garis Bujur Timur dan antara 21-289 garis Lintang Utara, persisnya di daratan rendah pinggir Laut Merah, sekitar 75 kilometer dari Kota Suci Mekkah. Jeddah memiliki arti penting dan strategis bagi kemajuan dan perkembangan Kerajaan Arab Saudi sejak zaman dahulu. Pelabuhan Jeddah bernama Pelabuhan Islam (Jeddah Islamic Port), merupakan pintu utama segala kegiatan bisnis, baik dalam bentuk komoditas ekspor maupun impor.

Khusus untuk pengangkutan jamaah haji, pemerintah Arab Saudi telah membangun pelabuhan laut dan udara. Pelabuhan udara bernama Bandar Udara King Abdul Aziz yang terletak beberapa kilometer dari

Sekolah Indonesia Jeddah

Kota Jeddah. Bandara King Abdul Aziz merupakan pelabuhan udara yang sangat megah, indah dan menakjubkan. Penggunaan bandara tersebut dimulai sejak diresmikan pada 1981.

Pada tahun itu pula Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa tentang sahnya Bandara King Abdul Aziz sebagai Miqat Makani bagi jamaah haji Indonesia. Dengan demikian, sejak saat itu, tempat memulai ihram bagi jamaah haji Indonesia beralih dari Kota Jeddah ke Bandara King Abdul Aziz.

Ada beberapa tempat yang sering dikunjungi jamaah haji Indonesia:

a. Masjid Terapung. Masjid ini berada di pinggir Laut Merah. Orang

Indonesia menyebutnya “masjid ampung” karena masjid akan kelihatan terapung jika air laut pasang.

b. Masjid Qishah. Di bagian depan masjid terdapat halaman dan tempat parkir yang dinaungi tenda permanen dari beton. Tempat ini dipakai untuk pelaksanaan hukuman qishash atau pancung bagi yang membunuh dan narkoba serta potong tangan bagi pencuri.

c. Makam Siti Hawa. Merupakan tempat makam Siti Hawa, nenek moyang manusia.

d. Balad/Corniche. Pertokoan serba ada dengan harga yang relatif murah.

e. Bicycle Square (Midan Addarajah) atau bundaran sepeda, merupakan tempat berdirinya monumen berbentuk sepeda besar. Monumen ini merupakan salah satu dari beberapa monumen yang berada di tengah kota Jeddah. Inilahyang membuat Kota Jeddah dijuluki sebagai kota Monumen.

f. Mekkah Gate atau Pintu Masuk Mekah. Ini gerbang masuk ke Kota Mekah dengan simbol Al Quran di atas gapura besar.

g. Laut Merah atau Pantai Laut merah. Laut ini membentang luas, menjadi perbatasan antara Saudi Arabia dan Mesir serta Sudan. Laut ini juga memisahkan Benua Asia dan Benua Afrika.

2. Sejarah Sekolah

Sekolah Indonesia Jeddah berdiri pada 1 Januari 1964. Saat itu hanya melayani pendidikan untuk anak-anak (Taman Kanak-kanak).

128 Sekolah Indonesia Jeddah

Pengelolanya Ibu-ibu Dharma Wanita unit KBRI (sebelum menjadi KJRI) Jeddah dengan nama Taman Kanak-kanak “Trikora”. Nama ini digunakan sebagai nama sekolah karena saat rapat pertama pendirian sekolah pada 19 Desember 1963, Tri Komando Rakyat (Trikora) dicetuskan oleh Presiden Soekarno untuk merebut kembali Irian Barat yang masih dalam cengkeraman kolonialis Belanda.

Pendirian sekolah tersebut disetujui oleh Duta Besar K.H. Mohammad Ilyas. Tokoh-tokoh yang memprakarsai berdirinya sekolah antara lain: Lillahi Grahana Sidharta (Kepala Bagian Penerangan); Zainal Ariin Al-Abbasyi (Atase Agama); dan Emzita (Staf Penerangan). Ketiganya waktu itu lebih dikenal dengan sebutan “tiga sekawan sekolah”.

Tujuan yang melatarbelakangi pendirian SI Jeddah adalah: Mencerdaskan kehidupan bangsa dengan membekali ilmu pada generasi muda sedini mungkin; Menyatukan warga negara Indonesia di Jeddah- Saudi Arabia melalui forum pendidikan.

Dua bulan setelah TK Trikora berdiri, tepatnya pada 1 Maret 1964, dibuka secara resmi Sekolah Dasar Trikora. Sebagai sekolah yang sangat baru pada waktu itu, banyak kesulitan yang harus segera diselesaikan berkaitan dengan kelengkapan sarana prasarana, tenaga pendidik, keuangan serta penyempurnaan organisasi sekolah. Untuk menangani masalah tersebut, pada 1 September 1967, Kepala Perwakilan Republik Indonesia di Jeddah membentuk sebuah komisi yang diberi nama Komisi Sekolah Indonesia Jeddah. Dalam perjalanan awal, komisi tersebut memiliki tugas utama membina sekolah Indonesia di Jeddah, mengusahakan pengakuan dari Republik Indonesia c.q. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI serta mempersiapkan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Sebagai upaya lebih menyempurnakan visi dan misi sekolah, maka Komisi Sekolah mengganti nama Sekolah Trikora menjadi Sekolah Indonesia Pancasila (SIP) Jeddah. Pada 6 Januari 1968, Komisi Sekolah berhasil membuka SMP dan pada tahun yang sama Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0112/1968 tentang Pengakuan Resmi Diakuinya SD Dan SMP Sekolah Indonesia Pancasila di Jeddah

Sekolah Indonesia Jeddah

Saudi Arabia sebagai Sekolah yang Sederajat dengan Sekolah-Sekolah di Tanah Air.

Perkembangan berikutnya, pada 10 Pebruari 1971, berhasil dibuka Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan demikian lengkaplah sudah jenjang pendidikan yang berada di Sekolah Indonesia Pancasila, dari prasekolah atau Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, hingga SMA. Pada 1980, dengan surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0106/O/1980 yang berlaku surut, maka Sekolah Indonesia Pancasila untuk pertama kalinya meluluskan siswanya serta pada saat itu pula tingkat SMA yang dimiliki terakui secara resmi dengan kedudukan sama dengan sekolah lain di tanah air.

Perubahan tata pemerintahan di Kerajaan Saudi Arabia di mana pusat pemerintahan bermula di kota Jeddah. Berpindahnya Kota Riyadh telah menyebabkan perwakilan-perwakilan negara asing juga harus ikut pindah termasuk KBRI, sehingga di Jeddah menjadi KJRI (Konsulat Jendral Republik Indonesia). Perubahan tersebut akhirnya berimbas pula pada perubahan nama Sekolah Indonesia Pancasila menjadi SI Jeddah. Penempatan lokasi Sekolah Indonesia berada di Jeddah, terutama di sekitar daerah Sharaiyah dan Bagdadiyah, karena pada awalnya sekolah ini menyatu dengan kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jeddah yang tepatnya berada di wilayah Bagdadiyah. Dari perjalanan waktu, sekolah ini telah mengalami lima kali pemindahan lokasi yang kesemuanya berada di Jeddah dan tidak jauh dari lokasi-lokasi.

Adapun alasan berpindah-pindahnya lokasi sekolah, adalah: (1) jumlah siswa yang semakin banyak, sementara gedung sekolah tidak cukup menampung jumlah siswa, (2) mengikuti kepindahan gedung perwakilan, dan (3) karena gedung sekolah masih berstatus menyewa (sampai sekarang).

Secara sosiologis, norma, dan tata nilai masyarakat Saudi Arabia telah memberikan banyak kontribusi terhadap pola perilaku dan tindakan masyarakat Indonesia di Jeddah. Nilai-nilai religius sangat terasa mewarnai sikap dan tindakan masyarakat Indonesia Jeddah, terutama para siswa dan warga sekolah Indonesia Jeddah. Sikap dan kebiasaan tersebut antara lain; kejujuran dan bentuk-bentuk pengakuan

130 Sekolah Indonesia Jeddah 130 Sekolah Indonesia Jeddah

Kebiasaan menghormati guru dari para siswa juga cukup tinggi. Hal ini tampak dari kebiasaan para siswa untuk memberi salam ketika bertemu guru di mana pun berada, cium tangan kepada guru, terutama dilakukan oleh para siswa SD. Kondisi ini menunjukkan adanya rasa cinta dan sayang serta interaksi yang harmonis antara guru dan siswa. Rasa saling menghormati, cinta dan kasih sayang adalah awal untuk terjadinya proses pendidikan, transfer ilmu pengetahuan, dan pembentukkan kepribadian siswa seperti yang diinginkan dalam tujuan pendidikan nasional.

Sejak berdiri pada 1964, jabatan kepala sekolah dipegang oleh guru setempat (perintis sekolah) kurang lebih selama 1 tahun. Kedutaan Besar Republik Indonesia berperan mengawasi, memantau, dan membimbing seluruh aktivitas di sekolah.

Pada 1973, SI Jeddah memiliki kepala sekolah deinitif perbantuan dari Departemen Pendidikan Nasional. Status dan kedudukannya sebagai Home Staf Non Diplomatik yang di atur dalam surat keputusan bersama (SKB) antara Menteri Luar Negeri dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Hingga kini aturan tersebut masih berlaku.

Kepala SI Jeddah, sejak berdiri hingga 2006, telah mengalami pergantian sebanyak sepuluh kali. Masa tugas kepala sekolah per periode ditentukan selama tiga tahun berdasarkan SKB Nomor 191/81/01 dan 151/U/1981. Masa tugas itu dapat diperpanjang dua tahun dengan persetujuan kedua belah pihak. Apabila masa tugas melebihi lima tahun, maka status pegawai negeri kepala sekolah yang bersangkutan hilang. Peraturan ini juga berlaku bagi guru-guru yang diperbantukan oleh Departemen Pendidikan Nasional ke sekolah Indonesia di luar negeri. Tabel 1 menunjukkan datar kepala SI Jeddah mulai 1964.

Sekolah Indonesia Jeddah

Tabel 1. Datar kepala SI Jeddah mulai 1964

No Nama Periode

1 M. Zahri Husen 1964 s/d 1969 (Pjs) 2 Setiono

1969 s/d 1973 3 Drs. Abdullah Ibrahim

1973 s/d 1979 4 Drs. Sukiman Razak

1979 s/d 1983 5 Wasis Yudo Prawiro, B.A.

1984 s/d 1987 6 Drs. M. Woeridin

1988 s/d 1991 7 Drs. Muhammad Rohadi

1991 s/d 1994 8 Drs. Ibnu Sabiin Hatta

1993 s/d 1996 9 Drs. Mohd. Rasyid Asmy

1997 s/d 2001 10 Drs. Sasmito Martoyo

2001 s/d 2005 11 Drs. Arip Santosa, M.Pd

2006 s/d 2009 12 Wiratmoko, M.Pd

2009 s/d 2012 13 Masduki, S.Pd., M.Pd

2012-sekarang

3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

Sekolah Indonesia Jeddah memiliki Visi untuk Terwujudnya insan yang beriman, bertakwa, berprestasi, dan berwawasan global.

Sekolah mengemban Misi untuk: • Menyelenggarakan pembelajaran yang berorientasi contextual

teaching learning. • Menanamkan dan membiasakan tuntunan agama, pranata sosial,

dan hak asasi manusia dalam kegiatan/kehidupan sehari-hari. • Menanamkan rasa cinta pada Iptek. • Mendorong dan memfasilitasi keingintahuan siswa terhadap Iptek. • Menyiapkan fasilitator (Guru) dan wahana untuk mengembangkan

kreativitas siswa dalam berkarya ilmiah. • Membiasakan berbahasa Inggris atau Arab di sekolah. • Mengikutsertakan siswa dalam kegiatan lomba antarbangsa. • Menyiapkan sarana dan tenaga yang memadai.

132 Sekolah Indonesia Jeddah

Tujuan yang ingin dicapai agar peserta didik memiliki karakteristik: • Suka beribadah • Berakhlak mulia • Mempunyai tatakrama dan sopan santun • Peduli terhadap sesama dan lingkungannya • Lulus Ujian Nasional • Menjadi juara dalam lomba ilmu pengetahuan dan teknologi • Bisa menghasilkan karya ilmiah • Lancar berkomunikasi dengan bangsa-bangsa di dunia • Menghargai dan menjunjung tinggi hak asasi manusia • Mampu bersaing dengan bangsa-bangsa di dunia dalam berbagai

kegiatan yang bertaraf internasional

4. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik dan tenaga kependidikan berjumlah 28 orang yang terdiri dari 6 guru PNS perbantuan, 10 orang guru tetap, 2 guru titipan Kemdikbud, dan 9 guru honorer, sebanyak 18 orang sudah memiliki qualiikasi ijazah S1. Terdapat 7 orang sebagai tenaga adminstratif, sopir, dan petugas kebersihan.

Gambar 1. Guru dan Staf Administrasi

5. Peserta Didik

Keadaan Siswa Tahun Pelajaran 2013/2014 sebanyak 1049 orang dengan rincian siswa TK 32 orang, siswa kelas 1 SD 133 orang, siswa

Sekolah Indonesia Jeddah

1 SMA 47 orang, kelas 2 SMA 37 orang, dan kelas 3 SMA 39 orang.

Gambar 2. Kepala Sekolah dengan Peserta Didik Putri

Gambar 3. Upacara bendera dalam rangka Peringatan Hardiknas 2013

134 Sekolah Indonesia Jeddah

6. Sarana Prasarana Sekolah

SI Jeddah menempati lahan seluas 2100 meter persegi dengan bangunan sekolah yang berstatus sewa. Namun demikian bahwa kondisi bangunan dalam kondisi yang kurang baik dan desain ruangannya yang tidak sesuai dengan yang diperlukan untuk bangunan sekolah.

SI Jeddah memiliki ruangan belajar sebanyak 19 ruangan, dan 1 ruangan perpustakaan, 1 ruangan lab komputer, 1 ruangan bermain TK serta falisitas ruangan perkantoran.

Gambar 4. Ruangan Kelas

Gambar 5. Laboratorium Bahasa

Sekolah Indonesia Jeddah

Gambar 6. Laboratorium Komputer

Gambar 7. Laboratorium IPA

136 Sekolah Indonesia Jeddah