Pengolahan Data METODE PENELITIAN

i. Tambahkan larutan MgSO4 hati-hati sampai penuh. j. Diamkan beberapa menit. k. Secara hati-hati, letakkan kaca penutup sampai kontak dengan permukaan larutan MgSO4, kemudian angkat kaca penutup pelan- pelan dan letakkan pada kaca obyek. l. Lakukan pembacaan dengan mikroskup menggunakan perbesaran lemah dan sedang. 4 Interpretasi hasil : Interpretasi hasil merupakan data kualitatif yang dinyatakan dengan : Positif : apabila ditemukan telur atau larva cacing tambang. Negatif : apabila tidak ditemukan telur atau larva cacing tambang.

J. Pengolahan Data

Pada variabel terikat, kejadian infeksi cacing tambang pada anak sekolah yang diperoleh dengan pemeriksaan laboratorium dikategorikan menjadi dua, dimana apabila ditemukan telur, larva atau cacing dewasa dikategorikan ”terinfeksi” sedangkan apabila tidak ditemukan dikategorikan ”tidak terinfeksi”. Pada variabel bebas dilakukan pengolahan data sesuai kategori pada masing-masing variabel. Adanya lahan pertanian di lingkungan rumah tinggal dikategorikan menjadi 2 dengan kategori ”ada” dan ”tidak ada”. Kondisi sanitasi sekolah dan sanitasi rumah merupakan variabel komposit yang dikompilasikan dalam bentuk skoring dimana setiap pertanyaan yang dijawab dengan pilihan jawaban yang lebih mendukung terjadinya infeksi cacing tambang secara teoritik diberikan skor 1 sedangkan jawaban yang lebih baik diberikan skor 2. Skor total dari seluruh pertanyaan merupakan nilai dari variabel sanitasi. Sanitasi sekolah memiliki rentang skor antara 10 – 20, sedangkan sanitasi rumah memiliki rentang skor 20 – 40 satuan nilai, selanjutnya sanitasi sekolah dikategorikan menjadi ”buruk” 10 – 15 dan ”baik” 16 – 20. Keberadaan binatang piaraan hospes perantara dikategorikan menjadi 2, yaitu : ”memelihara” dan ”tidak memelihara”, sedangkan keberadaan cacing tambang pada tanah dikategorikan menjadi 2, yaitu : ”ada” dan ”tidak ada” cacing tambang. Variabel bebas yang merupakan data diri diolah sebagai berikut. Pekerjaan orang tua responden merupakan data kategorik dengan skala nominal sesuai hasil wawancara, yang selanjutnya dikategorikan menjadi ”petaniburuh tani” dan ”bukan petaniburuh tani”. Pendidikan orang tua responden dikategorikan berdasarkan ijazah terakhir yang dimiliki dengan skala data ordinal , berupa : ”tidak sekolah”, ”tamat SD”, ”tamat SLTP”, ”tamat SLTA” dan ”tamat Perguruan Tinggi”, selanjutnya diolah menjadi ”pendidikan dasar” dan ”pendidikan lanjuttinggi”. Penghasilan orang tua berupa variabel dengan skala interval yang merupakan besaran nilai dalam satuan rupiah yang selanjutnya diolah menjadi kategori ”di bawah UMR” dan ”sesuai UMR”. Kebiasaan memakai alas kaki, dihitung dari lamanya menggunakan alas kaki pada anak saat berada di sekolah, di rumah, beraktifitas lain maupun saat bermain yang dinyatakan dalam satuan jam perhari yang selanjutnya diolah menjadi kategori ”tidak memakai” alas kaki dan ”memakai” alas kaki. Kebiasaan bermain dengan tanah dihitung dari lama waktu anak kontak dengan tanah baik pada saat di sekolah, bermain ataupun melakukan aktifitas lain seperti menggembala dan membantu orang tua di sawah. Variabel ini dinyatakan dalam bentuk numerik berskala ratio dengan satuan waktu jam per hari yang selanjutnya diolah menjadi kategori ”lama” dan ”sebentar”. Kebiasaan defekasi anggota keluarga responden dikategorikan menjadi 2, yaitu ”selalu di jamban” dan ”kadang di kebun”. Perilaku pengobatan mandiri dikategorikan menjadi 2, yaitu : ”tidak pernah” dan ”pernah” melakukan pengobatan pada anak atas inisiatif orang tua sendiri.

K. Analisis Data