57
BAB IV EFEKTIFITAS PENDAMPINGAN USAHA MIKRO DALAM PENINGKATAN RETURN PADA
PEMBIAYAAN MUDHARABAH
A. Efektifitas Pendampingan Usaha Mikro terhadap Tingkat Return pada Pembiayaan
Mudharabah
1. Esensi Pendampingan dalam Pembiayaan Mudharabah
Salah satu faktor yang membuat para pengusaha mikro bisa bertahan dan terus tumbuh, yaitu adanya proses pendampingan yang dilakukan oleh lembaga
keuangan mikro yang memiliki kepedulian terhadap perekonomian rakyat. Selain memberikan bantuan berupa materi kepada pengusaha mikro ini,
lembaga keuangan juga harusnya memberikan pengetahuan dan bimbingan manajemen, keuangan dan lainnya yang berhubungan dengan usaha mereka.
Pendampingan memberikan spirit bagi yang didampingi dan yang terdampingi.
Pendampingan adalah
sebuah bentuk
hubungan yang
memungkinkan terjadinya proses berbagi keterampilan dan pengalaman baik professional, maupun personal yang mendorong proses tumbuh dan
berkembang sepanjang proses yang terjadi. Pendampingan merupakan bentuk hubungan antar personal antara seseorang yang dipandang lebih berpengalaman
58
atau lebih profesional dan seseorang yang diposisikan masih kurang berpengalaman atau kurang profesional.
Proses pendampingan didasarkan pada pemberian dorongan, komentar dan saran yang bersifat membangun, terlaksana dalam suasana keterbukaan,
saling percaya dan saling menghargai, serta keinginan yang kuat untuk berbagi dan belajar satu sama lain. Keseluruhan proses dan semua aspek pendampingan
terjadi karena hubungan yang terjalin antara pihak yang terlibat dalam pendampingan adalah hubungan yang sudah lama terbangun.
Dalam wujudnya yang paling efektif, pendampingan adalah kemitraan pembelajaran yang melibatkan kerjasama dan peluang untuk menghadapi
tantangan dan melakukan refleksi berkelanjutan oleh kedua belah pihak yang terlibat. Hubungan pendampingan bisa juga berupa kemitraan sejawat yang di
dalamnya, posisi dan peran pendamping dan yang terdampingi bisa saja bertukar berdasarkan konteks tertentu
.
BMT Ta’awun adalah salah satu lembaga keuangan mikro syari’ah yang memberikan pendampingan pada nasabah mereka, khusunya nasabah
pembiayaan mudharabah. Pembiayaan mudharabah dipilih sebagai objek dilakukannya pendampingan karena pembiayaan ini merupakan pembiayaan
yang paling beresiko dibanding pembiayaan lainnya. Tidak dapat dipungkiri jika selain alasan kepedulian terhadap ekonomi rakyat BMT memilih
59
melakukan pendampingan pada pembiayaan mudharabah juga dengan alasan meminimalisasi resiko, mengingat BMT bukan lembaga yang murni nirlaba.
Dalam kegiatannya BMT menjalankan dua fungsi, fungsi sosial yang dilakukan oleh baitul maal dan fungsi profit oriented yang dilakukan oleh baitut tamwil.
Pendampingan yang dilakukan ini diharapkan mampu meminimalisasi resiko yang mungkin terjadi, mengingat pembiayaan mudharabah adalah
pembiayaan yang memiliki resiko paling tinggi. Seperti yang dikemukakan oleh Pincus dan Minahan dalam Adriani
50
bahwa salah satu tujuan pendampingan adalah meningkatkan keefektifan dan kemudahan pelaksanaan dari sebuah
sistem. Pembiayaan mudharabah dan pendampingan yang diberikan adalah untuk mengembangkan dan meningkatkan produktifitas usahanya. Produktifitas
perlu ditingkatkan karena merupakan faktor terpenting dalam suatu usaha yang dijalankan agar tetap dapat tumbuh dan berkembang, serta menentukan daya
saing di era pasar bebas yang akan datang.
2. Indikasi Keberhasilan Pendampingan