A Proil Sekolah

A Proil Sekolah

1. Lokasi Sekolah

Sekolah Indonesia (SI) Moskow berkedudukan di dalam kompleks KBRI Moskow, yang beralamat di Novokuznetkaya Ulitsa 12 Moskow Federasi Rusia. Karena lokasinya berada di dalam komplek KBRI maka kegiatan yang dilakukan oleh sekolah merupakan bagian integral dari kegiatan KBRI Moskow.

Lokasi KBRI Moskow berada di pusat kota, tidak jauh dari Kremlin dan Lapangan Merah (Red Square). Oleh karena itu akses menuju sekolah sangat mudah, bisa dicapai dengan kendaraan pribadi maupun transportasi publik seperti trem listrik.

Selain akses ke lokasi yang mudah di sekitar kompleks terdapat beragam fasilitas publik seperti pasar swalayan, pertokoan, bank, klinik, rumah sakit, museum, stasiun kereta bawah tanah (metro/subway), pusat-pusat kebugaran (sport center), taman-taman dan sebagainya. Beragamnya fasilitas publik ini memudahkan warga sekolah dan KBRI Moskow jika memerlukan segala sesuatu.

Sekolah Indonesia Moskow

2. Sejarah Sekolah

Bapak H. Adam Malik, yang saat itu menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Uni Sovyet memprakarsai didirikannya Sekolah Indonesia di Moskow pada tahun 1963, karena mengingat kebutuhan akan pendidikan putra-putri Indonesia di KBRI Moskow sangat mendesak. Dengan jumlah 12 orang siswa dan 3 orang guru, Sekolah Indonesia Moskow saat itu membuka jenjang pendidikan dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Gejolak sosial dan politik di tanah air pada tahun 1965 hingga tahun 1968 semakin memantapkan peranan Sekolah Indonesia Moskow karena perubahan arah kebijakan politik tersebut mensyaratkan agar putra- putri Indonesia yang berada di luar negeri khususnya di negara-negara yang berhaluan kiri, tidak disekolahkan di sekolah setempat. Sekolah Indonesia Moskow yang telah beroperasi selama lima tahun kemudian resmi diakui sebagai Sekolah Indonesia berdasarkan SK Menteri Pendidian dan Kebudayaan No: 077/1968 (1 Agustus 1968). Sejak saat itu pula SIM memiliki legalitas formal untuk menyelenggarakan pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas. SKB Menteri Luar Negeri dan Mendikbud No. 191/81/01 dan No. 151/U/1981, (22 Januari 1981). Semakin mempertegas keberadaan SIM, sekaligus pengakuan formal dibutuhkannya Sekolah Indonesia Moskow.

Sekolah Indonesia Moskow (SIM), merupakan lembaga pendidikan formal yang diselenggarakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moskow bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. SIM adalah wujud kepedulian pemerintah dalam memberikan layanan pendidikan dan budaya bagi putra-putri Indonesia yang ada di luar negeri, khususnya di Federasi Rusia. Peningkatan secara berkesinambungan ini sudah dilakukan sejak SIM berdiri 3 Maret 1963 yang lalu.

SIM dalam perkembangannya tidak hanya melayani pendidikan putra-putri pegawai KBRI Moskow, tetapi juga putra-putri warga Indonesia yang berdomisili di Federasi Rusia (Uni Sovyet).

Sebagai salah satu dari empat belas Sekolah Indonesia yang ada di luar negeri saat ini, Sekolah Indonesia Moskow menggunakan kurikulum

344 Sekolah Indonesia Moskow 344 Sekolah Indonesia Moskow

Gambar 1. Pembinaan karakter siswa-siswi SI Moskow melalui Paskibra dalam Peringatan HUT RI

Kepala Sekolah yang pernah ditunjuk untuk memimpin SIM di antaranya adalah Drs. Junnaed; Drs. Dulkabar; Dra. Ami Yarmani; Sumarsono, S.Pd; Tulus Kiswidakda S.Pd; Drs. Basok Nasrudin (2010- 2011); dan DR. Sugiarto, M.Ed. (2011 s.d. sekarang).

3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

SIM memiliki Visi: ”Menjadi institusi pendidikan pilihan utama yang menghasilkan alumni yang bertakwa terhadap Tuhan YME, kompeten, berdaya saing tinggi, dan memiliki karakter kebangsaan yang kuat.”

Adapun misi SIM adalah: Menyelenggarakan program pendidikan dan lingkungan belajar

serta hubungan kolaboratif yang kondusif bagi aktualisasi potensi peserta didik yang beragam untuk mencapai keunggulan sesuai minat.

Sekolah Indonesia Moskow

Pendidikan di SIM bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki: • Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

melandasi sikap dan perilaku sehari-hari; • Pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dapat dijadikan bekal dan

kemudahan untuk melanjutkan pendidikan; • Nilai-nilai luhur budaya Bangsa Indonesia sebagai bekal dalam

berinteraksi dengan sesama bangsa maupun bangsa lain; • Penguasaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi efektif di

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar serta untuk memahami karya sastra dan ilmu pengetahuan;

• Penguasaan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi efektif dalam berinteraksi dengan penutur asing dalam konteks keluarga dan masyarakat serta untuk memahami karya sastra dan ilmu pengetahuan;

• Penguasaan bahasa Rusia sebagai alat komunikasi efektif dalam konteks keluarga dan keperluan sehari-hari; • Kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai wahana pendukung pembelajaran serta peningkatan daya kreativitas dan inovasi;

• Kemampuan mengekspresikan dan mengapresiasi nilai-nilai seni dan estetika sesuai konteks; • Daya juang dan semangat yang tinggi untuk senantiasa belajar

selaras dengan prinsip belajar sepanjang hayat (lifelong learning).

4. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Sekarang terdapat 10 orang guru baik berkewarganegaraan Indonesia maupun asing yang berpendidikan minimal D3 melayani peserta didik di SIM, yang dibantu oleh 1 orang tenaga administratif yang merangkap guru (lihat Lampiran-1).

Guru SIM sebagai pendidik memiliki tugas beragam meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan

346 Sekolah Indonesia Moskow 346 Sekolah Indonesia Moskow

Gambar 2. Guru-guru SIM saat sedang melaksanakan Vicon dengan SEAMOLEC

Agar supaya tugas-tugas yang diemban guru bisa berhasil, diperlukan upaya terus menerus untuk meningkatkan mutu melalui berbagai aktiitas seperti pelatihan (workshop), diskusi dan pembinaan. Gambar 3 dan Gambar 4 menunjukkan contoh kegiatan tersebut, yaitu pelatihan Kurikulum 2013 yang dilakukan Tim dari Kemdikbud dan Workshop Pemberdayaan IT dalam Pembelajaran yang disampaikan oleh SEAMOLEC.

Sekolah Indonesia Moskow

Gambar 3.Penataran Kurikulum 2013 oleh Staf Ahli Menteri Prof. Abdullah

Alkaf, Direktur P2TK Dikdas dan Kapuspurbuk.

Gambar 4. Workshop Kurikulum 2013

348 Sekolah Indonesia Moskow

5. Peserta Didik

Jumlah peserta didik SIM cenderung mengalami luktuasi seiring dengan datang dan perginya para diplomat dan warga negara Indonesia yang bekerja di Moskow.

Gambar 5. Siswa-siswi SIM pada kegiatan Seminar Akademik

Gambar 6 menunjukkan perkembangan jumlah peserta didik SIM perjenjang dari tahun pelajaran 2012/2013 s.d 2014/2015.

Gambar 6.Jumlah peserta didik SIM tahun pelajaran 2012/2013 s.d 2014/2015. (sumber: data administrasi SIM)

Sekolah Indonesia Moskow

6. Sarana Prasarana Sekolah

SIM memiliki 10 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan yang bisa menjadi ruang kelas, 1 Lab Komputer, 1 Lab IPA (Kimia,Fisika, Biologi),

1 Lapangan OR, 1 Taman Bermain, 1 ruang BK, 1 gudang dan 1 ruang Masjid. Sedangkan fasilitas ruangan untuk penyelenggaraan pelayanan keadministrasian adalah: 1 ruang Kepsek, 1 ruang guru, 1 ruang Tatausaha, dan 1 ruang serbaguna (RSG) yang bisa menjadi ruang kelas.

Perpustakaan sekolah memiliki koleksi meliputi buku teks pelajaran, panduan guru, umum dan referensi yang kondisinya perlu diremajakan serta ditambah agar sesuai dengan standar sarana dan prasarana sekolah.

7. Akreditasi

Pada tahun 2012 telah dilaksanakan akreditasi untuk SIM. Hasil akreditasi diraih predikat untuk jenjang SD, SMP, dan SMA memperoleh predikat A, seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil akreditasi SI Moskow

No Jenjang Pendidikan Tahun Akreditasi

Keterangan 1 SD

Nilai

96 A (amat baik) 2 SMP

94 A (amat baik) 3 SMA

A (amat baik)

8. Pendanaan Sekolah

Pendanaan sekolah berasal dari Datar Isian Pelaksanaan Anggaran Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Moskow, blockgrant dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Iuran Rutin Bulanan (IRB) jenjang SD/SMP/SMA besarnya 3% dari APTLN orang tua Siswa. Besarnya pungutan IRB ditetapkan oleh Komite Sekolah dan disahkan oleh Duta Besar KBRI Moskow. IRB diperuntukkan bagi pembayaran dua orang guru native speakers untuk mata pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Rusia.

350 Sekolah Indonesia Moskow