dengan  tujuan  organisasi  Bock    Ho,  2009.  Baik  Junk  Computing  maupun Cyberloafing  merupakan  penggunaan  sumber  daya  organisasi  untuk  kepentingan
pribadi,  namun  cyberloafing  bertujuan  untuk  pengunaan  internet  pribadi  sedangkan junk  computing  merupakan  penggunaan  pribadi  offline  melalui  sumber  daya
organisasi. Berdasarkan  penjelasan  definisi  perilaku  cyberloafing  yang  telah  dijelaskan
diatas,  perilaku  cyberloafing  yang  akan  menjadi  fokus  penelitian  adalah  perilaku karyawan  menggunakan  akses  internet  kantor  dan  atau  akses  internet  pribadi  untuk
keperluan pribadi atau diluar pekerjaan.
2. Aktivitas Cyberloafing
Lim dan Chen 2009 membagi cyberloafing menjadi dua aktivitas yaitu: 1.
Emailing Activities Aktivitas Email Tipe cyberloafing ini mencakup semua aktivitas penggunaan email yang tidak
berkaitan  dengan  pekerjaan  tujuan  pribadi  saat  jam  kerja.  Contoh  perilaku dari  tipe  cyberloafing  ini  adalah  memeriksa,  membaca,  maupun  menerima
email pribadi. 2.
Browsing Activities Aktivitas Browsing Tipe  cyberloafing  ini  mencakup  semua  aktivitas  penggunaan  akses  internet
perusahaan  untuk  browsing  situs  yang  tidak  berkaitan  dengan  pekerjaan  saat jam  kerja.  Contoh  perilaku  dari  tipe  cyberloafing  ini  adalah  browsing  situs
olahraga, situs berita, maupun situs khusus dewasa.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa  peneliti  menggunakan  istilah  cyberloafing  mengarah  kepada perilaku  serius  seperti  menyebar  virus  dan  hacking  namun  jenis  cyberloafing  yang
akan menjadi fokus dalam penelitian ini adalah cyberloafing yang dikemukakan oleh Lim  dan  Chen  2009  yaitu  perilaku  cyberloafing  berupa  aktivitas  email  membaca,
mengirim  dan  menerima  email  pribadi  dan  aktivitas  browsing  jejaring  sosial, mengunduh  file  atau  musik,  dan  mencari  berita  yang  tidak  berkaitan  dengan
pekerjaan.  Aktivitas  email  yang  dimaksud  seperti  pada  jam  kerja  karyawan membaca, mengirim, dan  menerima email pribadinya sehingga tugas dan pekerjaan
yang  menjadi  tanggung  jawabnya  pun  menjadi  teralihkan.  Selain  itu,  aktivitas browsing  yang  dimaksud  seperti  karyawan  yang  membuka  jejaringan  sosial  seperti
facebook, twitter, atau mengunduh file atau musik, dan kegiatan lainnya dimana situs tersebut tidak ada kaitannya dengan tugas dan pekerjaan karyawan.
3. Faktor-faktor Penyebab Cyberloafing
Menurut  Ozler  dan  Polat  2012,  terdapat  tiga  faktor  yang  menyebabkan
munculnya perilaku cyberloafing. Ketiga faktor itu adalah sebagai berikut : 1 Faktor Individual
Faktor  individual  berpengaruh  terhadap  muncul  atau  tidaknya  perilaku cyberloafing. Berbagai atribut dalam diri individu tersebut antara lain :
a.  Persepsi dan Sikap Individu  yang  memiliki  sikap  positif  terhadap  komputer  lebih  mungkin
menggunakan  komputer  kantor  untuk  alasan  pribadi.  Selain  itu,  terdapat hubungan yang positif antara sikap mendukung terhadap cyberloafing dengan
Universitas Sumatera Utara
perilaku  cyberloafing  Liberman,  Gwendolyn,  Katelyn,  dan  Laura,  2011. Individu  yang  merasa  bahwa  penggunaan  internet  mereka  menguntungkan
bagi  performansi  kerja  lebih  mungkin  terlibat  dalam  perilaku  cyberloafing Vitak, Crouse, dan Larouse, 2011.
b.  Sifat Pribadi Perilaku  individu  pengguna  internet  akan  menunjukkan  berbagai  motif
psikologis  yang  dimiliki  oleh  individu  tersebut.  Trait  pribadi  seperti  shyness rasa  malu,  loneliness  kesepian, isolation  isolasi,  kontrol  diri,  harga  diri,
dan  locus  of  control  mungkin  dapat  mempengaruhi  bentuk  penggunaan internet  individu.  Bentuk  penggunaan  internet  yang  dimaksud  adalah
kecenderungan individu mengalami kecanduan atau penyalahgunaan internet. c.  Kebiasaan dan Adiksi Internet
Kebiasaan  mengacu  pada  serangkaian  situasi-perilaku  otomatis  sehingga terjadi  tanpa  disadari  atau tanpa  pertimbangan  untuk  merespon  isyaratisyarat
khusus di lingkungan Woon dan Pee, 2004. Lebih dari 50 perilaku media diperkirakan merupakan sebuah kebiasaan LaRose, 2010.
d.  Faktor Demografis Beberapa  faktor  demografis  seperti  status  pekerjaan,  persepsi  otonomi  di
dalam  tempat  kerja,  tingkat  gaji,  pendidikan,  dan  jenis  kelamin  merupakan prediktor penting dari cyberloafing Garrett dan Danziger, 2008.
e.  Keinginan untuk Terlibat, Norma Sosial, dan Kode Etik Personal
Universitas Sumatera Utara
Persepsi individu mengenai larangan etis terhadap  cyberloafing  berhubungan negatif  dengan  penerimaan  terhadap  cyberloafing  itu  sendiri.  Namun
sebaliknya,  hal  itu  berhubungan  positif  dengan  keinginan  seseorang  untuk melakukan  cyberloafing.  Selain  itu,  keyakinan  normatif  individu  misalnya,
cyberloafing  itu  tidak  benar  secara  moral  mengurangi  keinginan  untuk terlibat dalam perilaku cyberloafing Vitak et al., 2011.
2. Faktor Organisasi Beberapa  faktor  organisasi  juga  dapat  menentukan  kecenderungan  karyawan