Pengertian Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan Mudharabah

33 orang 10,02 persen, dan pada perusahaanusaha menengah sebanyak 2,7 juta orang 5,39 persen. 36

C. Pembiayaan Mudharabah

1. Pengertian Pembiayaan Mudharabah

Berdasarkan UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan bab I pasal I No. 25, yang dimaksud Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna’ ; d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan e. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah danatau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi 36 Ibid. 34 fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil 37 ”. Sedangkan mudhãrabah berasal dari kata dharib, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam perjalanan usahanya, secara teknis, al- mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua belah pihak dimana pihak pertama menyediakan 100 modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila kerugian ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola, seandainya kerugian tersebut akibat kecurangan atau kelalaian pengelola, maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut 38 . Dalam pembiayaan Bank Syariah dan BMT, mudharabah merupakan suatu bentuk kerjasama usaha yang terjadi, antara satu pihak sebagai penyedia modal sepenuhnya dan pihak lainnya sebagai pengelola, agar kedua pihak berbagi keuntungan menurut kesepakatan bersama dengan kesanggupan untuk menanggung resiko 39 . Walaupun bank bukanlah pemilik modal sebenarnya. Ini 37 “Undang-undang No. 21 tahun 2008”, artikel diakses pada tanggal 17 Nopember 2010 dari http:www.bi.go.idNRrdonlyres248300B4-6CF9-4DF5-A674- 0073B0A6168A14396UU_21_08_Syariah.pdf 38 M. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Teori dan Praktek, Jakarta: Gema Insani Press dengan Tazkia Cendikia, 2001, h. 96. 39 Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, Jakarta: Djambatan,2001, h. 164-167. 35 adalah inovasi dari skema mudharabah klasik yang telah dikembangkan oleh para ulama kontemporer. Hal tersebut di atas menurut M. Anwar Ibrahim sebagaimana dikutip oleh Adiwarman Karim dilakukan dengan alasan karena skema mudharabah klasik 40 sudah tidak efisien lagi dan kecil kemungkinannya untuk dapat diterapkan pada bank atau lembaga keuagan lainnya termasuk BMT dengan beberapa pertimbangan berikut: 41 a. sistem kerja pada bank adalah investasi berkelompok, di mana mereka tidak saling mengenal. Jadi kecil sekali kemungkinannya terjadi hubungan yang langsung dan professional; b. banyak investasi sekarang ini membutuhkan dana dalam jumlah besar, sehingga diperlukan puluhan bahkan ratus ribuan shahibul maal untuk sama-sama menjadi penyandang dana untuk satu proyek tertentu; c. lemahnya disiplin terhadap ajaran islam menyebabkan sulitnya bank memperoleh jaminan keamanan atas modal yang disalurkannya. Dengan alasan inilah ulama memperbolehkan adanya indirect financing, yakni bank menerima dana dari shahibul maal dalam bentuk dana pihak ketiga 40 Mudharabah yang dilakukan hanya di antara dua pihak. Shahibul maal sebagai pemilik dana berhubungan langsung dengan mudharib yang membutuhkan dana direct financing. 41 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007, h. 210. 36 sebagai sumber dananya. Selanjutnya dana-dana yang sudah terkumpul ini disalurkan kembali oleh bank dalam bentuk pembiayaan-pembiayaan yang menghasilkan earning asset. 42 Secara umum, mudharabah dibagi menjadi dua yaitu mudharabah mutlaqah Unrestricted Investment Account dan mudharabah muqoyyadhah Restricted Investment Account . a. Mudharabah Mutlaqah bebas Mudharabah Mutlaqah atau disebut dengan Unrestricted Investment Account adalah akad kerja antara dua orang atau lebih, atau antara shahibul maal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara luas. Atau dengan kata lain pengelola mudharib mendapatkan hak keleluasaan disrectionary right dalam pengelolaan dana, jenis usaha, daerah bisnis, waktu usaha, maupun yang lain. b. Mudharabah Muqoyyadah terikat Disebut juga dengan istilah Restricted Investment Account yaitu kerjasama dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan pengusaha atau mudharib, investor memberikan batasan tertentu baik dalam hal jenis usaha yang akan dibiayai, jenis instrumen, resiko, maupun pembatasan lain yang serupa 43 . 42 Ibid., h. 211. 43 Antonio, Bank Syari’ah Teori dan Praktek, h. 174 37 Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan pembiayaan mudharabah adalah penyediaan dana oleh lembaga keuangan yang transaksinya menggunakan akad mudharabah , dimana lembaga keuangan bertindak sebagai shahibul maal yang menyalurkan dana dari pihak ketiga kepada nasabah mudharib , sedang pembagian keuntungan dan kerugian adalah sesuai dengan kesepakatan.

2. Perhitungan Return Bagi Hasil