memenuhi kebutuhannya dan agar terhindar dari konsekuensi negatif yaitu rasa stres atau lelah yang dialami Garrett dan Danzinger, 2008.
Dari uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku cyberloafing
di atas, maka penelitian ini hanya akan berfokus faktor organisasi yang dikemukakan oleh Ozler dan Polat 2012.
B. Role Ambiguity
Definisi  Role  Ambiguity  menurut  Rizzo  et  al.1970  adalah  suatu  keadaan dimana  suatu  pekerjaan  memiliki  kekurangan  dalam  prediksi  suatu  respon  terhadap
perilaku  pihak  lain  dan  kejelasan  mengenai  persyaratan  perilaku  yang  diharapkan. Menurut  Munandar  2001  role  ambiguity  timbul  jika  seorang  tenaga  kerja
mengalami adanya: 1  Pertentangan  antara  tugas-tugas  yang  harus  ia  lakukan  dan  antara  tanggung
jawab yang ia miliki. 2  Tugas-tugas  yang  harus  ia  lakukan  yang  menurut  pandangannya  bukan
merupakan bagian dari pekerjannya. 3  Tuntututan-tuntutan  yang  bertentangan  dari  atasan,  rekan,  bawahannya,  atau
orang lain yang dinilai penting bagi dirinya. 4  Pertentangan  dengan  nilai-nilai  dan  keyakinan  pribadinya  sewaktu  melakukan
tugas pekerjaannya. Role  ambiguity  adalah  suatu  kesenjangan  antara  jumlah  informasi  yang
dimiliki  seseorang  dengan  yang  dibutuhkannya  untuk  dapat  melaksanakan  perannya dengan  tepat  Brief  dalam  Nimran,  1999.  Sehingga  role  ambiguity  bersifat  sebagai
Universitas Sumatera Utara
pembangkit  stres  sebab  dapat  menghalangi  individu  untuk  melakukan  tugasnya  dan menyebabkan timbulnya perasaan tidak aman dan tidak menentu.
C. Role Conflict
Role  Conflict  didefinisikan  sebagai  ketentuan  dalam  sebuah  peran  dimana terdapat  kesesuaian  atau  ketidaksesuaian  congruency-incongruency,  dalam  hal  ini
kesesuaian  atau  kecocokan  congruency  atau  compatibility  merupakan  penilaian relatif  dari  suatu  keadaan  yang  melanggar  peran  kinerja  Rizzo  et  al,  1970.
Ketidakcocokan  atau  incongruency  dapat  mengakibatkan  berbagai  jenis  konflik, yaitu:
1.  Konflik  antara  nilai-nilai  internal  seseorang  dengan  peran  perilaku. Merupakan  person-role  conflcit  atau  intrarole  conflict  yang  menjadi  fokus
ketika seseorang berada dalam suatu posisi atau peran. 2.  Konflik antara waktu, sumber daya, atau kemampuan seseorang dengan peran
perilaku.  Ketika  terjadi  ketidakcocokan  antara  salah  seorang  yang  saling berkaitan maka hal ini disebut sebagai intrasender conflict. Hal ini juga dapat
dihasilkan  dari  organisasi.  Bila  dilihat  dari  person-role  conflict  misalnya kemampuan yang tidak memadai.
3.  Konflik  antara  beberapa  peran  untuk  satu  orang  yang  sama  yang membutuhkan perilaku yang berbeda atau bertentangan, atau perubahan dalam
perilaku  sebagai  fungsi  dari  situasi.  Hal  ini  merupakan  interrole  conflict ketika seseorang berada lebih dari satu posisi dalam satu sistem peran.
Universitas Sumatera Utara
4.  Harapan  yang  bertentangan  dan  tuntutan  organisasi  dengan  bentuk  aturan yang tidak sesuai, perbedaan permintaan dari orang lain, dan standar evaluasi
yang tidak sesuai. Role  conflict    atau    konflik  peran  didefinisikan  oleh  Brief  dalam  Nimran
1999 sebagai adanya ketidakcocokan antara harapan-harapan yang berkaitan dengan suatu  peran.  Role  conflict  timbul  karena  ketidakcakapan  untuk  memenuhi  tuntutan-
tuntutan dan berbagai harapan terhadap diri individu tersebut Munandar, 2001.
D. Pengaruh Role Ambiguity dan Role Conflict Terhadap Cyberloafing