Tugas Pendamping Tolok Ukur Efektifitas Pendampingan

24 f. Tahap generalisasi dan stabilisasi perubahan Adalah tahap institusionalisasi atau pelembagaan perubahan menjadi bagian yang tetap bagi masyarakat. g. Tahap terminasi Merupakan akhir dari suatu relasi perubahan. Berakhirnya suatu relasi perubahan dapat terjadi karena waktu bertugas sudah habis atau karena masyarakat itu sudah siap untuk mandiri untuk dapat terus mengembangkan kegiatan yang ada. Dalam proses pengembangan masyarakat terminasi yang diharapkan adalah siapnya masyarakat untuk mandiri, sehingga tidak diperlukan pendamping di daerah tersebut.

4. Tugas Pendamping

Mayo yang dikutip oleh Adi menuliskan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh seorang pendamping, yaitu: 22 a. Menjalin kontak dengan individu, kelompok atau organisasi b. Mengembangkan profil komunitas, menilai asses, kebutuhan dan sumber daya masyarakat. 22 Ibid., h. 97-98 25 c. Mengembangakn analisis strategis, merencanakan sasaran, tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. d. Memfasilitasi kemapaman kelompok-kelompok sasaran e. Bekerja secara produktif dalam mengatasi konflik, baik konflik antar kelompok ataupun organisasi f. Mengelola sumber daya yang ada termasuk waktu dan dana g. Mendukung kelompok dan organisasi guna mencapai sumber daya yang dibutuhkan, misalnya dalam hal dana dilakukan dengan membuat proposal permohonan dana h. Memonitor perkembangan program atau kegiatan terutama pemanfaatan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. i. Menarik diri dari kelompok yang sudah berkembang dan memfasilitasi proses perpisahan yang efektif j. Mengembangkan, memantau dan mengevaluasi strategi yang serupa. Menurut Gardono seperti yang dikutip oleh Prijono dan Pranaka bahwa peranan pendamping sangat krusial dalam membina aktifitas kelompok masyarakat. Penndamping bertugas menyertai proses pembentukan dan 26 penyelenggaraab kelompok, sebagai fasilitator pemandu, komunikator penghubung ataupun dinamisator penggerak. 23

5. Tolok Ukur Efektifitas Pendampingan

Efektifitas diartikan sebagai padanan kata yang menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Dengan kata lain bahwa suatu usaha dapat dikatakan efektif jika usaha tersebut mencapai tujuannya. Secara ideal efektifitas dapat dinyatakan dengan ukuran yang agak pasti, sehingga ada standardisasi tercapainya tujuan X dan lain sebagainya. 24 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan efektifitas adalah berasal dari kata efektif yang mempunyai beberapa arti antara lain: a. Ada efeknya akibat, pengaruh dan kesan b. Manjur atau mujarab c. Membawa hasil, berhasil guna usaha tindakan dan mulai berlaku 23 Onny S. Prijono dan A. M. W. Pranarka, Pemberdayaan Konsep, Kebijakan dan Implementasi , Jakarta: Centre for Strategic and International Studies, 1996, h. 142. 24 “Efektifitas” dalam Kanisisus, Ensiklopedi Umum, Jakarta: Kanisius, 1973, h. 36 27 Dan dari kata itu muncul pula kata keefektifan yang diartikan dengan keadaan berpengaruh, berkesan, kemanjuran dan keberhasilan 25 . Salah satu konsep utama dalam mengukur prestasi kerja adalah efektifitas. Menurut ahli manajemen Peter Brucker efektifitas adalah melakukan pekerjaan yang benar doing the right. Efektifitas merupakan kemampuan untuk mencapai tujuan tertentu. 26 Dari banyak pengertian mengenai efektifitas diatas dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah keadaan dimana suatu pekerjaan dilakukan dengan benar dan sesuai dengan tujuannya. Untuk mencapai keadaan ini tentunya harus melalui mekanisme yang berfungsi sebagai komponen pendukung. Menurut Georgopoulus yang dikutip oleh Rini Yulianti dalam skripsinya bahwa mekanisme efektivitas terdapat dalam beberapa komponen, yakni: 27 a. Produktivitas adalah sama artinya dengan efisien b. Luwes, artinya mematuhi norma-norma dan memuaskan anggota dan konsep daya suai. Maksudnya adalah kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri pada perubahan, baik perubahan di dalam maupun di luar organisasi. 25 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, h. 219. 26 T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 1998, h. 7 27 Rini Yulianti, Efektivitas “Pemanfaatan Al Qardhul Hasan bagi Pedagang Kecil”, Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008 28 c. Ketegangan, adalah konflik dan pertentangan di antara anggota- anggota organisasi, yang erat kaitannya dengan peningkatan kalau terkendali dan penurunan kalau dibiarkan berlarut-larut. Dalam usaha memahami efektivitas yang bersifat abstrak ini, beberapa analisa organisasi berusaha mengidentifikasi segi-segi yang menonjol kaitannya dengan konsep ini. Walaupun ada sederetan panjang kriteria kerja yang dipakai, namun kriteria yang paling banyak dipakai meliputi hal-hal berikut: 28 a. Kemampuan menyesuaikan diri b. Produktivitas c. Kepuasan kerja d. Kemampuan berlaba e. Pencarian sumber dana Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas dalam sebuah usaha dilihat dari kriteria menyesuaikan diri, produktifitas yang meningkat, kepuasan kerja, kenaikan kemampuan berlaba dan pencarian sumber dana. Dalam tahap pendampingan dikenal dengan tahap terminasi, tahap dimana kemandirian komunitas untuk terus melakukan kegiatannya tanpa ketergantungan kepada pendamping lapangan. Dalam tahap ini pemutusan hubungan formal 28 Bambang Kustianto, Ikhtisar Studi Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Ghalia, 1991, Cet. Ke-8, h. 121. 29 memang sudah dilakukan oleh pendamping. Community worker hanya bertindak sebagai tempat konsultasi. 29

B. Pengertian Usaha Mikro