Soneta Butarbutar. Analisa kandungan rhodamin B dan natrium benzoat pada cabai merah capsicum annum l. Giling yang dijual dibeberapa pasar di kota medan tahun 2007.2007
USU e-Repository©2009
10
merah giling dapat menimbulkan gejala kejang-kejang terus menerus, hiperaktif, penurunan berat badan dan dapat menyebabkan kematian Nurcahyani, 2005.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian terhadap cabai merah giling yang dijual di beberapa pasar di kota Medan. Mengingat
cabai merah giling hanya dapat bertahan paling lama 5 hari, harganya murah, banyak diperdagangkan dan banyak dijumpai penggunaannya dalam masyarakat.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin mengetahui ada tidaknya Rhodamin B dan Natrium Benzoat sebagai bahan tambahan makanan pada
cabai merah giling dan menganalisa kadar Natrium Benzoat pada cabai merah giling yang dijual di beberapa pasar di kota Medan.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui keberadaan zat pewarna Rhodamin B dan zat pengawet Natrium Benzoat dan kandungan Natrium Benzoat yang digunakan sebagai bahan
tambahan pada cabai merah giling yang dibuat oleh penyalur dan pedagang yang memproduksi sendiri cabai merah giling yang dijual di beberapa pasar di kota
Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Soneta Butarbutar. Analisa kandungan rhodamin B dan natrium benzoat pada cabai merah capsicum annum l. Giling yang dijual dibeberapa pasar di kota medan tahun 2007.2007
USU e-Repository©2009
11
1. Untuk mengetahui ada tidaknya zat pewarna Rhodamin B yang dibuat oleh
penyalur dan pedagang yang memproduksi sendiri cabai merah giling yang beredar di beberapa pasar di kota medan.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya zat pengawet Natrium Benzoat yang dibuat oleh
penyalur dan pedagang yang memproduksi sendiri cabai merah giling yang beredar di beberapa pasar di kota medan.
3. Untuk memeriksa kandungan zat pengawet Natrium Benzoat yang terdapat di
dalam produk cabai merah giling yang dibuat oleh penyalur dan pedagang yang memproduksi sendiri cabai merah giling yang beredar di beberapa pasar di kota
medan. 4.
Untuk menganalisa kandungan zat pengawet Natrium Benzoat yang terdapat di dalam produk cabai merah giling yang dibuat oleh penyalur dan pedagang yang
memproduksi sendiri cabai merah giling dan dibandingkan dengan Permenkes RI No. 722MenkesPer IX1988.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Sebagai petunjuk bagi produsen atau pengolah makanan dalam memproduksi cabai merah giling.
2. Sebagai informasi bagi masyarakat dalam memilih makanan olahan yang aman
untuk dikonsumsi.
Soneta Butarbutar. Analisa kandungan rhodamin B dan natrium benzoat pada cabai merah capsicum annum l. Giling yang dijual dibeberapa pasar di kota medan tahun 2007.2007
USU e-Repository©2009
12
3. Memberi masukan bagi Departemen Kesehatan, instansi, dan dinas terkait untuk
lebih memperhatikan penggunaan pengawet dan pewarna sebagai bahan tambahan makanan khususnya pada cabai merah giling yang beredar dipasaran.
4. Sebagai masukan dan pengalaman bagi penulis mengenai bahan tambahan
makanan.
Soneta Butarbutar. Analisa kandungan rhodamin B dan natrium benzoat pada cabai merah capsicum annum l. Giling yang dijual dibeberapa pasar di kota medan tahun 2007.2007
USU e-Repository©2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Higiene dan Sanitasi Makanan
Makanan diperlukan untuk kehidupan, karena dari makanan didapatkan energi yang diperlukan untuk melangsungkan pelbagai faal tubuh. Dalam ilmu
kedokteran atau kesehatan telah lama diketahui bahwa antara makanan dan kesehatan terdapat hubungan erat. Misalnya, seseorang yang memakan makanan yang tidak
cukup mengandung gizi mudah terserang penyakit kekurangan gizi. Selanjutnya ilmu kedokteran atau kesehatan juga memperhatikan cara mengelola bahan makanan,
karena jika cara mengelola tersebut salah akan mengakibatkan kerusakan beberapa zat yang terdapat dalam bahan makanan. Kesemua hal yang menyangkut makanan
ini bukan menjadi perhatian ilmu kesehatan lingkungan Azwar, 1996. Dari sudut kesehatan lingkungan perhatian terutama ditujukan pada higiene
dan sanitasi makanan tersebut. Kebersihan makanan dan minuman adalah: 1.
Kebersihan dari makanan minuman itu sendiri yang merupakan usaha higiene makanan.
2. Kebersihan dari lingkungan sekitar dimana makanan itu berada. Hal ini merupakan
usaha sanitasi makanan. Sanitasi makanan dan minuman tidak dapat dipisahkan dari sanitasi lingkungan
karena sanitasi makanan dan minuman adalah usaha untuk mengamankan dan menyelamatkan makanan dan minuman agar tetap bersih, sehat, dan aman.
Soneta Butarbutar. Analisa kandungan rhodamin B dan natrium benzoat pada cabai merah capsicum annum l. Giling yang dijual dibeberapa pasar di kota medan tahun 2007.2007
USU e-Repository©2009
14
Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan oleh tiga faktor yaitu Yuliarsih, 2002:
1. Faktor fisik
Sanitasi makanan yang buruk yang disebabkan oleh faktor fisik adalah ruangan yang kurang mendapat pertukaran udara yang kurang lancar, suhu yang panas atau
lembab, dan lain-lain. 2.
Faktor kimia Sanitasi makanan yang buruk yang disebabkan oleh faktor kimia adalah karena :
a. Adanya pencemaran gas atau cairan yang merugikan kesehatan atau adanya
partikel-partikel yang beracun. b.
Zat kimia yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan makanan. c.
Zat pewarna tekstil yang digunakan untuk memberi warna pada makanan. d.
Obat-obat penyemprot hama yang digunakan untuk sayuran dan buah ketika ditanam.
3. Mikrobiologi
Sanitasi makanan yang buruk yang disebabkan oleh faktor mikrobiologi karena adanya pencemaran oleh bakteri, virus, jamur, dan parasit.
2.2. Makanan dan Kesehatan