Soneta Butarbutar. Analisa kandungan rhodamin B dan natrium benzoat pada cabai merah capsicum annum l. Giling yang dijual dibeberapa pasar di kota medan tahun 2007.2007
USU e-Repository©2009
41 Pewarna buatan untuk makanan diperoleh melalui proses sintesis kimia buatan
yang mengandalkan bahan-bahan kimia, atau dari bahan yang mengandung pewarna alami melalui ekstraksi secara kimiawi. Beberapa contoh pewarna
buatan adalah tartrazin untuk warna kuning, allura red untuk warna merah, dan sebagainya.
Kelebihan pewarna buatan dibanding pewarna alami adalah dapat menghasilkan warna yang lebih kuat dan stabil meski jumlah pewarna yang
digunakan hanya sedikit. Warna yang dihasilkan dari pewarna buatan akan tetap cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan dan pemanasan. Sedangkan
pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan disimpan Anonimous, 2004.
Beberapa alasan utama menambahkan zat pewarna pada makanan yaitu Wiryanta, 2002:
1. Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara, atau temperatur
yang ekstrim akibat proses pengolahan dan penyimpanan. 2.
Memperbaiki variasi alami warna. 3.
Membuat identik produk pangan. 4.
Menarik minat konsumen dengan pilihan warna yang menyenangkan . 5.
Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar matahari selama produk disimpan.
3.6.1. Rhodamin B
Soneta Butarbutar. Analisa kandungan rhodamin B dan natrium benzoat pada cabai merah capsicum annum l. Giling yang dijual dibeberapa pasar di kota medan tahun 2007.2007
USU e-Repository©2009
42 Rhodamin B C
28
H
31
CIN
2
O
3
adalah zat warna sintetis berbentuk serbuk kristal, berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau, dan dalam larutan
berwarna merah terang berfluorensi. Rhodamin B semula digunakan untuk kegiatan histologi dan sekarang berkembang untuk berbagai keperluan seperti sebagai pewarna
kertas dan tekstil. Rhodamin B seringkali disalahgunakan untuk pewarna pangan dan pewarna kosmetik, misalnya sirup, lipstik, pemerah pipi, dan lain-lain . Pewarna ini
terbuat dari dietillaminophenol dan phatalic anchidria dimana kedua bahan baku ini sangat toksik bagi manusia. Biasanya pewarna ini digunakan untuk pewarna kertas,
wol dam sutra Djarismawati, 2004 . Pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang pelarangan penggunaan
Rhodamin B dalam obat, makanan, dan kosmetik yaitu Permenkes No. 239MenKesPerV1985 tentang zat warna tertentu yang dinyatakan berbahaya dan
tidak boleh digunakan dan direvisi melalui SK Menteri Kesehatan RI No. 722MenKesPerIX1988 Dirjen POM, 2002.
3.6.2. Dampak Rhodamin B Terhadap Kesehatan
Dalam uji toksisitas zat warna Rhodamin B terhadap hewan menunjukkan terjadinya perubahan bentuk dan organisasi sel dalam jaringan hati dari normal ke
patologis, yaitu perubahan sel hati menjadi nekrosis dan jaringan disekitarnya mengalami desintegrasi atau disorganisasi. Kerusakan pada jaringan hati ditandai
dengan terjadinya piknotik dan hiperkromatik dari nukleus, degenerasi lemak dan sitolisis dari sitoplasma. Terjadinya degenerasi lemak ini disebabkan karena
terhambatnya pemasokan energi yang diperlukan untuk memelihara fungsi dan
Soneta Butarbutar. Analisa kandungan rhodamin B dan natrium benzoat pada cabai merah capsicum annum l. Giling yang dijual dibeberapa pasar di kota medan tahun 2007.2007
USU e-Repository©2009
43 struktur retikulum endoplasmik sehingga proses sintesa protein menjadi menurun dan
sel kehilangan daya untuk mengeluarkan trigliserida, akibatnya mengakibatkan nekrosis hati Djarismawati, 2004.
Penggunaan Rhodamin B dalam waktu lama dan jumlah yang banyak pada manusia dapat menyebabkan gangguan fungsi hati atau kanker hati dengan cara
menumpuk di lemak yang lama kelamaan jumlahnya terus bertambah di dalam tubuh. Sedangkan mengkonsumsi Rhodamin B dalam waktu singkat dapat menyebabkan
iritasi pada saluran pencernaan dan dapat menyebabkan keracunan. Bila mengkonsumsi makanan berwarna yang mengandung Rhodamin B, urine akan
berwarna merah atau merah muda Dirjen POM, 2002.
3.7. Bahan Pengawet Makanan