c. Sistem participatory budgeting Sistem partisipasi anggaran merupakan proses penyusunan
anggaran yang merupakan gabungan dari pendekatan top-down dan bottom-up.
Pendekatan ini dianggap pendekatan yang paling efektif karena adanya kerjasama antara atasan dan bawahan dimana anggaran
yang disusun mendapat dukungan dari kedua belah pihak, sehingga diharapkan ada komitmen yang kuat untuk melaksanakannya.
Anggaran yang terlalu
menekan dapat menimbulkan
ketegangan bagi para bawahan sehingga dapat berakibat pada inefisiensi anggaran tersebut. Sedangkan anggaran yang tidak diawasi
dapat menimbulkan kelonggaran dalam pencapaian target anggaran. Untuk menghindari hal tersebut, maka perlu adanya keterlibatan
bawahan dalam penyusunan anggaran yang disertai dengan adanya pengawasan control dari atasan.
4. Partisipasi Anggaran
Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan suatu proses dimana para individu yang kinerjanya dievaluasi dan memperoleh
penghargaan berdasarkan pencapaian target anggaran, terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penyusunan target anggaran Brownell, 1982
dalam Marani dan Supomo, 2003:47. Tingkat keterlibatan dan pengaruh bawahan dalam proses penyusunan anggaran merupakan faktor utama
14
yang membedakan anggaran partisipatif dan non-partisipatif Milani, 1975 dalam Winarno, 2006:11.
Vroom dan Jago 1988 dalam Marsudi dan Ghozali 2001:104 membedakan partisipasi menjadi dua jenis yaitu:
a. Perasaan partisipasi Perasaan partisipasi diartikan sebagai seberapa luas individu merasa
bahwa dia telah mempengaruhi keputusan. b. Perasaan sesungguhnya
Perasaan sesungguhnya meliputi partisipasi legisted, yaitu perasaan penciptaan sistem formal untuk tujuan pembuatan keputusan khusus
dan partisipasi formal, yaitu partisipasi yang terjadi antara dan manajer bawahannya.
Partisipasi bawahan dalam
penyusunan anggaran akan
menimbulkan inisiatif untuk menyumbangkan ide dan informasi, meningkatkan kebersamaan, dan merasa memiliki sehingga dapat
meningkatkan kerjasama diantara para anggota organisasi Siegel dan Marconi, 1989 dalam Rahman dan Supomo, 2003:131. Melalui partisipasi
anggaran, atasan dapat memperoleh informasi yang akurat mengenai kondisi organisasi karena adanya pertukaran informasi yang lebih efektif
dari setiap sub-unit organisasi. Anthony dan Govindarajan 2005:87 menyatakan bahwa
partisipasi anggaran mempunyai dampak yang positif terhadap motivasi manajerial. Kecenderungan bawahanpelaksana anggaran untuk menerima
15
target anggaran lebih besar, jika bawahanpelaksana anggaran turut serta memegang kendali dalam proses penyusunan anggaran dibandingkan
dengan penyusunan secara sepihak oleh atasan. Para bawahanpelaksana anggaran yang merasa aspirasinya
dihargai dan mempunyai pengaruh pada anggaran yang disusun akan lebih mempunyai tanggungjawab dan konsekuensi moral untuk meningkatkan
kinerja sesuai yang ditargetkan dalam anggaran Susanti, 2004:265. Kinerja dinyatakan efektif apabila tujuan anggaran tercapai dan bawahan
mendapat kesempatan terlibat atau berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran serta dapat memotivasi bawahan, mengidentifikasi dan
melakukan negosiasi dengan atasan mengenai target anggaran, menerima kesepakatan anggaran dan melaksanakannya Dunk, 1990; Indriantoro,
1993; Supomo, 1998 dalam Poerwati, 2002:738.
5. Keunggulan dan Kelemahan Partisipasi Anggaran