c. Proses penganggaran merupakan alat alokasi sumber daya pada berbagai bagian dari organisasi agar dapat digunakan seefektif
mungkin. d. Proses penganggaran dapat mengungkapkan adanya potensi
masalah sebelum terjadinya. e. Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan
cara mengintegrasikan rencana dari berbagai bagian penganggaran untuk ikut memastikan agar setiap orang dalam organisasi
mengarah pada sasaran yang sama. f. Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang berlaku sebagai
tolak ukur benchmark untuk mengevaluasi kinerja pada waktu berikutnya
3. Pendekatan Penyusunan Anggaran
Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting dan kompleks. Hal ini dikarenakan, anggaran berkemungkinan dapat
memberikan dampak fungsional dan disfungsional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi Milani, 1975 dalam Marani dan Supomo,
2003:47. Dampak fungsional dan disfungsional ditunjukkan dengan berfungsi atau tidaknya anggaran sebagai alat pengendalian yang baik
untuk memotivasi para anggota organisasi dalam meningkatkan kinerja manajerial Argrys, 1952 dalam Sukardi, 2004:84.
12
Menurut Anthony dan Govindarajan 2005:86-87, pemilihan teknik penyusunan anggaran dalam suatu organisasi dapat dilakukan
melalui tiga pendekatan yaitu: a. Sistem top-down
Sistem top-down merupakan pendekatan penyusunan anggaran dimana keputusan berada pada atasan sedangkan bawahan tidak diberi
kesempatan untuk terlibat dalam penyusunan anggaran. Keuntungan dari pendekatan ini adalah memudahkan atasan untuk mengendalikan
anggaran. Namun, pendekatan ini memiliki kelemahan yaitu kurangnya komitmen dari bawahan karena merasa tertekan oleh
anggaran yang ditetapkan oleh atasan yang pada akhirnya akan membahayakan pelaksanaan angaran.
b. Sistem bottom-up Sistem bottom-up merupakan pendekatan penyusunan anggaran
dimana bawahan diberi kesempatan untuk terlibat dan mempunyai kewenangan dalam membuat suatu keputusan mengenai perencanaan
keuangan. Keuntungan dari pendekatan ini adalah penciptaan komitmen yang lebih besar dalam mencapai tujuan anggaran, tetapi
jika tidak terdapat pengendalian dari atasan maka anggaran yang disusun mungkin akan menghasilkan target yang terlalu mudah
dicapai.
13
c. Sistem participatory budgeting Sistem partisipasi anggaran merupakan proses penyusunan
anggaran yang merupakan gabungan dari pendekatan top-down dan bottom-up.
Pendekatan ini dianggap pendekatan yang paling efektif karena adanya kerjasama antara atasan dan bawahan dimana anggaran
yang disusun mendapat dukungan dari kedua belah pihak, sehingga diharapkan ada komitmen yang kuat untuk melaksanakannya.
Anggaran yang terlalu
menekan dapat menimbulkan
ketegangan bagi para bawahan sehingga dapat berakibat pada inefisiensi anggaran tersebut. Sedangkan anggaran yang tidak diawasi
dapat menimbulkan kelonggaran dalam pencapaian target anggaran. Untuk menghindari hal tersebut, maka perlu adanya keterlibatan
bawahan dalam penyusunan anggaran yang disertai dengan adanya pengawasan control dari atasan.
4. Partisipasi Anggaran