Pengertian Website dan Perkembangannya

beliau menggunakan komputer NeXTcube sebagai server web yang menjadikan komputer seharga USD 6.500 itu sebagai server web pertama di dunia. 58 Tahun 1994, Sir Tim Berners-Lee mendirikan World Wide Web Consortium W3C di Massachusetts Institute of Technology, dan sampai sekarang masih menjabat sebagai ketua. Sumbangsih beliau dalam dunia maya sangat besar karena World Wide Web yang merupakan hasil karyanya tidak dipatenkan, sehingga sampai saat ini kita masih bisa menggunakan secara bebas. Atas jasa-jasanya itu, Sir Tim Berners-Lee dianugerahi gelar kehormatan oleh Ratu Elizabeth II pada 16 Juli 2004 lalu. Sementara itu, perkembangan web pertama di Indonesia sendiri, tidak ada informasi akurat tentang siapa yang pertama kali membuat situs web. Yang jelas, internet baru mulai dikenal luas di negeri kita pada tahun 1994, dan saat itu beberapa situs web yang dibuat oleh orang Indonesia, hanya menumpang hosting di beberapa universitas luar negeri, karena status mereka yang sedang menuntut ilmu di sana. Setelah tamat dan pulang ke Indonesia, tentu saja situs-situs yang dibuat tersebut sudah tidak bisa diakses lagi karena sudah dihapus oleh universitas pemilik hosting. Satu-satunya yang mungkin tersisa adalah situs Budi Rahardjo: http:indonesia.elga.net.id, yang mengklaim sebagai situs web pertama yang menyajikan informasi tentang Indonesia. Menurut Budi Rahardjo, situs webnya sudah ada sebelum browser Netscape ditemukan pada tahun 58 Adnan Perambahan, “Asal Usul Dunia dalam Kilasan Sejarah: Situs Web Pertama di Dunia,” artikel diakses pada 29 Desember 2010 dari http:www.asal-usul.com20100610-hal- terpertama-dalam-dunia-maya.html 1994, dan saat itu masih menumpang hosting di Universitas Manitoba, Kanada sehingga beralamat url http:www.umanitoba.caindonesian. 59 Pertumbuhan yang cepat dari web mengalihkan sebagian besar aspek lain dari sejarah media, dan membuatnya sulit untuk melihat signifikasinya dalam perspektif sebenarnya. 60 Kehadiran web telah memberikan warna baru dalam perkembangan industri media. Kecepatan, serta kemudahan pengaksesan, bentuk penyajiannya berupa teks yang dilengkapi warna, gambar, suara dan video telah menandai perubahan tersebut.

E. Konseptualisasi Berita 1. Pengertian Berita

Berita merupakan produk jurnalistik yang sangat diminatidibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan itu terbukti dari banyaknya peminat media yang menyiarkan berita atau informasi. 61 Kebutuhan tersebut meliputi berita serta informasi tentang manusia lain, dan tentang dunia lain yang melingkupi dan mempengaruhi kehidupannya. Berita berasal dari bahasa Sansekerta vrit, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut write, yang arti sebenarnya ialah ada atau terjadi. Sementara dalam bahasa Indonesia disebut vritta kemudian menjadi berita atau warta. 62 59 Perambahan, “Asal Usul Dunia dalam Kilasan Sejarah.” 60 Asa Briggs dan Peter Burke, Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai Internet, Penerjemah A. Rahman Zainuddin Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006, h. 281. 61 R. Masri Sareb Putra, Teknik Menulis Berita dan Feature Jakarta: PT Indeks, 2006, h. 16. 62 Totok Juroto, Manajemen Penerbitan Pers Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, cet 3, h. 46. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berita adalah catatan laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. 63 Terdapat beberapa pengertian mengenai berita, antara lain: JB Wahyudi mengemukakan berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. 64 Mitchel V. Charnley dalam bukunya Reporting 1965 menegaskan berita adalah laporan tercepat mengenai fakta dan opini yang memiliki atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk. 65 Sedangkan Dja’far Assegaff mengartikan berita sebagai laporan tentang fakta atau ide yang termass dan dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan kemudian dapat menarik perhatian pembaca. 66 Berita merupakan apa yang sedang terjadi saat ini. Berita yang terjadi kemarin merupakan berita lampau atau sudah basi, tidak terdapat sesuatu yang baru untuk diberitakan. Sehingga yang disebut berita adalah hanya ketika berita tersebut masi baru. 67 Merujuk dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, 63 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, h. 108. 64 Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi: Teknik Memburu dan Menulis Berita Televisi Bogor: PT Indeks, 2006, h. 4. 65 Drs. AS. Haris Sumadiria M.Si, Jurnalistik Indonesia; Menulis Berita dan Feature: Panduan Praktis Jurnalis Profesional Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006, cet.2, h. 64. 66 Totok Juroto, Manajemen Penerbitan Pers, h. 47. 67 Andrew Boyd, Broadcast Journalism Techniques of Radio and TV News, Oxford: Focal Press, 1994, third edition, p. 4. menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online internet. 68 Dapat dirangkum bahwa berita merupakan sesuatu yang memberikan informasi, dan dibutuhkan oleh masyarakat. Berita memberitahukan perkembangan yang terjadi, serta informasi yang sedang berlangsung, bersifat baru atau masih diperbincangkan, disiarakan melalui media, baik cetak, televisi, radio ataupun online internet. Ketika manusia memerlukan informasi mengenai apa yang ingin ia ketahui, lalu media menyiarkannya dan dikonsumsi khalayak, maka itu disebut sebagai berita.

2. Konsep Berita

69 Menurut George Fox Mott dalam New Survey of Journalism 1958, paling tidak terdapat delapan konsep berita yang harus diperhatikan oleh para praktisi dan pengamat media massa, meliputi:

1. Berita sebagai Laporan Tercepat

Seperti yang didefinisikan para pakar jurnalistik, berita adalah laporan tercepat yang disiarkan surat kabar, radio, televisi atau media online internet mengenai opini atau fakta atau kedua-duanya, yang menarik perhatian dan dianggap penting oleh sebagian besar khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Kecepatan itu dilihat dari proses mencari, menemukan, mengumpulkan, dan mengolah berita yang dilakukan oleh reporter serta 68 Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, h. 65. 69 Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, h. 72-79.