Kebiasaan anak bermain di tanah yang lama Kebiasaan defekasi di kebun

nilai OR sebesar 2,7 pada 95 CI :1,2 – 6,0 dengan p : 0,019. Hal ini berarti bahwa kondisi sanitasi rumah yang “buruk” dapat berisiko dalam menyebabkan anak terinfeksi cacing tambang sebesar 2,7 kali lebih besar dibandingkan rumah yang memiliki kondidi sanitasi yang “baik”. Menurut Suhartono 1998, infeksi cacing tambang berhubungan bermakna dengan kondisi ekonomi orang tua dan kondisi sanitasi lingkungan rumah tinggal. Penelitiannya pada murid SD di Kabupaten Karanganyar menemukan fakta bahwa variabel kondisi sanitasi lingkungan rumah tinggal berhubungan secara signifikan dengan kejadian infeksi cacing tambang. 35

3. Kebiasaan anak bermain di tanah yang lama

Tanah halaman yang ada di sekeliling rumah merupakan tempat bermain paling disukai bagi anak. Manakala pada tanah halaman tersebut mengandung larva infektif cacing tambang, peluang anak untuk terinfeksi cacing tambang akan semakin besar. Ginting Limin 2005, mengatakan bahwa salah satu faktor risiko infeksi kecacingan pada anak adalah perilaku anak itu sendiri dalam bermain OR = 20,9. 34 Sejalan dengan hasil tersebut, penelitian ini menemukan hubungan yang signifikan antara kebiasaan bermain di tanah dengan kejadian infeksi cacing tambang pada anak sekolah p : 0,008. Nilai OR sebesar 3,9 pada 95 CI : 1,7 – 9,3 menyatakan bahwa kebiasaan bermain di tanah merupakan faktor risiko kejadian infeksi cacing tambang pada anak sekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang memiliki kebiasaan bermain di tanah ”lama” berisiko terinfeksi cacing tambang 3,9 kali lebih besar dibandingkan anak yang hanya ”sebentar” bermain di tanah setiap hari. Hasil ini memberikan penegasan dari penelitian sebelumnya oleh Gimin Linting 2005.

4. Kebiasaan defekasi di kebun

Telur cacing tambang memerlukan media tanah untuk proses perkembangannya. Adanya telur cacing tambang pada tinja penderita yang melakukan aktifitas defekasi di tanah terbuka secara logis akan semakin memperbesar peluang penularan larva cacing tambang pada masyarakat di sekitarnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan defekasi buang air besar anggota keluarga berhubungan sangat signifikan dengan kejadian infeksi cacing tambang pada anak sekolah p : 0,010. Variabel kebiasaan defekasi anggota keluarga ini merupakan faktor risiko kejadian infeksi cacing tambang pada anak sekolah OR : 2,9; 95 CI : 1,3 – 6,7. Hasil tersebut memberikan makna bahwa anak yang tinggal dalam keluarga dengan kebiasaan melakukan defekasi di kebun atau halaman rumah lainnya berisiko terinfeksi cacing tambang 2,9 kali lebih besar dibanding anak yang tinggal dalam keluarga dengan kebiasaan defekasi di WCjamban. Pendapat yang sama disampaikan oleh Maryanti 2006, dimana tempat kebiasaan buang air besar merupakan faktor risiko dengan OR : 6,4. 33 Sementara Lopiso Erosie, Yared Merid dan Ayele Ashiko 2002, menemukan kepemilikan jamban merupakan faktor risiko kejadian infeksi cacing tambang pada anak Sekolah Dasar di Ethiopia OR : 1,6. 8

B. Variabel Yang Tidak Terbukti Menjadi Faktor Risiko Kejadian Infeksi