A Proil Sekolah
A Proil Sekolah
1. Lokasi Sekolah
Sekolah Indonesia Yangon didirikan pada tahun 1967 di salah satu lahan milik KBRI Yangon, di atas tanah seluas 12.503,62 m2 di daerah Lower Kyimyindine Road, Ahlone Township, Yangon, Myanmar. Republik Uni Myanmar adalah salah satu negara ASEAN yang memiliki jumlah penduduk sekitar 60 juta jiwa dan terdiri dari beragam etnis, yaitu Burma/ Myanmar (mayoritas), Kachin, Kayar, Kayin, Chin, Mon, Shan dan Rakhine. 85 % penduduk Myanmar menganut agama Budha dan sisanya menganut agama Islam, Kristen dan Hindu.
Luas wilayah Myanmar kurang lebih 676.552 kilometer persegi, atau hampir mencapai 1 setengah kali dari Pulau Sumatera (Indonesia). Di sebelah barat dan barat laut berbatasan dengan Bangladesh dan India. Di sebelah utara dan timur laut berbatsan dengan China dan Laos dan di sebelah timur berbatasan langsung dengan hailand.
Ibu kota Myanmar yang baru adalah Nay Pyi Taw, yang dijadikan pusat pemerintahan di Republik Uni Myanmar, sedangkan Yangon yang merupakan Ibu Kota lama tetap menjadi pusat perekonomian Myanmar yang semakin berkembang pesat.
Struktur pendidikan yang diterapkan di Myanmar adalah pendidikan dasar lima tahun (setingkat SD), pendidikan menengah empat tahun (setingkat SMP), dan dua tahun di tingkat yang lebih tinggi
Sekolah Indonesia Yangon
(Setingkat SMA). Siswa memulai belajar pada tingkat SD, yakni kelas
1 hingga kelas 5 (jenjang pendidikan dasar), kemudian kelas 6 hingga kelas 9 (jenjang pendidikan menengah junior), serta kelas 10 dan kelas
11 (jenjang pendidikan menengah atas). Setelah lulus dari kelas 11, siswa dapat melanjutkan belajarnya di perguruan tinggi.
Seperti di Indonesia, di Myanmar terdapat 2 jenis sekolah, yaitu sekelah negeri (government school) dan sekolah swasta (private school). Semua sekolah negeri menggunakan kurikulum pemerintah, sedangkan sekolah swasta ada yang menggunakan kurikulum pemerintah dan menggunakan bahasa pengantar serta skrip bahasa Myanmar, ada pula sekolah internasional yang menggunakan kurikulum internasional. Sesuai data yang berhasil kami peroleh di Yangon sendiri terdapat 15 sekolah internasional dan salah satunya ialah Indonesian International School Yangon (IISY). Dari sejumlah sekolah internasional tersebut dapat disimpulkan bahwa daya persaingan diantara sekolah internasional sangatlah ketat.
Seiring dengan perkembangan demokrasi di Myanmar, kualitas pendidikan pun mulai bergerak maju. Hal ini dapat dilihat dari inisiatif pemerintah untuk mulai memperhatikan sektor swasta di dalam dunia pendidikan.Hal ini dapat dilihat dari dimulainya kegiatan kementerian pendidikan Myanmar dalam memfasilitasi pengembangan sekolah dan perguruan tinggi swasta. Dengan perkembangan ini dalam waktu dekat akan segera dibentuk asosiasi sekolah swasta dan perguruan tinggi swasta yang bermuara pada dikembangkannya regulasi tentang sekolah swasta. IISY juga berperan aktif sebagai anggota asosiasi dimaksud.
Sebagai bahan perbandingan, berikut data beberapa Sekolah Internasional di Yangon yang berhasil dikumpulkan seperti tampak pada Tabel 1.
508 Sekolah Indonesia Yangon
Tabel 1. Perbandingan beberapa Sekolah Internasional di Yangoon
Gaji Guru
Gaji Guru Native No
SPP
Nama Sekolah
Setempat Speaker bulan) (US$/bulan) (US$/bulan)
(US$/
1 SI Yangon/ (IISY) Indonesian
200-700 1120 International School Yangon
2 Myanmar International School 150 300-1000 1500-2000 Yangon (MISY)
3 International School Yangon
300-1000 2000-3500 (ISY)
300-1000 2000-3000 (HIS)
4 Horizon International School
5 Pride International School
300-800 1500-2000 Myanmar (PISM)
6 Crane Int. School
250-700 1700-2500 7 Summit InternationalLearning 250
250-700 1700-2500 Centre
8 Diplomatic School
300-700 1700-2500 9 Nelson English Language
250-700 1700-2500 Centre
Gambar 1. Gedung Sekolah SI Yangon
Sekolah Indonesia Yangon
2. Sejarah Sekolah
Sekolah Indonesia Yangon didirikan pada masa jabatan Duta Besar Brigjen Imam Soekarto dan peletakan batu pertama dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Adam Malik pada tanggal 24 Mei 1967 dan disebut “Sekolah Indonesia Duta Teruna”, yang semula direncanakan untuk melayani pendidikan anak-anak staf Kedutaan Indonesia dan warga negara Indonesia yang berada di Myanmar. Sekolah ini diresmikan penggunaannya oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mashuri Saleh pada tanggal 17 Agustus 1968.
Sejak tahun pelajaran 2004-2005, melalui ide Kepala Sekolah waktu itu, yaitu Drs.Wahono, Sekolah Indonesia Yangon mulai dirintis menjadi Sekolah Internasional dengan nama Indonesian International Shool Yangon (IISY), mengingat jumlah siswa Indonesia pada waktu itu terus mengalami penurunan, dilain pihak juga memberi kesempatan kepada siswa warga Myanmar dan siswa warga negara asing di Myanmar untuk belajar di IISY, dan sekaligus menjadi sarana promosi sosial dan budaya Indonesia.
Sekolah Indonesia Yangon atau IISY dipimpin oleh kepala sekolah yang disiapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan ditugaskan oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) dari Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Dalam pengelolaannya, sekolah ini berada di bawah naungan KBRIdan dibina oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Uni Myanmar melalui Pelaksana Fungsi Pensosbud, dan Badan Pembina Sekolah (BPS) yang merupakan perwakilan dari unsur orang tua murid.
Mengacu sejarah perkembangan IISY, sebanyak 13 Kepala Sekolah telah ditugaskan untuk memimpin sekolah ini mulai dari tahun 1966 hingga sekarang.
Berikut datar nama Kepala Sekolah IISY sejak tahun 1966, sebagai berikut: Drs. Giwangan (1966-73); Drs. K.Sihite (1973-1977); Drs. Djamal Bakir (1977-1982); Drs. Rachmad Padam Sukama (1982-1983);
510 Sekolah Indonesia Yangon
Drs. Kosasih Surapradja (1983-1984); Alexius Lalong, BA (1984-1989); Drs. Rachmat Bujang (1993-1996); Drs. Zamzami Adam (1996-1999); Dra. Cut Mardiah (1999-2003); Drs. Wahono, MBA (2003-2006); Drs. Rahman Priaelmu, MBA (2007-2010); Yustinus Darmo, S.Pd (2010- 2013); Drs. Sirdjanul Ghufron, M.Ed.St. (2013-sekarang).
3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
Sekolah mengusung visi: “Make Everyone Certiied and Success for Everyone(m-EC &SfE)”. Visi tersebut ditargetkan dapat dicapai pada tahun 2023, sesuai dengan Rencana Strategis Sekolah (Renstra) selama 10 tahun. Pencapaian Success for Everyone diawali dengan pencapaian visi tahap pertama, yaitu m-EC (make Everyone Certiied) yang ditargetkan dapat dicapai pada kurun waktu 5 tahun pertama, yakni tahun 2013/2014, 2014/2015, 2015/2016, 2016/2017, 2017/2018. Indikator Visi 5 tahun pertama sebagai berikut :
1) Pada tahun 2013/2014, setiap lulusan bersertiikat dan siap melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi (100% Ujian Nasional dengan nilai rata-rata 7,25, 100% siswa yang mengambil IGCSE lulus minimal 3mata pelajaran dengan nilai minimal C), yang selanjutnya disepakati dengan singkatan m-EC 1/ make Everyone Certiied 1.
2) Pada tahun 2014/2015, setiap lulusan bersertiikat dan siap melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi (100% Ujian Nasional dengan nilai rata-rata 7,50, 100% siswa yang mengambil IGCSE lulus minimal 4 mata pelajaran dengan nilai minimal C), yang selanjutnya disepakati dengan singkatan m-EC 2/ make Everyone Certiied 2.
3) Pada tahun 2015/2016, setiap lulusan bersertiikat dan siap melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi (100% Ujian Nasional dengan nilai rata-rata 7,75, 100% siswa yang mengambil IGCSE lulus minimal 5 mata pelajaran dengan nilai minimal C, dan membuka jenjang A Level Kelas 12), yang selanjutnya disepakati dengan singkatan m-EC 3/ make Everyone Certiied 3.
4) Pada tahun 2016/2017, setiap lulusan bersertiikat dan siap melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi (100% Ujian Nasional dengan nilai rata-rata 8.00, 100% siswa yang mengambil IGCSE
Sekolah Indonesia Yangon
5) Pada tahun 2017/2018, setiap lulusan bersertiikat dan siap melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi (100% Ujian Nasional dengan nilai rata-rata 8.25, 100% siswa yang mengambil IGCSE lulus minimal 5 mata pelajaran, dan meluluskan A Level sebanyak 30%), yang selanjutnya disepakati dengan singkatan m-EC 5/ Make Everyone Certiied 5.
Pencapaian visi tahap ke 2, yakni untuk 5 (lima) tahun ke 2 (2018/2019 sampai dengan tahun 2022/2023) dengan target 85% siswa lulus IGCSE dengan nilai A. Untuk mencapai visi tersebut, sekolah menentukan target dengan indikator sebagai berikut:
1) Pada tahun 2018/2019, setiap lulusan bersertiikat dan siap melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi (100% Ujian Nasional dengan nilai rata-rata 8.50, 100% dan 25% diterima di perguruan tinggi pilihan. Siswa yang mengambil IGCSE lulus A Level sebanyak 35%).
Di bidang ekstrakurikuler akademik/Non akademik tingkat internasional memperoleh kejuaraan, yang selanjutnya disepakati dengan singkatan SfE 1/ Success for Everyone1.
2) Pada tahun 2019/2020, setiap lulusan bersertiikat dan siap melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi (100% Ujian Nasional dengan nilai rata-rata 8.50 dan 30% diterima di perguruan tinggi pilihan. Siswa yang mengambil IGCSE A Level lulus sebanyak 40%). Di bidang ekstrakurikuler akademik/Non akademiktingkat internasional memperoleh kejuaraan minimal juara 2, yang selanjutnya disepakati dengan singkatan SfE 2/ Success for Everyone2.
3) Pada tahun 2020/2021, setiap lulusan bersertiikat dan siap melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi (100% Ujian Nasional dengan nilai rata-rata 8.50dan 35% diterima di perguruan tinggi pilihan. Siswa yang mengambil IGCSE A Level lulus sebanyak 45%). Di bidang ekstrakurikuler akademik/Non akademiktingkat internasional memperoleh kejuaraan juara 1, yang selanjutnya
512 Sekolah Indonesia Yangon 512 Sekolah Indonesia Yangon
4) Pada tahun 2021/2022, setiap lulusan bersertiikat dan siap melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi (100% Ujian Nasional dengan nilai rata-rata 8.50 dan 40% diterima di perguruan tinggi pilihan.Siswa yang mengambil IGCSE A Level lulus sebanyak 50%). Di bidang ekstrakurikuler akademik/Non akademiktingkat internasional memperoleh minimal 2 kejuaraan, juara 1, yang selanjutnya disepakati dengan singkatan SfE 4/ Success for Everyone
5) Pada tahun 2022/2023, setiap lulusan bersertiikat dan siap melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi (100% Ujian Nasional dengan nilai rata-rata 8.50 dan 45% diterima di perguruan tinggi pilihan. Siswa yang mengambil IGCSE A Level sebanyak 55%). Di bidang ekstrakurikuler akademik/Non akademiktingkat internasional memperoleh 3 kejuaraan, juara 1, yang selanjutnya disepakati dengan singkatan SfE 5/ Success for Everyone 5.
Untuk memenuhi tuntutan dan harapan masa depan dalam visi tersebut sekolah berusaha mewujudkannya dalam misi:
1) Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai
landasan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Melaksanakan Proses Belajar Mengajar (PBM) secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan isik serta psikologis peserta didik.
3) Mengembangkan Indonesian International School Yangon (IISY) menjadi sekolah Indonesia di luar negeri yang bertaraf internasional dengan kualitas belajar dan mengajar yang berkualitas.
4) Memfasilitasi siswa dengan media pembelajaran dan sarana informsi dan komunikasi yang memadai.
5) Memandu siswa mengenali bakat dan minat masing-masing untuk
dikembangkan secara optimal.
6) Memupuk penghayatan siswa terhadap budaya Indonesia dan mengembangkan, serta menunjukkan kepada masyarakat asing dan lokal.
Sekolah Indonesia Yangon
Sekolah menetapkan tujuan sebegai berikut:
1) Meningkatnya ketaqwaan setiap warga sekolah terhadap Tuhan
Yang Maha Esa sebagai landasan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Tercapainya visi sekolah, yakni m-EC (make Everyone Certiied) dan SfE (Success for Everyone) melalui pemberdayaan sumberdaya manusia dan fasilitas.
3) Terwujudnya kohesi sosial antar segenap warga sekolah yang berasal dari latar belakang bangsa, budaya, sosial dan agama yang berbeda- beda.
4) Terjalinnya persahabatan antar bangsa melalui pengenalan budaya,
bahasa dan berbagai kegiatan sesuai dengan program sekolah.
5) Terwujudnya komunitas belajar di sekolah untuk mendukung pengembangan kecakapan hidup untuk setiap warga sekolah.
4. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pada tahun pelajaran 2014/2015 ini, Sekolah Indonesia Yangon mempunyai 48 orang guru (termasuk Kepala Sekolah), 5 orang asisten guru dan 17 orang tenaga kependidikan.
Dari 53 orang guru dan asisten guru tersebut, 11 orang diantaranya adalah warga negara Indonesia, 1 orang native speaker warga negara Australia dan 41 orang warga negara Myanmar.
Sejumlah 25 orang guru di Sekolah Indonesia Yangon sudah mengajar sesuai dengan bidang/ jurusannya, sedangkan 28 orang belum sesuai dengan bidang/ jurusannya.
Sekolah telah berupaya untuk memperkenalkan berbagai pendekatan dan metoda pembelajaran terkini dengan harapan pengembangan Higher Order hinking Skills dapat dimaksimalkan, namun masih terdapat banyak hal yang perlu dilakukan untuk mencapai kondisi yang diharapkan. Selain melalui in-house training yang dilaksanakan secara berkala, sekolah memprogramkan keikutsertaan guru untuk meraih sertiikat pembelajaran tingkat internasional. Sebagaimana tercantum di dalam Renstra, sekolah memprogramkan bahwa setiap guru harus memiliki sertiikat Cambridge International Certiicate for Teachers
514 Sekolah Indonesia Yangon 514 Sekolah Indonesia Yangon
Gambar 2, Workshop Kurikulum 2013
Sebagai pendukung sistem manajemen sekolah, IISY memiliki
17 orang tenaga kependidikan, 2 di antaranya adalah warga negara Indonesia, lainnya warga negara Myanmar, yang terdiri dari : -
1 orang kepala tata usaha -
1 orang administrasi urusan keuangan -
1 orang administrasi urusan humas dan kurikulum -
1 orang administrasi urusan kesiswaan (WNI) -
1 orang administrasi urusan sarana prasarana -
1 orang operator fotokopi dan kantor -
2 orang sopir -
6 orang tukang kebun (cleaning service) -
3 orang penjaga keamanan sekolah. Melihat fenomena semakin banyaknya pesaing Sekolah Internasional
di negara Akreditasi Myanmar, tentunya keadaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di atas harus terus ditingkatkan demi menjaga kualitas peyananan pendidikan di Sekolah Indonesia Yangon.
Sekolah Indonesia Yangon
Salah satu program peningkatan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di Sekolah Indonesia Yangon adalah diselenggarakannya berbagai pelatihan berupa Personal Development Workshop dan juga tambahan pelajaran bahasa Inggris bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SI Yangon.
Gambar 3. Personal Development Workshop bagi guru dan Staf IISY
Gambar 4. Personal Development Workshop bagi guru dan Staf IISY
516 Sekolah Indonesia Yangon
5. Peserta Didik
Keadaan peserta didik di Sekolah Indonesia Yangon terus mengalami peningkatan, . Hal ini dapat dilihat dari kohort siswa yang setiap tahun cenderung meningkat, baik dari jumlah peserta didik maupun jenis kewarganegaraannya.Data peserta didik 5 (lima) tahun terakhir adalah sebagai berikut: - Tahun Pelajaran 2010/2011
= 419 siswa
- Tahun Pelajaran 2011/2012
= 437 siswa
- Tahun Pelajaran 2012/2013
= 471 siswa
- Tahun Pelajaran 2013/2014
= 481 siswa
- Tahun Pelajaran 2014/2015
= 518 siswa
Pada tahun 2014 ini IISY memiliki 518 peserta didik yang berasal dari 12 kewarganegaraan (lihat lampiran: tabel keadaan peserta didik SI Yangon periode 5 tahun terakhir).
Gambar 5. Wisuda TK SI Yangon
Sesuai dengan PP No.17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Sekolah Indonesia Yangon menerima peserta didik baru dengan tujuan untuk memberikan layanan bagi anak
Sekolah Indonesia Yangon
Semua anak usia sekolah memiliki kesempatan yang sama untuk memperolehpendidikan di Sekolah Indonesia Yangon.Namun demikian, karena jumlah pelamar calon siswa baru tidak sebanding dengan jumlah tempat yang tersedia, akhirnya SI Yangon menerapkan seleksi penerimaan siswa baru, dengan harapan dapat memberikan pelayanan secara adil dan mertata.Seleksi ini hanya berlaku untuk siswa asing kelas Internasional, sedangkan untuk siswa warga negara Indonesia diprioritaskan dan dapat diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Gambar 6. Kegiatan belajar mengajar
6. Sarana Prasarana Sekolah
Sekolah Indonesia Yangon/ Indonesian International School Yangon (IISY) akan selalu berupaya mewujudkan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan tuntutan minimal Standar Sarana Prasarana sesuai Permendiknas nomor 24 tahun 2007.
518 Sekolah Indonesia Yangon
Berikut matrik sederhana kondisi sarana prasarana yang akan diupayakan IISY sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Sekolah periode tahun 2013 s/d 2023, seperti tampak pada Tabel 2.
Tabel 2. Kondisi sarana dan prasarana
Sarana Prasarana IISY Yang belum Sarana Prasarana IISY Standar terpenuhi
Permendiknas No. 24 Tahun 2007
Ruang Belajar - Pembangunan gedung baru - Ruang kelas masih belum
untuk ruang belajar, konseling, sebanding dengan jumlah peserta
laboratorium, perpustakaan dan didik.
ruang serbaguna. - Sebagian ruang kelas belum
- pengadaan sarana pembelajaran dilengkapi media pembelajaran
yang sesuai standar yang lengkap (projector, alat peraga dsb)
Ruang Kepala Sekolah Papan statistik tersedia untuk - Belum terdapat papan statistik
pemenuhan perlengkapan data di sekolah dengan ukuran min 1 m2
ruang Kepala Sekolah Ruang Guru
Penataan ulang untuk ruang guru - Ruang yang ada belum bisa
setelah gedung barutahap ke 2 menampung semua guru
selesai dilaksanakan Ruang Administrasi
Penataan ruang administrasi dan - Ruang yang ada belum bisa
pengadaan CCTV dan intercom menampung semua staf
untuk menyambungkan antara administrasi dan peralatan kantor
Pusat informasi di Ruang yang ada
Administrasi dan seluruh ruang - Sudah ada fasilitas CCTV di
kelas, CCTV dipasang di ruang setiap kelas namun belum ada
kepala sekolah untuk memonitor fasilitas intercom
kegiatan kelas dan luar kelas. - Belum ada ruangan control /pusat informasi
Sekolah Indonesia Yangon
Sarana Prasarana IISY Yang belum Sarana Prasarana IISY Standar terpenuhi
Permendiknas No. 24 Tahun 2007
Ruang Perpustakaan - pembangunan gedung baru - Ruang perpustakaan terlalu
- Penambahan koleksi buku sempit hanya berukuran 6 x 7 m - penataan ulang ruang serta - Perpustakaan belum berbasis IT
pengadaan perlengkapan - Koleksi buku perpustakaan belum
perpustakaan termasuk katalog lengkap
IT
Laboratorium IPA - pembangunan gedung baru - Belum mempunyai laboratorium - Pengadaan alat-alat laboratorium Fisika dan Biologi yang standar
IPA
- Alat-alat laboratorium IPA belum lengkap
Ruang UKS - Pembangunan gedung baru dan - Belum ada ruang UKS yang
penataan ruang UKS sekaligus memadai sesuai standar
peralatan dan petugas UKS - Pengadaan fasilitas UKS, seperti selimut, tandu dll.
Ruang UKS - Pembangunan gedung baru dan - Belum ada ruang UKS yang
penataan ruang UKS sekaligus memadai sesuai standar
peralatan dan petugas UKS - Pengadaan fasilitas UKS, seperti selimut, tandu dll.
Tempat beribadah Pemanfaatan ruanguntuk ruang - Belum terdapat ruangan yang
Ibadah yang beragama selain dapat digunakan sebagai tempat
agama Islam ibadah umum atau praying room beserta fasilitasnya.
Gudang Penataan lokasi gudang setelah - Pembangunan gedung baru untuk
gedung baru selesai dibangun, penataan ulang lokasi gudang
dan pengadaan fasilitas gudang yang lebih memadahi. - Perlu adanya perbaikan kualitas fasilitas gudang
520 Sekolah Indonesia Yangon
Sarana Prasarana IISY Yang belum Sarana Prasarana IISY Standar terpenuhi
Permendiknas No. 24 Tahun 2007
Ruang bermain/ berolahraga - Perbaikan sarana olah raga, - Memperbaiki prasarana
pengecatan dan perbaikan lantai olah raga dikarenakan tidak dimungkinkannya menambah lahan di area sekolah (mengecat ulang lapangan dan membuat cover untuk semua dinding lapangan). (2013/2014)
- Perlu pengadaan peralatan - Pengadaan sarana olah raga pendidikan jasmani segera
untuk mendukung pembelajaran berkaitan dengan KBM olah raga
Belum ada ruang sirkulasi utama Pembangunan ruang sirkulasi yang yang menghubungkan satu
mnghubungkan antara gedung gedung dengan gedung lainnya
utama dan gedung gedung lainnya untuk memungkinkan sirkulasi orang tanpa terhalang panas &hujan.
Ruang Lain Pengadaan berbagai peralatan dan - Perlu melengkapi fasilitas
ruang ruang pendukung seperti multimedia
ruang tunggu orang tua, ruang - Perlu penambahan jumlah
dapur, ruang OSIS, KOPSIS, komputer di Lab Komputer
perluasan kamar mandi - Perlu memperluas ruang satpam sekolah - Perlu pengadaan ruang tunggu orang tua murid - Pengadaan dapur dan ruang makan bersama - Pengadaan ruang OSIS - Pengadaan ruang Koperasi Siswa - Perluasan kamar ganti (mandi)
Sekolah Indonesia Yangon
Gambar 7. Koridor Sekolah Gambar 8. Ruang kelas
Gambar 9. Sarana olah raga indoor Gambar 10. Lab IPA
Gambar 10. Lab Komputer
522 Sekolah Indonesia Yangon
7. Akreditasi
Perkembangan pendidikan di Myanmar mengalami kemajuan yang pesat, ini tentu merupakan tantangan bagi IISY untuk berupaya lebih maju lagi mengingat persaingan baik dengan sekolah negeri maupun swasta sudah semakin ketat. Dalam menghadapi tantangan tersebut, IISY masih memiliki kendala sebagai berikut: • Belum terdatarnya IISY secara resmi pada pemerintah Myanmar
sebagai sekolah internasional. • Lulusan sekolah internasional di Myanmar belum bisa melanjutkan
secara langsung ke Universitas Negeri di Myanmar. • Kualiikasi dan jumlah guru masih belum memadai, dimana
belum ada guru kelas internasional yang sudah memiliki sertiikat Cambridge International Certiicate for Teachers and Trainers (C1), Cambridge International Diploma for Teachers and Trainers (C2) mapun Cambridge International Diploma in Teaching with ICT (CX); belum mempunyai guru Bimbingan Konseling (BK); belum mempunyai tenaga Pustakawan yang sesuai dengan bidangnya; belum mempunyai guru olah raga yang sesuai dengan bidangnya; belum terpenuhinya kebutuhan guru bahasa Inggris; masih kurangnya jumlah guru native speaker Bahasa Inggris (Baru mempunyai 1 (satu) orang).
Pada tahun 2013 telah dilaksanakan akreditasi untuk Sekolah Indonesia Yangon/ IISY. Hasil akreditasi diraih predikat untuk jenjang SD, SMP, dan SMA memperoleh predikat A, seperti terlihat pada Tabel
3. di bawah ini.
Tabel 3. Hasil akreditasi Sekolah Indonesia Yangon
Keterangan Pendidikan Akreditasi
Sekolah Indonesia Yangon
8. Pendanaan
Pendanaan sekolah berasal dari Datar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Yangon, blockgrant dari Kementerian Pendidikan dan Kebudyaaan, Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) dan sumber lain yang sah. Sedangkan dana yang berasal dari masyarakat (orang tua siswa) diperoleh melalui sumbangan pendataran serta Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) yang dikelola oleh sekolah dengan pengawasan dan pembinaan dari KBRI. Semula SPP dari orang tua siswa IISY ditetapkan sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang harus disetorkan kas negara melalui ke KBRI Yangon. Namun sejak tahun 2010, berdasarkan kawat Sekjen Kementerian Luar Negeri Nomor : 0905433 tanggal 1 Desember 2009, dinyatakan bahwa penerimaan SPP yang berada dalam naungan perwakilan RI di negara setempat bukan merupakan PNBP yang wajib disetorkan ke kas negara. Sehingga sejak saai itu, pengelolaan dana Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) diserahkan pengelolaannya kepada sekolah dibawah pengawasan KBRI Yangon.
Besarnya pungutuan SPP ditetapkan atas persetujuan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI Untuk Republik Uni Myanmar, yaitu sebesar US $ 100 per bulan untuk tahun pelajaran 2014/2015.
Tabel 4 menunjukkan sumber pembiayan IISY Tahun Pelajaran 2013/2014. Tabel 4. Sumber keuangan IISY (2013-2014)
No Sumber Dana Jumlah (USD)
1 Dipa KBRI 204.499 2 Blockgrant Kemdikbud
46.648 3 SPP
576.280 4 Donatur lain-lain
2.000 Total
524 Sekolah Indonesia Yangon