2. Hasil Uji Hipotesa Penelitian
Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.  Role ambiguity berpengaruh terhadap perilaku cyberloafing pada karyawan
2.  Role conflict berpengaruh terhadap perilaku cyberloafing pada karyawan Metode  yang  digunakan  untuk  menguji  hipotesa  dalam  penelitian  ini  adalah
dengan  menggunakan  metode  regresi  linear  berganda  metode  enter.  Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Tabel Koefisien Regresi
Role Ambiguity dan Conflict dengan Cyberloafing
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
29,374 4,316
6,111  0,000 Ambiguity
-0,588 0,139
-0,347 -4,219  0,000
Conflict 0,607
0,111 0,448
5,451  0,000
Berdasarkan  hasil  analisis  pada  tabel  4.7  di  atas,  nilai  signifikan  role ambiguity adalah 0,000 dan nilai signifikan role conflict adalah 0,000 dimana lebih
kecil dari 0,05  maka Ho ditolak atau dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi signifikan.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  ada  pengaruh  signifikan  role  ambiguity
terhadap perilaku cyberloafing dan role conflict terhadap perilaku cyberloafing. Berdasarkan tabel 4.7 di atas juga didapat bahwa koefisien regresi untuk yang
pertama,  role  ambiguity  yaitu  -0,347  yang  berarti  semakin  rendah  role  ambiguity individu  maka  semakin  tinggi  cyberloafing  yang  ia  lakukan.  Kedua,  koefisien
Universitas Sumatera Utara
regresi  untuk  role  conflict  adalah  0,448  yang  berarti  semakin  tinggi  role  conflict individu maka semakin tinggi cyberloafing yang ia lakukan.
Tabel 4.8 Tabel Koefisien Determinan
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
.456
a
.208 .197
7.751
Dari  hasil  pengujian  koefisien  determinan  pada  tabel  4.8,  koefisien determinan  R-square  yang  diperoleh  dari  pengaruh  role  ambiguity  dan  role
conflict  terhadap  perilaku  cyberloafing    pada  karyawan  adalah  sebesar  0,208  R- square
= 0,208. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh role ambiguity dan role conflict  terhadap  perilaku  cyberloafing  pada  karyawan  adalah  sebesar  20,8.
Artinya,  role  ambiguity  dan  role  conflict  memberikan  sumbangan  efektif  sebesar 20,8 dalam memunculkan perilaku cyberloafing, sedangkan sisanya yang sebesar
79,2 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
3. Hasil Tambahan Penelitian