tuntuan  pekerjaan  dan  mudahnya  para  karyawan  untuk  mengkases  internet,  tidak menutup  kemungkinan  untuk  karyawan  melakukan  cyberloafing.  Namun  akses
internet yang disediakan oleh perusahaan menggunakan batasan atau memiliki aturan pemakaian  dimana  akses  internet  hanya  bisa  digunakan  untuk  keperluan  pekerjaan,
sehingga  untuk  mengakses  media  sosial  tidak  dapat  dilakukan.  Selain  tersedianya akses  internet  oleh  perusahaan  terdapat  juga  akses  internet  pribadi,  dilihat  dari
penggunaan  gadget  pribadi  yang  hampir  dimiliki  oleh  seluruh  karyawan  di perusahaan tersebut.
Berdasarkan hal diatas peneliti berniat untuk melihat pengaruh role ambiguity dan role conflict terhadap cyberloafing.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu :
“Apakah  role  ambiguity  dan  role  conflict  berpengaruh  terhadap  perilaku cyberloafing
?” C.
Tujuan Penelitian
Untuk  mengetahui  pengaruh  role  ambiguity  dan  role  conflict  terhadap perilaku cyberloafing yang muncul pada karyawan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a.  Hasil  penelitian  diharapkan  dapat  menambah  khasanah  bacaan, referensi,  dan  pengaplikasian  ilmu  Psikologi,  khususnya  bidang
Universitas Sumatera Utara
Psikologi  Industri  dan  Organisasi,  terutama  mengenai  pengaruh  role ambiguity dan role conflict terhadap cyberloafing.
b.  Hasil  penelitian  ini  bisa  bermanfaat  untuk  dijadikan  bahan perbandingan  bagi  penelitian-penelitian  selanjutnya,  terutama  yang
berhubungan  dengan  perilaku  cyberloafing  yang  terkait  dengan pengaruh role ambiguity dan role conflict.
2. Manfaat Praktis
a.  Hasil  penelitian  diharapkan  untuk  dapat  memberikan  gambaran mengenai  role  ambiguity  dan  role  conflict  yang  mempengaruhi
munculnya  perilaku  cyberloafing,  juga  agar  dapat  memberikan gambaran mengenai perilaku cyberloafing.
b.  Kemudian  untuk  dapat  melihat  dari  antara  role  ambiguity  dan  role conflict,  manakah  yang  lebih  berperan  pada  munculnya  perilaku
cyberloafing. c.  Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  masukan  bagi
institusi  perusahaan  dalam  kaitannya  mengenai  role  ambiguity  dan role  conflict  terhadap  perilaku  cyberloafing  yang  dialami  oleh
karyawan.
Universitas Sumatera Utara
E. Sistematika Penulisan
Bab I  : Pendahuluan Berisi  uraian  singkat  mengenai  gambaran  latar  belakang  masalah,
perumusan  masalah,  tujuan  penelitian,  manfaat  penelitian  dan sistematika penulisan.
Bab II  : Landasan Teori Berisi  tinjauan  teoritis  yang  menjadi  acuan  dalam  pembahasan
permasalahan.  Memuat  landasan  teori  tentang  role  ambiguity,  role conflict, dan perilaku cyberloafing.
Bab III : Metode Penelitian Berisi  identifikasi  variabel,  definisi  operasional,  subjek  penelitian,
metode pengambilan data, dan metode analisa data penelitian. Bab IV   : Analisa Data dan Pembahasan
Dalam  analisa  data  akan  dipaparkan    mengenai  hasil  deskripsi  data penelitian,  uji  hipotesa  utama  dan  uji  hipotesa  tambahan  dan
menginterpretasikan data-data masukan atau data-data tambahan dari statistik, serta pembahasan mengenai hasil penelitian.
Bab V    :  Kesimpulan dan Saran Dalam  kesimpulan  terdapat  jawaban  atas  masalah  yang  diajukan.
Kesimpulan  dibuat  berdasarkan  analisa  dan  interpretasi  data,  dan saran  dibuat  dengan  mepertimbangkan  hasil  penelitian  yang
diperoleh.
Universitas Sumatera Utara
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi mengenai landasan teori yang mendasari masalah yang menjadi objek  penelitian,  yaitu  landasan  teori  cyberloafing  yang  meliputi  definisi,  tipe-tipe,
dan  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  cyberloafing,  serta  landasan  teori  role ambiguity dan role conflict. Bab ini juga berisi mengenai dinamika antar variabel dan
hipotesis penelitian.
A. Cyberloafing
1. Definisi Cyberloafing
Deviant Organizational Behavior adalah tindakan yang dilakukan oleh pihak karyawan  yang dengan sengaja melanggar norma-norma organisasi yang formal dan
peraturan  tentang  masyarakat,  dan  dapat  menghasilkan  hal  yang  mempunyai konsekuensi negatif Robbins, 2004. Terdapat beberapa perilaku menyimpang dalam
organisasi  antara  lain  ketidaksopanan,  cyberloafing,  penyerangan  fisik  di  tempat kerja,  berkata  kasar  atau  marah  dengan  kata-kata  yang  menyinggung  perasaan,
pencurian  di  tempat  kerja  oleh  karyawan  Robbins,  2004.  Jadi  cyberloafing merupakan salah satu produk atau hasil dari deviant organizational behavior dan juga
termasuk  salah  satu  isu  penting  yang  berkembang  sesuai  dengan  perkembangan
internet dalam dunia bisnis atau perusahaan.
Kata  lain  yang  biasa  disebutkan  pada  penggunaan  internet  yang  tidak berkaitan  dengan  pekerjaan  antara  lain  junk  computing  Guthrie  and  Gray,  1996,
Universitas Sumatera Utara