37
Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan pembiayaan mudharabah adalah penyediaan dana
oleh lembaga keuangan yang transaksinya menggunakan akad mudharabah
, dimana lembaga keuangan bertindak sebagai shahibul maal
yang menyalurkan dana dari pihak ketiga kepada nasabah mudharib
, sedang pembagian keuntungan dan kerugian adalah sesuai dengan kesepakatan.
2. Perhitungan Return Bagi Hasil
Karena investasi adalah menempatkan uang untuk bekerja, maka dirasa penting untuk mengetahui bagaimana uang akan digunakan dan apakah akan
digunakan secara efektif. Akal sehat investor perlu dipersenjatai dengan konsep- konsep yang membantu untuk mengukur kualitas sebuah investasi. Salah satunya
adalah dengan menghitung return, secara singkat return berarti hasil investasi. Berikut Rumus yang digunakan oleh penulis dalam perhitungan return bagi
hasil:
44
Angsuran Pokok =
Laba = laba x Saldo Pembiayaan
BAHAS BMT = Nisbah BAHAS x laba
Simpanan Pembiayaan = 0,25 x Plafon Pembiayaan
44
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil BMT, Yogyakarta, UII Press, 2004, h. 176.
Plafon Pembiayaan Jangka Waktu
38
Total Angsuran = Angsuran Pokok + BAHAS+ Simpanan
Pembiayaan Saldo Bulan Kedua
= Saldo Bulan 1 - Angsuran Pokok Dimana :
a. Angsuran Pokok : Pembayaran angsuran pembiayaan tanpa ditambah
dengan bagi hasil yang dibayarkan setiap bulan. b.
Plafon Pembiayaan : Batas maksimal pembiayaan yang diberikan kepada nasabah.
c. Jangka Waktu : Waktu pembayaran pelunasan pembiayaan.
d. Laba : Keuntungan yang diperoleh BMT dari hasil usaha nasabah
pembiayaan mudharabah. e.
BAHAS : Bagi Hasil. f.
Nisbah BAHAS : Prosentase yang ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan antara pihak BMT dengan pihak nasabah.
g. Simpanan Pembiayaan : Simpanan nasabah yang besarnya ditentukan
oleh BMT pada saat aqad sebesar 0,25 dari plafon pembiayaan. h.
Total Angsuran : Angsuran yang terdiri dari angsuran pokok, BAHAS dan simpanan pembiayaan.
i. Saldo Pembiayaan : Jumlah saldo pembiayaan mudharabah yang
harus dibayar oleh nasabah setelah dikurangi dengan angsuran pokok.
39
BAB III PENDAMPINGAN PADA PEMBIAYAAN
MUDHARABAH DI BMT TA’AWUN
A. GAMBARAN UMUM BMT TA’AWUN
1. Sejarah Berdiri
Usaha mikro, kecil dan menengah adalah usaha yang mendominasi di Indonesia. Kiprahnya dalam penyerapan tenaga kerja juga sumbangannya
terhadap PDB yang mencapai 53 sudah tidak diragukan lagi. Sayangnya kesulitan mengakses dana membuat mereka tersendat dalam mengembangkan
usahanya, mengingat sebagian besar meeka berasal dari sector informal yang tidak bankable. Inilah yang membuat lembaga keuangan mikro ”menjamur”
di Indonesia. Ada banyak pilihan yang dapat dipilih sebagai alternatif pencarian dana bagi pengusaha mikro dan kecil, mulai dari koperasi, BPR,
LKMD yang kesemuanya dijalankan dengan sistem konvensional hingga lembaga keuangan yang dijalankan dengan sistem syar’ah seperti BPRS,
koperasi syari’ah dan BMT. BMT TA’AWUN adalah salah satu lembaga keuangan mikro syari’ah
yang meramaikan kancah permodalan bagi usaha mikro dan kecil, berlokasi di Jl. Amsar No. 4 Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan dengan Legalitas
SK Menkop dan UKM No: 0254BH-1.82VII2005 dan Akta Notaris: ARNASYA PATTINAMA, SH No: 6 Tanggal 18 Juli 2005 dan telah
mengalami AKTA Perubahan No. 117BHPADXII.4-1.829.412009