Materi Pemberitaan www.antaranews.com

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Konseptualisasi Penyajian Jurnalisme Online di www.antaranews.com a. Perkembangan Jurnalisme LKBN ANTARA Sebelum terbentuk menjadi kantor berita ANTARA, seorang Indo Belanda bernama DW Barrety lebih dulu mendirikan ANETA Algemene Niews en Telegraf pada 1 April 1917. ANETA diperoleh dari monopoli pemberitaan yang mendapat dukungan penuh dari pemerintahan Belanda, sebagai kantor berita setengah resmi. Berita- beritanya ditujukan kepada pers Belanda, dan untuk memenuhi kebutuhan suratkabar. Koran-koran lokal sangat tergantung kepadanya, terutama mengenai berita-berita luar negeri. Didirikannya kantor berita dalam masa penjajahan Belanda di Indonesia, terlihat bahwa seluruh kegiatannya hanya ditujukan untuk menjaga kelangsungan kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia, atau dengan kata lain untuk memperbesar kekuasaan Belanda. Pada 22 Desember 1934 Barrety melakukan perjalanan ke Timur Tengah dengan menggunakan pesawat terbang KLM De Uiver, lalu pesawatnya mengalami kecelakaan, awak pesawat dan semua penumpangnya termasuk Barrety meninggal dunia di Rutbah Wells. Setelah tewasnya itu, ANETA diwariskan kepada orang yang kurang mampu mengelola kantor berita. Kemudian muncul kantor berita baru yaitu ANIP atau United Press, tapi tidak bertahan lama karena mengalami devisit, lalu ANETA kembali beroperasi. 86 Untuk mengadakan imbangan terhadap pengaruh ANETA dalam dunia pemberitaan, beberapa wartawan muda yakni A.M. Sipahoetar, Soemanang, Sugondo Djojopuspito, Adam Malik dan Pandoe Kartawigoena mendirikan ANTARA pada 13 Desember 1937. Peranan kantor berita ANTARA di masa pergerakan waktu itu, diwujudkan melalui penyiaran berita-berita menyokong pergerakan nasional mencapai Indonesia merdeka. Karena itu, pihak penjajah tidak jarang melancarkan penggerebekan terhadap kantor-kantor ANTARA, dan menjebloskan wartawan-wartawannya ke dalam penjara. 87 Di museum ANTARA di Pasar Baru, terdapat tulisan yang tertempel di mesin tulis yang ditulis seorang wartawan pendiri sdr. Soegeng saat mengungsi di Pati, Jawa Tengah Gambar 1 Mesin Tulis Pertama “Mesin tulis ini ketika itu amat berjasa yang setiap hari untuk mengetik kertas stensil berita penerbitan bulletin ANTARA untuk konsumsi daerah karesidenan Pati. Setiap hari sampai 10 halaman sampai 15 halaman folio. Sekali tempo mesin ini juga dipakai oleh markonis dalam rangka mengambil berita-berita yang diudarakan oleh pemancar telegrafi Kantor Berita ANTARA pusat. 86 Soebagijo I.N, Lima Windu LKBN “Antara” Sejarah dan Perjuangannya, Jakarta: LKBN Antara, 1978, h. 18. 87 Persatuan Wartawan Indonesia, Wadah Persatuan Wartawan, artikel diakses pada 5 Maret 2011 dari http:pwi.or.idindex.phpSejarahSekilas-Sejarah-Pers-Nasional.html Terdapat juga foto bulletin pertama yang terbit pada 13 Desember 1937, dengan ejaan lama yang kurang lebih berisi: Gambar 2 Bulletin Edisi Pertama PERANTARAANKOTA Setelah satu setengah bulan diusahakan permulaan dari pers bangsa Indonesia merupakan koresponden dan kenjataan bahwa beberapa suratkabar menyokong maksud itu, maka mulai hari ini ditetapkan berdirinya persbureu itu dengan nama ANTARA alamat Baitentygeratraat 30 Batavia, telefoon Bt. 1725. Persbureau ini adalah usaha yang akan disebabkan jadi kepunyaan pers Indonesia seluruhnya yang bekerja buat sementara, sebagai Hoofdredacteur: Soemanang to Redacteur: A.M. Sipahoetar dibantu oleh beberapa mejeworkers. Toean Sanoesi Pane, diminta dan sudah menerima jadi gecomentteerda pers Indonesia buat sementara dalam kulitasnya sebagai Hoofdredacteur. Kebangunan toean R. Prawotoeoemodilogo directur hoofdredacteur. Peranan kita sangat setuju berdirinya persbureau ini, kalau diadakan permusyawaratan antara directuerun dan hoofdredacteuren pers Indonesia lainnya buat membentuk sesuatu yang berkenan dengan penilikan pers Indonesia seluruhnya atas persbureau tersebut, beliau akan suka turut mujarat. Terhadap perhimpunan bangsa Indonesia: Diharap supaya perhimpunan-perhimpunan bangsa Indonesia dari segala lapisan maka berhubungan dengan persbureau tersebut, yang mengenal penyiaran untuk kepentingan keduabelah pihak. Salam kebangsaan Persbureau ANTARA Djakarta Djakarta, 13 Desember 1937