target anggaran lebih besar, jika bawahanpelaksana anggaran turut serta memegang kendali dalam proses penyusunan anggaran dibandingkan
dengan penyusunan secara sepihak oleh atasan. Para bawahanpelaksana anggaran yang merasa aspirasinya
dihargai dan mempunyai pengaruh pada anggaran yang disusun akan lebih mempunyai tanggungjawab dan konsekuensi moral untuk meningkatkan
kinerja sesuai yang ditargetkan dalam anggaran Susanti, 2004:265. Kinerja dinyatakan efektif apabila tujuan anggaran tercapai dan bawahan
mendapat kesempatan terlibat atau berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran serta dapat memotivasi bawahan, mengidentifikasi dan
melakukan negosiasi dengan atasan mengenai target anggaran, menerima kesepakatan anggaran dan melaksanakannya Dunk, 1990; Indriantoro,
1993; Supomo, 1998 dalam Poerwati, 2002:738.
5. Keunggulan dan Kelemahan Partisipasi Anggaran
Siegel dan Marconi 1989 dalam Winarno 2006:13 menyatakan bahwa keunggulan dari adanya partisipasi anggaran antara lain:
a. Memacu peningkatan moral dan inisiatif untuk mengembangkan ide dan informasi pada seluruh tingkatan manajemen.
b. Terbentuknya group internalization, yaitu penyatuan tujuan individu dan organisasi.
c. Menghindari tekanan dan kebingungan dalam melaksanakan
pekerjaan.
16
d. Manajer puncak menjadi tanggap terhadap masalah-masalah sub-unit tertentu serta memiliki pemahaman yang lebih baik tentang
ketergantungan antar sub-unit. Welsch, Hilton dan Gordon 2000:82 menyatakan bahwa proses
partisipasi anggaran memberikan dua manfaat diantaranya: a. Proses partisipasi mengurangi adanya asimetri informasi dalam
organisasi. Dengan demikian memungkinkan manajemen atas mendapatkan pengertian mengenai masalah lingkungan dan teknologi
dari manajer bawah yang mempunyai pengetahuan khusus. b. Proses partisipasi dapat menghasilkan komitmen yang besar dari
manajemen tingkat bawah untuk melaksanakan rencana anggaran dan memenuhi anggaran.
Selain memiliki beberapa keunggulan, partisipasi anggaran juga memiliki kelemahan. Hansen dan Mowen 2005:377 menyatakan bahwa
terdapat tiga masalah yang timbul yang menjadi kelemahan dalam partisipasi anggaran diantaranya:
a. Penetapan standar yang terlalu tinggi atau rendah sejak yang dianggarkan menjadi tujuan bawahan.
b. Kelonggaran dalam anggaran budgetary slack yang disebabkan oleh adanya kemungkinan bawahan dalam memperkirakan pendapatan yang
rendah atau menaikkan biaya sehingga dapat menurunkan resiko yang dihadapi guna pencapaian target anggaran.
17
c. Pseudoparticipation atau
partisipasi semu,
yaitu organisasi
menggunakan partisipasi penganggaran, tetapi kenyataannya hanya menerapkan partisipasi palsu. Atasan hanya mendapatkan persetujuan
formal dari bawahan, dan bukan untuk mencari input yang sebenarnya.
B. Kinerja Manajerial 1. Definisi Kinerja Manajerial