dicapai. Dari ideologi maka suatu perusahaan media memiliki dasar pemikiran yang tentunya akan mempengaruhi isi dari media itu sendiri.
2. Ekstra Media
Pengaruh selain dari media itu sendiri, merupakan pengaruhkekuatan dari luar media. Dalam pembahasan mengenai
ekstra media atau bisa dikatakan sebagai kekuatan di luar media, memfokuskan perhatian pada faktor luar di dalam perusahaan media.
Meliputi sumber informasi yang menjadi isi media, seperti adanya kelompok penting, hubungan publik, dan terhadap berita
perusahaannya sendiri; sumber pendapatan, seperti pengiklan dan penonton; institusi sosial, seperti bisnis dan pemerintah;
perekonomian; dan teknologi.
37
Kekuatan di luar media, tentu saja bisa menjadi faktor yang mempengaruhi di dalam media. Seperti halnya media di Indonesia,
baik cetak, radio, televisi hingga media online, bisa dikatakan hampir sebagaian besar terdapat kekuatan politik di dalamnya. Kemudian
adanya iklan, banyaknya penonton yang menyaksikan tayangan pada jam tertentu, sehingga mempengaruhi rating, tentu saja akan
mempengaruhi iklan, maka akan berpengaruh terhadap pendapatan media, juga promosi yang memasang iklan atau adanya pihak yang
ingin memasang iklan.
37
Shoemaker and Reese, Mediating the Message, p. 175.
Hal lain misalnya saja mengenai institusi sosial, pemerintah, perekonomian, serta teknologi, berhubungan dengan program-program
atau peraturankebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Dalam hal ini, tentu saja media harus mempublikasikannya, sebagai bagian dari fungsi
media massa yaitu memberi informasi, serta pendidikan.
3. Organisasi
Hal yang membedakan antara satu organisasi dengan organisasi lain, adalah bagaimana mereka menyelesaikan persoalan di dalam
produksi. Di sini kita menyebut: bagaimana struktur organisasi, bagaimana membuat suatu pembeda, bagaimana membentuk
kekuasaan, dan apa yang membuatnya berbeda dalam segi isi pada suatu media.
Menurut Hirsch 1977, perspektif tersebut mengutamakan perbedaan dalam peranan organisasi, struktur internal, tujuan,
teknologi, dan penjualan.
38
Perbedaan ini dibuat pemegang kekuasaan, dalam hal mencapai tujuan dan kepentingan politik. Namun dalam
analisis organisasi disebutkan, bahwa hal itu tidak bisa dijadikan tolak ukur.
Misalnya saja dalam satu contoh, jika ada dua pekerja berita bereaksi dengan cara yang sama, yakni memiliki rasa lebih unggul satu
sama lain, dan melakukan rutinitas kerja yang sama. Demikian pula jika ditemukan bahwa wartawan suratkabar melakukan cara yang sama
38
Shoemaker and Reese, Mediating the Message, p. 139.
dalam kerjanya. Bisa jadi kedua wartawan tersebut memiliki pandangan yang sama dari perusahaan tempat mereka bekerja, dengan
sistem politik pemberitaan yang sama. Termasuk faktor yang mempengaruhi isi media, beberapa
menggunakan organisasi sebagai langkah, dalam membentuk konsep produksi di dalam pemberitaan media. Pihak lain membandingkan isu
aktual yang berbeda di antara media, seperti antara keluarga dan pemilik suratkabar. Tentu saja tidak secara terang-terangan, tapi karena
penempatan isi berita berlainan dengan organisasi media lainnya, maka penonton akan “membaca” hal tersebut.
Dapat dikatakan bahwa, peran organisasi sangat mempengaruhi bagaimana seorang jurnalis dalam bekerja. Pengaruh itu dapat dilihat,
sejauh mana seorang jurnalis memiliki kecekatan dalam memburu berita secepat mungkin. Kerja mereka pun bisa dikatakan berdasar
prinsip organisasi. Bagaimana mereka bekerja untuk perusahaan tempat mereka bernaung, dengan konsep pemberitaan yang
berpengaruh terhadap isi media.
4. Media
Rutinitas merupakan hal penting yang memiliki pengaruh kuat dalam produksi, yang membentuk mental pekerja media menjadi lebih
fokus dalam pekerjaannya. Penonton memiliki perhatian dan waktu yang tebatas, media pun dengan sumber penghasilan yang terbatas,
juga terbatas produksi yang dihasilkan. Dengan keterbatasan itu, hal-