upah sewa tanpa diikuti pemindahan hak kepemilikan barang atau jasa tersebut.
6 Pemberdayaan zakat dalam bentuk santunan, beasiswa
pendidikan, qardhul hasan, amilin, muqayyadah. c.
Jasa Pelayanan 1
Pembayaran rekening listrik, telepon, dan PAM 2
Pengurusan BPKB, STNK, dan SIM
B. Praktek dan Pola Pendampingan pada Pembiayaan Mudharabah
1. Praktek Pembiayaan Mudharabah Di BMT Ta’awun
Mekanisme pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh BMT, umumnya menetapkan suatu ketentuan teknis yang ditujukan bagi nasabah
atau para pengusaha yang hendak menjalin kemitraan usaha dengan BMT. Ketentuan teknis tersebut berintikan syarat-syarat yang ditetapkan oleh pihak
BMT kepada nasabah yang mengajukan pembiayaan. Dilihat dari kerangka praktisnya, ketentuan bagi pengajuan bantuan pembiayaan di Bmt tidal jauh
dengan lembaga keuangan konvensional, akan tetapi yang membedakan adalah tata cara berinteraksi dan memperhitungkan bagi hasil yang ditetapkan
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di BMT Ta’awun adalah profit sharing . Profit sharing
adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan tersebut.
45
Keuntungan yang didapat dari hasil usaha tersebut akan dilakukan pembagian setelah dilakukan perhitungan terlebih
dahulu atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan selama proses usaha. Gambar 3.1 Tentang skema proses pembiayaan
45
Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syari’ah,
Jakarta : Djambatan, 2001, h. 264
SURVEY PERSYARATAN
PENGAJUAN INFORMASI
1. Pengisian
formulir 2.
Foto copy KTP
3. Kartu klirig
4. Akte nikah
5. Surat
persetujuan 1.
Lokasi usaha 2.
Lokasi domisili
3. Kelayakan
usaha 4.
Laporan keuangan
5. Pendapatan
KOMITE
Disetujui 1.
Konfirmasi 2.
Penetapan 3.
Janji kerjasama
4. Pencairan
dana Tidak disetujui
1. Pemberitahuan
dengan surat 2.
Kerapihan arsip pengguna
Monitoring 1.
Konfirmasi 2.
Jemput bola
3. Penyelesai
an permasalah
an
Sumber: BMT TA’AWUN
Adapun beberapa proses pengajuan permohonan pembiayaan di BMT TA’AWUN seperti terlihat pada gambar 3.1 Tentang skema proses
pembiayaan untuk tahap awal, mengajukan sebuah permohonan pembiayaan dengan membuat surat permohonan pembiayaan, proses selanjutnya pihak
BMT Ta’awun akan melakukan penilaian kelayakan dan menjadi wewenang BMT Ta’awun dalam memberikan persetujuan atau penolakan permohonan
pembiayaan. Ketentuan persyaratan dokumentasi yang diterapkan berbeda- beda, dalam hal ini beberapa langkah yang di berlakukan oleh pihak BMT
Ta’awun antara lain: a.
Persyaratan-persyaratan 1
Mengajukan permohonan melalui marketing BMT Ta’awun di pasar atau datang langsung ke kantor.
2 Mengisi surat permohonan pembiayaan
3 Melengkapi persyaratan administrasisurat-menyuratnya seperti:
a Foto copy KTP Suami istri bila menikah
b Foto copy Kartu Keluargasurat nikah
c Foto copy Jaminan BPKB, Sertifikat tanah, Surat kios
d Slip gaji asli bagi karyawan
4 Survey usaha dan tempat tinggal
b. Analisis kelayakan usaha
Setelah persyaratan dipenuhi maka BMT akan meninjau langsung ke lapangan meliputi: Lokasi usaha, lokasi domisili, Kelayakan usaha,
Laporan keuangan, pendapatan perbulan, penetapan jaminan. Analisis kelayakan usaha yang BMT Ta’awun lakukan mencakup:
1 Character
, yaitu penilaian selektif terhadap mudharib dan mengukur profitabilitas bagi pengembalian pembiayaan.
2 Capacity
, yaitu
kemampuan pemohon
dalam pengelolaan
menunjukan prestasi, baik dari segi kegiatan bisnis maupun dalam prilaku usahanya.
3 Capital
, yaitu penilaian terhadap modal yang dapat diberikan kepada calon debitur sesuai dengan kelayakan atas usaha yang akan
dijalankannya atau yang sedang dijalankannya. 4
Condition , yaitu keadan usaha calon mudharib yang berkaitan
dengan peluang dan prospek usaha mudharib atau nasabah dalam mengelola dana pembiayaan yang diberikan oleh pihak BMT
5 Collateral
, yaitu adanya jaminan yang diberikan oleh mudharib atau nasabah kepada pihak BMT, baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Keharusan adanya jaminan ini bersifat kondisional c.
Komite Setelah bagian marketing BMT Ta’awun melakukan survey kepada calon
mudharib dan menganalisisnya maka, bagian marketing akan membuat
proposal pembiayaan yang akan di presentasikan pada sidang komite. Terjadinya penolakan atas pengajuan pembiayaan pada BMT Ta’awun
dapat dilakukan bila tidak terpenuhinya syarat-syarat yang telah
ditantukan, kemudian disampaikan kepada pemohon dengan lisan dan tertulisan.
d. Persetujuan dan pengikatan pembiayaan
Persetujuan dan pengikatan pembiayaan terjadi setelah anggota sidang komite menerima proposal yang dipresentasikan marketing pembiayaan.
Kemudian marketing menghubungi nasabah dan melakukan pengikatan perjanjian. Setelah pengikatan terjadi antar BMT Ta’awun dan pemohon
pembiayaan maka pencairan dana pun langsung bisa dicairkan. Pengawasan yang dilakukan BMT Ta’awun kepada mudharib dilakukan
oleh bagian marketing langsung yang meliputi penyelesaian masalah dan memberikan solusinya.
2. Pola Pendampingan pada Pembiayaan Mudharabah BMT