3. Berita sebagai Fakta Objektif
Berita  adalah  laporan tentang  fakta  secara apa  adanya  das Sein,   dan bukan laporan tentang fakta yang seharusnya das Sollen. Sebagai fakta, berita
adalah rekonstruksi peristiwa melalui prosedur jurnalistik yang sangat ketat dan terukur.
4. Berita sebagai Interpretasi
Teori  jurnalistik  mengingatkan,  tidak  semua  berita  dapat  berbicara sendiri.  Maksudnya  bahwa  berita  yang  disajikan  hanya  berupa  fakta  yang
belum berbicara. Karena itu tugas media membuat fakta yang seolah membisu itu menjadi dapat berbicara sendiri kepada khalayak pembaca, pendengar, atau
pemirsa dengan bahasa yang menarik. Dalam  hal  tersebut,  redaksi  menyajikan  analisis  berita,
menyelenggarakan  wawancara  dengan  para  ahli,  menggelar  diskusi,  dan memberikan interpretasi terhadap berbagai fenomena dan fakta yang muncul,
antara lain melalui artikel dan tajuk rencana.
5. Berita sebagai Sensasi
Sensasi merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Berasal dari kata sense, berarti alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan
lingkungannya  Rakhmat,  1998:49.  Sensasi  adalah  pengalaman  elementer yang segera, tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual,
dan  terutama  berhubungan  dengan  kegiatan  alat  indra  Wolman,  1973:  343 dalam Rakhmat, 1998: 49.
Sensasi  itu  sendiri  merupakan  bagian  dari  persepsi  menafsirkan sesuatu dalam diri. Berita media massa bisa dipahami sebagai sensasi, bisa
dimaknai  sebagai  persepsi,  tetapi  bisa  juga  diartikan  sebagai  informasi. Berita  yang  muncul  secara  sensasional  seringkali  menuai  kritik  dari
masyarakat.  Seperti  berita  yang  tidak  masuk  akal,  atau  dianggap membodohi.
6. Berita sebagai Minat Insani
Berbagai peristiwa  yang terjadi di dunia, seringkali membuat siapapun yang  melihat  tersentuh  hatinya.  Membuat  kita  sedih,  menangis,  bahkan
histeris,  seperti  berita  pemboman,  pembunuhan,  penyiksaan,  kekejaman,
hingga bencana alam.
Dengan berita-berita tersebut, media massa bermaksud menggalang dan membangkitkan  atensi  serta  motivasi  kita  untuk  tetap  bersatu,  bersaudara,
saling  berkomunikasi,  dan  saling  mencintai.  Media  massa  berupaya menumbuhkan kepekaan individual dan kepekaan sosial masyarakat.
7. Berita sebagai Ramalan
Berita  tidak  sekedar  melaporkan  perbuatan  atau  keadaan  secara  kasat mata.  Berita  mengisyaratkan  dampak  dari  perbuatan  atau  keadaan  itu.  Berita
memberikan  interpretasi,  prediksi,  dan  konklusi.  Bagaimana  caranya?  Kita dapat  mengembangkan  tradisi  jurnalistik  presisi.  Semua  informasi  yang
disajikan  media,  idealnya  terdiri  atas  rangkaian  fakta  yang  benar,  akurat, lengkap, dan tentu saja aktual melalui berbagai uji dan pendekatan akademik.
Sebagai  contoh,  sejak  era  reformasi,  media  massa  Indonesia  sudah semakin  terbiasa  dengan  penyelenggaraan  jajak  pendapat  polling.  Dari  situ