Jenis kelamin anak Variabel Yang Tidak Terbukti Menjadi Faktor Risiko Kejadian Infeksi

menemukan kepemilikan jamban merupakan faktor risiko kejadian infeksi cacing tambang pada anak Sekolah Dasar di Ethiopia OR : 1,6. 8

B. Variabel Yang Tidak Terbukti Menjadi Faktor Risiko Kejadian Infeksi

Cacing Tambang Variabel yang signifikan pada analisis bivariat namun tidak merupakan faktor risiko pada analisis multivariat adalah variabel : jenis kelamin anak OR : 1,5; 95 CI : 0,6 – 3,7, p :0,365, pekerjaan ibu OR : 0,5; 95 CI : 0,2 – 1,2; p : 0,122 dan kebiasaan memakai alas kaki OR : 2,5; 95 CI : 0,9 – 6,4; p : 0,057.

1. Jenis kelamin anak

Jenis kelamin anak sekolah berdasar hasil penelitian ini tidak berhubungan dengan kejadian infeksi cacing tambang p : 0,365. Dalam analisis bivariat, jenis kelamin memang tampak sebagai faktor risiko kejadian infeksi cacing tambang pada anak OR : 2,9; 95 CI : 1,4 – 6,2. Dengan angka ini seharusnya anak laki-laki memiliki risiko terinfeksi cacing tambang sebesar 2,9 kali lebih besar dibanding anak perempuan. Setelah dilakukan analisis multivariate, ternyata jenis kelamin merupakan variabel yang tidak signifikan OR : 1,5; 95 CI : 0,6 – 3,7; p : 0,365 sehingga secara bersama- sama dengan variabel lain, jenis kelamin bukan merupakan faktor risiko terjadinya infeksi cacing tambang. Hasil diatas sejalan dengan penelitian Elmi, dkk 2004, tentang status gizi dan infestasi cacing usus pada anak Sekolah Dasar, yang menyatakan bahwa kejadian infeksi cacing tambang pada anak sekolah tidak berbeda antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. 11 Peneliti lain beranggapan bahwa jenis kelamin merupakan faktor risiko terjadinya infeksi cacing tambang dengan asumsi bahwa anak laki-laki memiliki aktifitas yang lebih banyak di luar rumah dan lebih banyak berinteraksi dengan tanah dan kebun sehingga memiliki peluang terinfeksi yang lebih besar. Menurut Lopiso Erosie, Yared Merid dan Ayele Ashiko 2002, jenis kelamin merupakan salah satu faktor risiko terjadinya infeksi cacing tambang pada anak sekolah OR : 1,5. Lebih lanjut mengatakan bahwa jenis kelamin laki-laki berisiko terinfeksi cacing tambang 1,5 kali lebih besar dibandingkan anak perempuan. 8 Sri Alemina Ginting 2003, meneliti tentang hubungan antara status sosial ekonomi dengan kejadian kecacingan pada anak Sekolah Dasar di Desa Suka, Tiga Panah, Karo, Sumatera Utara, menyatakan bahwa jenis kelamin merupakan faktor risiko kejadian infeksi kecacingan OR : 5,5. Berdasarkan hasil observasi langsung pada lokasi penelitian, perilaku bermain antara anak laki-laki dan perempuan tidaklah memiliki perbedaan tempat bermain. Walaupun kadang jenis permainannya berbeda antara anak laki-laki dan perempuan, namun mereka tetap sama-sam bermain di tanah. Biasanya anak laki-laki sering bermain kejar-kejaran dan membuat mainan dari tanah sementara anak perempuan suka bermain pasar-pasaran yang juga menggunakan media tanah untuk dijadikan perumpamaan barang yang akan dijual, bahkan sering pula ditemui antara anak laki-laki dan perempuan bermain bersama. Kondisi inilah yang memungkinkan menjadi penyebab bahwa jenis kelamin anak tidak terbukti menjadi faktor risiko infeksi cacing tambang pada anak.

2. Pekerjaan ibu