2.  Menghindari  penggunaan  kata-kata  yang  terlalu  asing,  terlalu  akademik, ataupun kata-kata yang menimbulkan kecurigaan.
3.  Memperbaiki  pernyataan-pernyataan  yang  biasa  dilewati  atau  hanya menimbulkan jawaban-jawaban dangkal.
4.  Menambah  aitem  yang  sangat  perlu  atau  meniadakan  aitem  yang  ternyata tidak relevan dengan tujuan penelitian.
1. Validitas Alat Ukur
Menurut  Azwar  2005,  untuk  mengetahui  apakah  skala  psikologi  mampu menghasilkan  data  yang  akurat  sesuai  dengan  tujuan  ukurnya,  diperlukan  suatu
pengujian  validitas.  Suatu  alat  tes  atau  instrumen  pengukuran  dapat  dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau
memberikan  hasil  ukur  yang  sesuai  dengan  maksud  dilakukannya  pengukuran tersebut.
Validitas  alat  ukur  yang  dipakai  dalam  penelitian  ini  adalah  validitas  isi content  validity  yaitu  validitas  yang  menunjukkan  sejauh  mana  aitem  dalam  skala
mencakup keseluruhan isi yang hendak diungkap oleh tes tersebut. Hal ini berarti isi alat ukur tersebut harus komprehensif dan memuat isi yang relevan serta tidak keluar
dari batasan alat ukur Azwar, 2010. Sebelum  melakukan  penyusunan  alat  ukur,  peneliti  menentukan  terlebih
dahulu  kawasan  isi  dari  cyberloafing,  role  ambiguity,  dan  role  conflict.  Kemudian peneliti  akan  membuat  aitem-aitem  yang  bertujuan  untuk  mengungkap  kawasan  isi
Universitas Sumatera Utara
tersebut.  Selanjutnya  peneliti  melakukan  pengujian  validitas  isi  dengan  melakukan analisis rasional atau profesional judgement, dalam hal ini adalah dosen pembimbing
peneliti.
2. Uji Daya Beda Aitem
Uji  daya  beda  aitem  dilakukan  untuk  melihat  sejauh  mana  item  mampu membedakan  antara  individu  atau  kelompok  individu  yang  memiliki  atribut  dengan
yang  tidak  memiliki  atribut  yang  akan  diukur.  Dasar  kerja  yang  digunakan  dalam analisis  item  ini  adalah  dengan  memilih  item-item  yang  fungsi  alat  ukurnya  selaras
atau  sesuai  dengan  fungsi  ukur  tes.  Atau  dengan  kata  lain,  memilih  item  yang mengukur  hal  yang  sama  dengan  yang  diukur  oleh  tes  sebagai  keseluruhan  Azwar,
2010. Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi
antara  distribusi  skor  pada  setiap  aitem  dengan  suatu  kriteria  yang  relevan  yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi item
total yang dapat dilakukan dengan menggunakan formula koefisien korelasi  Pearson Product Moment Azwar, 2010. Aitem dianggap memuaskan bila koefisien korelasi
minimal  0,30.  Namun  ketika  aitem memiliki  indeks  daya  diskriminasi  sama  dengan atau  lebih  besar  daripada  0,3  jumlahnya  melebihi  jumlah  aitem  yang  direncanakan
untuk dijadikan skala, maka dapat memiliki aitem dengan daya diskriminasi tertinggi.
Universitas Sumatera Utara
3. Reliabilitas Alat Ukur