Hampir dapat dipastikan peerawatan kamar mandi ini kurang baik sehingga area tanah di sekitarnya memiliki sanitasi yang kurang baik. Kondisi sanitasi
sekolah yang kurang baik inilah yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi cacing tambang pada anak sekolah. Di Desa Suka Kabupaten Karo Sumatera
Utara, kejadian infeksi cacing tambang pada anak sekolah sebesar 55,2 .
12
3. Sanitasi rumah
Lingkungan rumah merupakan tempat berinteraksi paling lama dari anggota keluarga termasuk di dalamnya adalah anak. Kondisi lingkungan
rumah yang baik dalam hal sanitasi akan membantu meminimalkan terjadinya gangguan kesehatan bagi penghuninya. Anak usia sekolah merupakan anggota
keluarga yang masih harus mendapatkan pengawasan dalam aktifitas kesehariannya. Dalam hal kesehatan, perilaku bermain merupakan hal yang
penting diperhatikan dalam kaitannya dengan kondisi sanitasi lingkungan rumah. Kondisi sanitasi lingkungan rumah yang baik tentu akan memberikan
rasa aman dan nyaman bagi anak untuk bermain. Pada lingkungan masyarakat pedesaan, seorang anak bermain di halaman rumah, di kebun bersama teman
sebaya tetangga merupakan hal yang sangat wajar terjadi. Dalam kaitannya dengan kebiasaan anak bermain di kebun, perlu diwaspadai kemungkinan
anak terpapar oleh cacing tambang yang memang membutuhkan media tanah untuk perkembangbiakannya.
23
4. Status pemeliharaan binatang piaraan kucing dan anjing
Beberapa spesies cacing tambang dapat ditularkan melalui binatang zoonosis. Binatang anjing dapat menularkan A. brazilienze dan A. caninum.
Sementara kucing dan anjing juga dapat menularkan A. ceylanicum. Adanya kontak antara manusia dengan kotoran binatang yang menjadi vektor
merupakan salah satu penyebab terjadinya infeksi cacing tambang pada manusia. Jenis cacing yang ditularkan melalui hewan vektor tersebut tidak
mengalami maturasi dalam usus manusia.
20
5. Keberadaan cacing tambang pada tanah halaman rumah dikaitkan
dengan perilaku bermain anak tanpa alas kaki
Tanah merupakan media yang mutlak diperlukan oleh cacing tambang untuk melangsungkan proses perkembangannya. Telur cacing tambang yang
keluar bersama feses pejamu host mengalami pematangan di tanah. Setelah 24 jam telur akan berubah menjadi larva tingkat pertama L1 yang
selanjutnya berkembang menjadi larva tingkat kedua L2 atau larva rhabditiform dan akhirnya menjadi larva tingkat ketiga L3 yang bersifat
infeksius. Larva tingkat ketiga disebut sebagai larva filariform.
19
Larva filariform dalam tanah selanjutnya akan menembus kulit terutama kulit tangan
dan kaki, meskipun dikatakan dapat juga menembus kulit perioral dan transmamaria.
30
Adanya kontak pejamu dengan larva filariform yang infektif menyebabkan terjadinya penularan. Anak usia sekolah merupakan kelompok
rentan terinfeksi cacing tambang karena pola bermain anak pada umumnya tidak dapat dilepaskan dari tanah sementara itu pada saat anak bermain
seringkali lupa menggunakan alas kaki. Maryanti 2006, yang melakukan studi di di Desa Tegal Badeng Timur, Bali menemukan bahwa penggunaan
alas kaki berhubungan dengan kejadian infeksi cacing tambang p = 0,000 OR = 8,785.
33
Tanah halaman yang ada di sekeliling rumah merupakan tempat bermain paling disukai bagi anak. Manakala pada tanah halaman tersebut
mengandung larva infektif cacing tambang, peluang anak untuk terinfeksi cacing tambang akan semakin besar. Ginting Limin 2005, mengatakan
bahwa salah satu faktor resiko infeksi kecacingan pada anak adalah perilaku anak itu sendiri dalam bermain OR = 20,9.
34
6. Status sosial ekonomi orang tua