63
Pertama membandingkan dua usaha yang didampingi dan tidak didampingi dengan
sama-sama dibiayai
dengan pembiayaan
mudharabah dan
membandingkan tingkat return sebelum dan sesudah didampingi pada satu usaha dengan pembiayaan mudharabah.
Pendampingan yang dilakukan oleh BMT Ta’awun pada nasabah pembiayaan mudharabahnya terbukti efektif dalam peningkatan pengembalian
return mereka kepada BMT Ta’awun. Sebanyak pembiayaan yang disertai dengan pembiayaan nyaris tanpa masalah dalam pengembalian modal dan
pemberian bagi hasil.
51
a. Perbandingan Return Pembiayaan Mudharabah Pendampingan dan Non-
pendampingan
Berikut akan
dijelaskan dua
pembiayaan mudharabah
dengan pendampingan dan non-pendampingan. Pembiayaan mudharabah yang pertama
adalah pembiayaan mudharabah tanpa pendampingan yang diberikan BMT Ta’awun pada usaha tekstil dengan plafon sebesar Rp. 40.000.000,-, jangka
waktu pengembalian 6 bulan terhitung sejak bulan Juli 2009 hingga Januari 2010, nisbah bagi hasil 18,57 untuk BMT.
51
Hasil wawancara pribadi dengan General Manager BMT Ta’awun Cipulir, Bpk. Subandikot pada tanggal 18 Februari 2011
64
Tabel 4.2 Return Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah Non- Pendampingan
Bulan Pengembalian Pokok
BASIL
Agustus 2009 Rp. 6.666.700,-
Rp. 333.300,- September 2009
Rp. Rp. 549.700,-
Oktober 2009 Rp.
Rp. November 2009
Rp. 7.000.000,- Rp. 333.300,-
Desember 2009 Rp. 6.500.000,-
- Januari 2010
Rp. 4.500.000,- -
Februari 2010 Rp. 15.333.300,-
Rp. 2.885.000,- Sumber: Data Primer Diolah
Awal diberlakukannya pendampingan pada BMT Ta’awun adalah setelah BMT melakukan pembiayaan mudharabah yang dapat dikategorikan gagal,
karena pengembalian pokok yang tidak sesuai dengan perhitungan serta
65
pembagian hasil yang tidak dapat dikatakan baik..
52
Tabel di atas menunjukkan pengembalian pembiayaan mudharabah tanpa pendampingan. Hanya pada awal
periode angsuran nasabah mengembalikan uang pokok sesuai dengan perhitungan:
Angsuran Pokok =
= Rp. 6.666.700,-
Sedangkan pada bulan-bulan selanjutnya bahkan nasabah tidak mengembalikan uang pokok dan baru melunasinya pada akhir periode pembiayaan, bahkan
pembiayaan ini dilunasi melewati batas periode pembiayaan. Selanjutnya adalah bagi hasil tiap bulannya tidak menunjukkan angka yang begitu baik, walaupun pada bulan
Februari nasabah memberikan bagi hasil yang cukup besar namun pada bulan Oktober, Desember 2009 dan Januari 2010 nasabah tidak memberikan bagi hasil.
Pembiayaan mudharabah yang kedua adalah pembiayaan yang diberikan kepada usaha jasa keuangan mikro dengan plafon sebesar Rp. 15.000.000,-, jangka waktu
pengembalian 10 bulan terhitung sejak bulan Februari 2010 hingga Desember 2010, nisbah bagi hasil 32,5 untuk BMT.
52
Hasil wawancara pribadi dengan Kepala Bagian Pembiayaan BMT Ta’awun Cipulir, Bpk. Abdul Kodir pada tanggal 18 Februari 2011
Plafon Pembiayaan Jangka Waktu
Rp. 40.000.000,- 6 bulan
66
Tabel 4.3 Return Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah dengan Pendampingan
Bulan Pengembalian Pokok
BASIL
Maret 2009 Rp. 2.928.000,-
Rp. 273.000,- April 2009
Rp. Rp.
Mei 2009 Rp. 1.828.000
Rp. 156.000,- Juni 2009
Rp. 1.452.000,- Rp. 169.000,-
Juli 2009 Rp.
Rp. Agustus 2010
Rp. 8.792.000,- Rp. 390.000,-
Sumber: Data Primer Diolah
67
Tabel di atas menunjukkan pembiayaan yang dilakukan dengan pendampingan. Pada bulan pertama nasabah yang dibiayai dengan pembiayaan mudharabah tersebut
telah menunjukkan adanya pengaruh pendampingan. Pengembalian pokok dilakukan melebihi perhitungan yang artinya nasabah mempunyai kemampuan lebih untuk
dapat mengembalikan pokok pembiayaan melebihi perhitungan. Pada pembiayaan ini terlihat adanya pengaruh yang besar yang diberikan oleh kegiatan pendampingan
pada peningkatan return pengembalian pada pembiayaan mudharabah. Walaupun pada bulan April dan Juli tidak memberikan pengembalian baik pokok maupun bagi
hasil, namun nasabah dapat mengembalikan angsuran pokok pembiayaan dengan nominal melebihi perhitungan dan melunasi beserta bagi hasilnya dua bulan lebih
awal.
b. Perbandingan Return Pembiayaan Mudharabah pada Usaha Sebelum dan