Gambar 2.3. Siklus biologis cacing tambang
20
Manusia merupakan satu-satunya hospes definitive. Telur yang infektif
keluar bersama tinja penderita. Di dalam tanah, dalam waktu 2 hari menetas menjadi larva filariform yang infektif. Kemudian larva filaform menembus kulit
lalu memasuki pembuluh darah dan jantung kemudian akan mencapai paru-paru. Setelah melewati bronkus dan trakea, larva masuk ke laring dan faring akhirnya
masuk ke usus halus dan tumbuh menjadi dewasa dalam waktu 4 minggu.
26
I. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Infeksi Cacing Tambang
1. Lahan pertanian
Area pertanian merupakan lahan tanah yang relatif gembur karena seringnya mengalami pengolahan oleh para petani untuk penanaman tanaman
Larva masuk penetrasi ke kulit, masuk ke aliran
darah Larva di
atas rumput
Larva berkembang
Telur dikeluarkan bersama dengan
feces
Larva dibatukkan dan tertelan
Cacing dewasa Larva dewasa masuk
ke usus halus
pangan. Kondisi tanah yang gembur ini sangat memungkinkan menjadi tempat perkembangbiakan cacing tambang mengingat cacing tambang
berkembang biak pada tanah pasir yang gembur, tercampur humus dan terlindungi dari sinar matahari langsung. Lahan pertanian di desa tidak selalu
berupa tanah persawahan, tetapi juga berupa kebun bahkan sering ditemukan kebun di sekeliling rumah yang biasanya ditanami palawija. Kebun di
sekeliling rumah ini biasanya juga ditanami pepohonan produktif lainnya seperti pohon buah-buahan atau kelapa bahkan pohon jati. Rindangnya
tanaman buah ini akan membuat suasana tanah kebun di sekeliling rumah menjadi teduh dan sebagian tanah kebun tidak terkena sinar matahari secara
langsung. Kondisi ini sangat disukai oleh cacing tambang untuk perkembangbiakannya. Suhu optimum untuk pertumbuhan larva Necator
americanus adalah 28°-30° C, sedangkan suhu optimum untuk pertumbuhan larva Ancylostoma duodenale adalah 23-25
o
C.
5
2. Sanitasi sekolah
Sanitasi sekolah khususnya sekolah dasar sangat dimungkinkan menjadi salah satu penyebab terjadinya infeksi cacing tambang pada anak.
Anak usia sekolah dasar merupakan anak yang memiliki frekwensi bermain relatif tinggi, baik di sekolah maupun di rumah. Perilaku bermain ini tentu
tidak dapat dilepaskan dari terjadinya kontak dengan tanah halaman sekolah. Kenyataan yang kita temui pada hampir sebagian besar Sekolah Dasar di
pedesaan adalah kondisi sanitasi kamar mandi yang cukup memprihatinkan.
Hampir dapat dipastikan peerawatan kamar mandi ini kurang baik sehingga area tanah di sekitarnya memiliki sanitasi yang kurang baik. Kondisi sanitasi
sekolah yang kurang baik inilah yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi cacing tambang pada anak sekolah. Di Desa Suka Kabupaten Karo Sumatera
Utara, kejadian infeksi cacing tambang pada anak sekolah sebesar 55,2 .
12
3. Sanitasi rumah