sehingga dalam penelitian ini jumlah sampel untuk masing-masing kelompok kasus dan kontrol ditentukan sebesar 55 orang.
Besarnya jumlah kelompok kasus dan kontrol tersebut didasarkan atas perolehan nilai proporsi kejadian infeksi cacing tambang pada kelompok
kasus P
1
dan control P
2
dari hasil penelitian terdahulu serta estimasi jumlah sampel sebagaimana tampak pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Nilai Proporsi Kejadian Pada Kasus dan Kontrol Kejadian Infeksi Cacing Tambang serta Estimasi Jumlah Sampel
No. Variabel P
1
P
2
Estimasi Jumlah Sampel N
1 Jenis kelamin laki-laki
12
60,7 39,3 41,67
2 Pekerjaan orang tua ibu
12
92,9 7,2
0,73 3 Penghasilan
orang tua
12
66,7 33,3
15,93 4
Pendidikan orang tua ayah
12
67,9 32,1
13,61 5
Adanya lahan pertanian 66,7
40,4 27,31
6 Sanitasi sekolah
25,0 53,2 23,47
7 Sanitasi rumah
66,7 36,2 19,67
8 Kebiasaan memakai alas kaki
33
63,7 36,3
24,64 9 Kebiasaan
defekasi
33
63,0 37,0
27,59 10 Kebiasaan bermain di tanah
33,3 63,8
19,67 11 Status
pemeliharaan anjingkucing
66,7 12,8 3,79
12 Pengobatan sendiri
83,3 66,0 54,13
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan secara acak dengan teknik proportional random sampling, yaitu proses pengambilan
sampel dengan cara melakukan skrining pemeriksaan infeksi cacing tambang
pada anak sekolah, selanjutnya untuk kelompok kasus sampel ditentukan dengan menghitung secara proporsional berdasarkan tingkatan kelas dari anak
yang terinfeksi cacing tambang. Sedangkan kontrol ditentukan dengan cara yang sama dari anak yang tidak terinfeksi cacing tambang. Jumlah kontrol
disesuaikan dengan jumlah kasus dengan perbandingan 1 : 1. Dalam perkembangannya, setelah dihitung proporsional berdasarkan
jenjang kelas anak, pengambilan sampel dilakukan dengan sistem pencocokan pada jenjang kelas tersebut dari masing-masing sekolah sehingga jumlah
sampel kasus dan kontrol pada tiap-tiap kelas dari 2 sekolah adalah sama besar.
Berdasarkan hasil survei kejadian infeksi cacing tambang pada 2 sekolah yang menjadi populasi target didapatkan jumlah anak yang terinfeksi
lebih besar dari kebutuhan jumlah sampel. Guna mengantisipasi hal yang tak terduga, sampel untuk masing-masing kelompok kasus dan kontrol yang
sesuai kebutuhan sebesar 55 anak ditingkatkan jumlahnya menjadi 66 anak. Peningkatan jumlah sampel menjadi 66 untuk masing-masing
kelompok kasus dan kontrol ditentukan secara proporsional terhadap jumlah anak sekolah yang terinfeksi cacing tambang pada tiap jenjang kelas pada
masing-masing sekolah. Teknik pemilihan sampel pada penelitian ini diawali dengan melakukan pemeriksaan infeksi cacing tambang pada subyek
penelitian. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, ditemukan kejadian infeksi pada masing-masing sekolah sebagai berikut :
Tabel 3.2. Rekap hasil pemeriksaan infeksi cacing tambang pada anak
KELAS SEKOLAH A
SEKOLAH B
Siswa Positif Negatif Persen
Siswa Positif Negatif Persen
1 39 8 31 20.51 40 9 31 22.50 2 24 6 18 25.00 39 7 32 17.95
3 41 10 31 24.39 40 8 32 20.00 4 28 5 23 17.86 40 7 33 17.50
5 24 5 19 20.83 38 5 33 13.16 6 14 3 11 21.43 37 4 33 10.81
TOTAL 170 37 133 21.76 234 40 194 17.09
Tahapan selanjutnya adalah menentukan sampel anak sekolah yang positif terinfeksi cacing tambang berdasarkan jenjang kelas dan sekolah.
Penentuan jumlah sampel dari tiap jenjang kelas dan sekolah ini dilakukan dengan melihat hasil pemeriksaan infeksi cacing tambang. Jumlah anak dari
tiap jenjang kelas dan sekolah yang memiliki jumlah anak terinfeksi lebih sedikit menjadi acuan penentuan jumlah sampel pada jenjang kelas tersebut.
Pada jenjang kelas 1, didapatkan jumlah anak positif terinfeksi dari sekolah A sebanyak 8 orang dan dari sekolah B sebanyak 9 orang, maka
ditentukan jumlah anak yang dijadikan sampel dari jenjang kelas 1 adalah sebanyak 8 anak. Demikian diberlakukan terhadap jenjang kelas lainnya.
Dengan cara demikian seharusnya jumlah sampel yang dijadikan subyek penelitian adalah sebanyak 37 dari masing-masing sekolah, namun ada 4
orang tua siswa yang tidak berkenan menjadi responden penelitian sehingga jumlah sampel tinggal 33 anak. Jumlah sampel terpilih dari 2 sekolah adalah
sebanyak 66 orang untuk kelompok kasus. Penentuan sampel untuk kelompok kontrol dilakukan dengan
melakukan pengundian sejumlah nama siswa yang tidak terinfeksi cacing tambang dari tiap-tiap jenjang kelas dengan jumlah sebanding sampel pada
kelompok kasus sehingga total sampel dari kelompok kasus dan kontrol sebesar 132 anak sekolah.
4. Kriteria Inklusi