Wiener 1982 dalam Coryanata 2004 memberikan definisi komitmen organisasi, yaitu:
“Komitmen organisasi sebagai dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai
dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingannya sendiri.”
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi merupakan suatu konstruk psikologis mengenai
keinginan atau dorongan yang kuat dari dalam diri individu terhadap organisasinya mencakup tiga hal yaitu kepercayaan terhadap nilai-nilai
organisasi, keterlibatan dengan berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi dan loyalitas terhadap organisasi.
Komitmen organisasi bisa tumbuh karena individu memiliki ikatan emosional terhadap organisasi yang meliputi dukungan moral dan
menerima nilai yang ada serta tekad dari dalam diri untuk mengabdi kepada organisasi Porter et al., 1974 dalam Coryanata, 2004. Komitmen
organisasi yang tinggi di dalam diri individu akan menyebabkan individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi sesuai dengan tujuan dan
kepentingan organisasi Angel dan Perry 1981; Porter et al., 1974 dalam Rahman dan Supomo, 2003:134
2. Jenis-Jenis Komitmen Organisasi
Satria 2005:122 membedakan komitmen organisasi menurut pendapat Mowday, Porter dan Steers 1982 dan komitmen menurut Allen
dan Meyer 1991.
24
a. Mowday, Porter dan Steers 1982 Komitmen organisasi dari Mowday, Porter dan Steers lebih dikenal
sebagai pendekatan sikap terhadap organisasi. Komitmen organisasi ini memiliki dua komponen yaitu sikap dan kehendak untuk bertingkah
laku. 1 Komponen sikap, mencakup:
a Identifikasi dengan organisasi yaitu penerimaan tujuan organisasi, dimana penerimaan ini merupakan dasar komitmen
organisasi. b Keterlibatan sesuai peran dan tanggungjawab pekerjaan di
organisasi tersebut. c Kehangatan, afeksi
dan loyalitas terhadap organisasi
merupakan evaluasi terhadap komitmen, serta adanya ikatan emosional dan keterikatan antara organisasi dengan pegawai.
Pegawai dengan komitmen tinggi merasakan adanya loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi.
2 Komponen bertingkah laku, mencakup: a Kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan
organisasi tersebut. b Keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi
tersebut. c Kepercayaan akan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai-
nilai dan tujuan-tujuan organisasi.
25
b. Allen dan Meyer 1997 Allen dan Meyer membagi komitmen organisasi menjadi 3 kategori
yaitu: 1 Affective commitment komitmen afektif
Berkaitan dengan ikatan emosional seseorang dalam sebuah organisasi yang memperkuat proses identifikasi individu, pelibatan
diri dan keinginan untuk bertahan menjadi anggota dalam organisasi tersebut.
2 Continuance commitment komitmen berkelanjutan Berkaitan dengan kecenderungan individu untuk mengikatkan diri
terhadap kegiatan berdasarkan kesadaran yang dirasakan apabila berhenti melakukan kegiatan tersebut didasari oleh penilaian
terhadap biaya terkait jika individu meninggalkan organisasi tersebut. Kerugian yang diperoleh jika individu tidak melanjutkan
kegiatan terkait dengan gaji, jabatan, rekan kerja, uang pensiun dan lain-lain.
3 Normative commitment komitmen normatif Berkaitan erat dengan keyakinan individu akan tanggung jawab
pada organisasi. Individu akan bertahan dalam organisasi karena keadaan dan perasaan bahwa mereka sudah seharusnya melakukan
itu untuk memberikan balasan atas apa yang telah diterimanya dari organisasi. Komitmen nomatif lebih didasarkan pada suatu
keyakinan untuk tetap tinggal dalam organisasi tersebut.
26
E. Hubungan Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi dan Kinerja Manajerial