Pengaruh Komitmen Organisasiterhadap Hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja Manajemen : studi empiris universitas negeri di jakarta

(1)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu

Syukur alhamdulillah senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, dengan judul: “Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial”. Salawat beriring salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah saw yang telah memberikan cahaya benderang dalam perkembangan islam.

Peneliti menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Orang tua yang telah memberikan dorongan moril dan materi serta doa, nasehat dan kasih sayangnya dengan segala jerih payah tanpa mengenal lelah. 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku dosen pembimbing I yang telah

berkenan meluangkan waktu untuk membaca, mengkoreksi dan mengarahkan selama proses penulisan skripsi.

3. Bapak. Hepi Prayudiawan, SE.,Ak, MM selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membaca, mengkoreksi dan mengarahkan selama proses penulisan skripsi.

4. Bapak. Drs. Moh. Faisal Badroen, MBA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.

5. Bapak. Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak, MBA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi. 6. Bapak. Amilin, SE, Ak, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan.


(2)

8. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, khususnya bagian akademik yang telah membantu dalam kegiatan administrasi penulis. 9. Kakak dan adik-adikku tersayang, terimakasih atas semangat dan doa

yang telah diberikan.

10. Sahabat terbaikku Kharisma, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan doa selama proses penyebaran kuesioner dan penulisan skripsi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

11. Teman-teman terbaik: Tika, Irna, Puput, Rya, Rizki, Nadianto, Farida, Nisa, Rifka, dan Ghina yang telah memberikan semangat sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

12. Seluruh rekan-rekan di Fakultas Ekonomi khususnya kelas E angkatan 2004, terimakasih atas semua bantuan dan persahabatan yang telah terjalin selama ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan dan kemampuan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini

selalu terbuka. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberik

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Mei 2008 Ramadhan 1429H

Sucy Rachmawati

v i i


(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR UJIAN KOMPREHENSIF ... ii

LEMBAR UJIAN SKRIPSI ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

ABSTRACT ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anggaran ... 9

1. Definisi Anggaran ... 9

2. Fungsi dan Manfaat Anggaran ... 9

3. Pendekatan Penyusunan Anggaran ... 12

4. Partisipasi Anggaran ... 14

5. Keunggulan dan Kelemahan Partisipasi Anggaran... 16

B. Kinerja Manajerial ... 18

1. Definisi Kinerja Manajerial ... 18

2. Klasifikasi Tingkatan Manajer... 20

C. Hubungan Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial ... 21


(4)

D. Pendekatan Kontijensi ... 22

1. Definisi Komitmen Organisasi ... 23

2. Jenis-jenis Komitmen Organisasi... 24

E. Hubungan Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Kinerja Manajerial... 27

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28

G. Model Penelitian ... 29

H. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian... 31

B. Metode Penentuan Sampel... 31

C. Metode Pengumpulan Data ... 32

D. Metode Analisis Data... 33

1. Statistik Deskriprtif ... 33

2. Uji Kualitas Data... 34

3. Uji Asumsi Klasik ... 35

4. Uji Hipotesis ... 37

E. Operasional Variabel Penelitian... 40

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian... 44

1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 44

2. Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 44

B. Penemuan dan Pembahasan ... 45

1. Statistik Deskriptif Variabel ... 45

2. Hasil Uji Kualitas Data ... 48

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 53

4. Hasil Analisis Regresi ... 57


(5)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 71 B. Implikasi ... 72

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kontinuitas dan berkembangnya suatu usaha merupakan salah satu tujuan yang selalu diusahakan untuk dicapai setiap organisasi. Namun, keberhasilan maupun kegagalan tercapainya tujuan tersebut tergantung dari kemampuan manajemen organisasi dalam melakukan perencanaan dan pengendalian yang baik mengenai kegiatan operasional, pengalokasian sumber daya yang terbatas maupun dalam hal perencanaan keuangan.

Salah satu komponen penting dalam perencanaan keuangan yaitu masalah penganggaran. Penganggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam jangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif lain (Siregar, 2003:1). Penyusunan anggaran menjadi bagian penting dari siklus perencanaan, tindakan, dan pengendalian manajemen.

Proses penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan tiga macam pendekatan yaitu sistem top-down, bottom-up, dan partisipasi (penggabungan pendekatan top-down dan bottom-up). Dalam proses pendekatan top-down atau yang sering disebut dengan penganggaran otorisasi, manajer puncak menyusun anggaran untuk organisasi secara keseluruhan. Sedangkan dalam pendekatan bottom-up, anggaran disusun dengan melibatkan manajer bawah. Proses penyusunan anggaran dengan sistem bottom-up memungkinkan manajer puncak memahami masalah


(7)

yang dihadapi manajer bawah. Namun, jika tidak dikendalikan dengan baik pendekatan ini dapat mengarah pada adanya kelonggaran anggaran (Susanti, 2004:270).

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:87) proses penyusunan anggaran yang efektif adalah dengan partisipasi yaitu menggabungkan pendekatan top-down dan bottom-up. Partisipasi anggaran adalah suatu konsep dimana bawahan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu bersama atasannya (Robbins, 2003 dalam Winarno 2006:23). Penyusunan anggaran secara partisipatif dapat mencegah adanya perilaku disfungsional karena adanya keterlibatan bawahan dalam proses penyusunan anggaran (Argyris, 1955 dalam Nor Wahyudin, 2007:5). Perilaku disfungsional merupakan perilaku individual yang pada dasarnya bertentangan dengan tujuan organisasi (Hansen dan Mowen, 2004:376).

Partisipasi anggaran merupakan pendekatan manajerial yang umumnya dinilai dapat meningkatkan efektivitas organisasi melalui peningkatan kinerja setiap anggota organisasi secara individual atau kinerja manajerial (Sukardi, 2004:83). Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial seperti perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staff, negosiasi, dan representasi (Mahoney dkk, 1963 dalam Sumarno, 2005:591).

Anggaran yang disusun dengan partisipasi akan menghasilkan pertukaran informasi yang efektif antara atasan dan bawahan (Anthony


(8)

dan Govindarajan, 2005:87). Pada saat anggaran dirancang secara partisipasi dan disetujui maka bawahan akan menginternalisasikan anggaran yang ditetapkan dan memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya, karena mereka ikut terlibat dalam penyusunan anggaran.

Hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial merupakan bidang penelitian akuntansi manajemen yang banyak mengalami perdebatan, karena hasil hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial tidak dapat disimpulkan secara konklusif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Brownell (1982b), Brownell dan Mc Innes (1986), Frucot Shearon (1991) dan Indriantoro (1993) dalam Sukardi menemukan hubungan yang positif antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat partisipasi dalam penyusunan anggaran maka akan meningkatkan kinerja manajerial. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Riyanto (1996) dan Bambang Supomo (1998) dalam Poerwati (2002:737), dimana mereka menemukan hasil yang tidak signifikan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial.

Menurut Govindarajan (1982a) dalam Marani dan Supomo (2003:47) untuk mengatasi perbedaan hasil penelitian tersebut perlu dilakukan suatu pendekatan kontijensi (contigency approach). Pendekatan kontijensi memberikan gagasan bahwa sifat hubungan yang ada dalam partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial mungkin berbeda dari satu situasi dengan situasi lain. Pendekatan kontijensi memungkinkan adanya


(9)

variabel-variabel lain yang dapat bertindak sebagai faktor moderating atau intervening yang mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial (Murray, 1990; Shield dan Young, 1993 dalam Poerwati, 2002:739).

Dalam penelitian ini, pendekatan teori kontijensi akan diadopsi kembali untuk mengevaluasi keefektifan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dengan menggunakan komitmen organisasi sebagai variabel moderating. Nouri dan Parker (1995) dalam Sumarno (2005:588) menyatakan bahwa hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial berkemungkinan dipengaruhi oleh faktor kontekstual organisasional yaitu komitmen organisasi.

Komitmen organisasi menunjukkan hubungan keyakinan dan dukungan terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai organisasi (Mowday et al., 1979 dalam Latuheru, 2005:118). Individu yang mempunyai komitmen organisasi yang kuat akan berusaha untuk mencapai tujuan organisasi dan mengutamakan kepentingan organisasi daripada kepentingan di luar organisasi. Komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula (Susanti, 2004:265).

Latuheru (2005) dalam penelitiannya menemukan bahwa interaksi partisipasi anggaran dan komitmen organisasi terhadap senjangan anggaran memberikan hasil yang negatif. Hal ini berarti adanya partisipasi anggaran menurunkan kecenderungan para manajer dalam menciptakan senjangan anggaran jika manajer memiliki komitmen organisasi yang


(10)

tinggi dan mempunyai kemungkinan dapat meningkatkan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Coryanata (2003) dan Sumarno (2005) yang menemukan bahwa interaksi partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Namun, penelitian yang dilakukan Susanti (2004) memberikan hasil yang bertentangan dimana interaksi partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian mengenai interaksi partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan pengujian kembali mengenai ”Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial”.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2004). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitian dan model regresi linier berganda yang digunakan. Objek dalam penelitian ini adalah universitas negeri di Jakarta dengan sampel ketua jurusan sebagai manajer menengah ditingkat fakultas sedangkan objek penelitian sebelumnya adalah perusahaan manufaktur Go publik di Jawa Timur dengan sampel manajer keuangan. Model regresi linier berganda dalam penelitian ini menerapkan


(11)

pendekatan interaksi dengan uji nilai selisih mutlak untuk mengetahui nilai absolut perbedaan antara variabel independen sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan model regresi linier berganda dengan uji residual untuk mengetahui pengaruh deviasi (penyimpangan) linier antar variabel independen.

Anggaran merupakan rencana finansial yang menyatakan berapa biaya yang harus dikeluarkan atas rencana-rencana yang dibuat dan bagaimana cara memperoleh uang untuk mendanai rencana tersebut dan juga terkait pada proses penentuan jumlah pengalokasian dana untuk tiap- tiap program dan aktivitas. Menurut Marani dan Supomo (2003:48) penggunaan anggaran sebagai alat penilaian kinerja tidak hanya dapat diterapkan di organisasi bisnis yang berorientasi mencari laba, tetapi juga diterapkan di organisasi yang berorientasi tidak mencari laba seperti universitas.

Universitas negeri merupakan lembaga pendidikan yang aktivitasnya tidak terlepas dari masalah penganggaran. Universitas negeri hendak memberikanpelayanan yang efektif dan efisien dibidang pendidikan kepada masyarakat. Hal ini mengharuskan pimpinan universitas untuk meningkatkan kinerja para bawahan/pelaksana anggaran agar tujuan yang direncanakan dengan anggaran yang telah ditargetkan tercapai. Oleh karena itu, proses penyusunan anggaran menjadi kegiatan yang perlu diperhatikan karena dapat memberikan dampak pada pelaksanaan anggaran dan kinerja dari para bawahan/pelaksana anggaran.


(12)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial ?

2. Apakah komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial ?

C. Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial.

b. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, diantaranya:

a. Universitas

Memberikan tambahan informasi bagi pihak manajemen universitas sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkan anggaran partisipatif dalam upaya meningkatkan kinerja manajerial.


(13)

b. Akademis

Memperkuat hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dan memberi kontribusi dalam rangka memperkaya pengetahuan di bidang akuntansi manajemen.

c. Pembaca

Menambah pengetahuan mengenai peran penting adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran dalam suatu organisasi dan memotivasi penelitian selanjutnya terutama mengenai hubungan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial.


(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anggaran

1. Definisi Anggaran

Anthony dan Govindarajan (2005:73) menyatakan bahwa anggaran merupakan alat penting dalam perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif bagi organisasi. Hansen dan Mowen (2005:355) mendefinisikan anggaran sebagai rencana keuangan untuk masa depan, rencana tersebut mengidentifikasikan tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Sedangkan Mulyadi (1993:488) dalam Winarno (2007:20) mendefinisikan anggaran sebagai berikut:

“Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, dalam satuan moneter, dan satuan ukuran yang lain untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun.”

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu alat perencanaan dan pengendalian keuangan organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dalam jangka waktu tertentu, untuk menunjukkan besarnya perolehan pendapatan dan pengeluaran dalam memastikan pencapaian tujuan organisasi..

2. Fungsi dan Manfaat Anggaran

Menurut Schiff dan Lewin (1970) dalam Marani dan Supomo (2003:49) anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan kriteria


(15)

kinerja. Anggaran sebagai alat perencanaan berisi tentang ringkasan rencana-rencana keuangan organisasi dimasa yang akan datang. Sedangkan sebagai kriteria kinerja, anggaran dipakai sebagai sistem pengendalian untuk mengukur kinerja manajerial.

Siregar (2003:2) berpendapat bahwa peran anggaran pada suatu organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan organisasi untuk tujuan yang telah ditetapkan.

a. Perencanaan

Perencanaan berhubungan dengan merumuskan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilaksanakan dimasa datang dan hasil yang akan dicapai dari kegiatan-kegiatan tersebut, serta bagaimana melaksanakannya. Anggaran sebagai alat perencanaan tertulis memberikan gambaran yang jelas atas perencanaan suatu organisasi.

b. Koordinasi

Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari setiap individu dalam organisasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan adanya koordinasi diperlukan perencanaan yang baik. Anggaran yang berfungsi sebagai perencanaan harus dapat menyesuaikan rencana yang dibuat untuk berbagai bagian dalam organisasi, sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan lainnya.


(16)

c. Pengawasan

Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengawasan dalam suatu organisasi. Pengawasan merupakan usaha-usaha yang ditempuh agar rencana yang telah disusun sebelumnya dapat dicapai.

d. Pedoman kerja

Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun secara sistematis dan dinyatakan dalam unit moneter. Penyusunan anggaran dilakukan berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksir-taksiran pada masa yang akan datang, yang akan menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian dalam organisasi untuk menjalankan kegiatannya.

Menurut Kenis (1979) dalam Sukardi (2004:84) anggaran tidak hanya berfungsi sebagai alat perencanaan keuangan yang menetapkan pengeluaran dan pendapatan suatu organisasi, tetapi juga merupakan alat bagi manajer tingkat atas untuk mengendalikan, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi kinerja dan memotivasi bawahannya.

Manfaat dari penyusunan anggaran bagi suatu organisasi menurut Prasetyaningtiyas (2007:20) diantaranya:

a. Anggaran merupakan alat komunikasi bagi rencana manajemen melalui rencana organisasi.

b. Anggaran memaksa manajer untuk memikirkan dan merencanakan masa depan.


(17)

c. Proses penganggaran merupakan alat alokasi sumber daya pada berbagai bagian dari organisasi agar dapat digunakan seefektif mungkin.

d. Proses penganggaran dapat mengungkapkan adanya potensi masalah sebelum terjadinya.

e. Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan cara mengintegrasikan rencana dari berbagai bagian penganggaran untuk ikut memastikan agar setiap orang dalam organisasi mengarah pada sasaran yang sama.

f. Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang berlaku sebagai tolak ukur (benchmark) untuk mengevaluasi kinerja pada waktu berikutnya

3. Pendekatan Penyusunan Anggaran

Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting dan kompleks. Hal ini dikarenakan, anggaran berkemungkinan dapat memberikan dampak fungsional dan disfungsional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Milani, 1975 dalam Marani dan Supomo, 2003:47). Dampak fungsional dan disfungsional ditunjukkan dengan berfungsi atau tidaknya anggaran sebagai alat pengendalian yang baik untuk memotivasi para anggota organisasi dalam meningkatkan kinerja manajerial (Argrys, 1952 dalam Sukardi, 2004:84).


(18)

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:86-87), pemilihan teknik penyusunan anggaran dalam suatu organisasi dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu:

a. Sistem top-down

Sistem top-down merupakan pendekatan penyusunan anggaran dimana keputusan berada pada atasan sedangkan bawahan tidak diberi kesempatan untuk terlibat dalam penyusunan anggaran. Keuntungan dari pendekatan ini adalah memudahkan atasan untuk mengendalikan anggaran. Namun, pendekatan ini memiliki kelemahan yaitu kurangnya komitmen dari bawahan karena merasa tertekan oleh anggaran yang ditetapkan oleh atasan yang pada akhirnya akan membahayakan pelaksanaan angaran.

b. Sistem bottom-up

Sistem bottom-up merupakan pendekatan penyusunan anggaran dimana bawahan diberi kesempatan untuk terlibat dan mempunyai kewenangan dalam membuat suatu keputusan mengenai perencanaan keuangan. Keuntungan dari pendekatan ini adalah penciptaan komitmen yang lebih besar dalam mencapai tujuan anggaran, tetapi jika tidak terdapat pengendalian dari atasan maka anggaran yang disusun mungkin akan menghasilkan target yang terlalu mudah dicapai.


(19)

c. Sistem participatory budgeting

Sistem partisipasi anggaran merupakan proses penyusunan anggaran yang merupakan gabungan dari pendekatan top-down dan bottom-up. Pendekatan ini dianggap pendekatan yang paling efektif karena adanya kerjasama antara atasan dan bawahan dimana anggaran yang disusun mendapat dukungan dari kedua belah pihak, sehingga diharapkan ada komitmen yang kuat untuk melaksanakannya.

Anggaran yang terlalu menekan dapat menimbulkan ketegangan bagi para bawahan sehingga dapat berakibat pada inefisiensi anggaran tersebut. Sedangkan anggaran yang tidak diawasi dapat menimbulkan kelonggaran dalam pencapaian target anggaran. Untuk menghindari hal tersebut, maka perlu adanya keterlibatan bawahan dalam penyusunan anggaran yang disertai dengan adanya pengawasan (control) dari atasan.

4. Partisipasi Anggaran

Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan suatu proses dimana para individu yang kinerjanya dievaluasi dan memperoleh penghargaan berdasarkan pencapaian target anggaran, terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penyusunan target anggaran (Brownell, 1982 dalam Marani dan Supomo, 2003:47). Tingkat keterlibatan dan pengaruh bawahan dalam proses penyusunan anggaran merupakan faktor utama


(20)

yang membedakan anggaran partisipatif dan non-partisipatif (Milani, 1975 dalam Winarno, 2006:11).

Vroom dan Jago (1988) dalam Marsudi dan Ghozali (2001:104) membedakan partisipasi menjadi dua jenis yaitu:

a. Perasaan partisipasi

Perasaan partisipasi diartikan sebagai seberapa luas individu merasa bahwa dia telah mempengaruhi keputusan.

b. Perasaan sesungguhnya

Perasaan sesungguhnya meliputi partisipasi legisted, yaitu perasaan penciptaan sistem formal untuk tujuan pembuatan keputusan khusus dan partisipasi formal, yaitu partisipasi yang terjadi antara dan manajer bawahannya.

Partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran akan menimbulkan inisiatif untuk menyumbangkan ide dan informasi, meningkatkan kebersamaan, dan merasa memiliki sehingga dapat meningkatkan kerjasama diantara para anggota organisasi (Siegel dan Marconi, 1989 dalam Rahman dan Supomo, 2003:131). Melalui partisipasi anggaran, atasan dapat memperoleh informasi yang akurat mengenai kondisi organisasi karena adanya pertukaran informasi yang lebih efektif dari setiap sub-unit organisasi.

Anthony dan Govindarajan (2005:87) menyatakan bahwa partisipasi anggaran mempunyai dampak yang positif terhadap motivasi manajerial. Kecenderungan bawahan/pelaksana anggaran untuk menerima


(21)

target anggaran lebih besar, jika bawahan/pelaksana anggaran turut serta memegang kendali dalam proses penyusunan anggaran dibandingkan dengan penyusunan secara sepihak oleh atasan.

Para bawahan/pelaksana anggaran yang merasa aspirasinya dihargai dan mempunyai pengaruh pada anggaran yang disusun akan lebih mempunyai tanggungjawab dan konsekuensi moral untuk meningkatkan kinerja sesuai yang ditargetkan dalam anggaran (Susanti, 2004:265). Kinerja dinyatakan efektif apabila tujuan anggaran tercapai dan bawahan mendapat kesempatan terlibat atau berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran serta dapat memotivasi bawahan, mengidentifikasi dan melakukan negosiasi dengan atasan mengenai target anggaran, menerima kesepakatan anggaran dan melaksanakannya (Dunk, 1990; Indriantoro, 1993; Supomo, 1998 dalam Poerwati, 2002:738).

5. Keunggulan dan Kelemahan Partisipasi Anggaran

Siegel dan Marconi (1989) dalam Winarno (2006:13) menyatakan bahwa keunggulan dari adanya partisipasi anggaran antara lain:

a. Memacu peningkatan moral dan inisiatif untuk mengembangkan ide dan informasi pada seluruh tingkatan manajemen.

b. Terbentuknya group internalization, yaitu penyatuan tujuan individu dan organisasi.

c. Menghindari tekanan dan kebingungan dalam melaksanakan pekerjaan.


(22)

d. Manajer puncak menjadi tanggap terhadap masalah-masalah sub-unit tertentu serta memiliki pemahaman yang lebih baik tentang ketergantungan antar sub-unit.

Welsch, Hilton dan Gordon (2000:82) menyatakan bahwa proses partisipasi anggaran memberikan dua manfaat diantaranya:

a. Proses partisipasi mengurangi adanya asimetri informasi dalam organisasi. Dengan demikian memungkinkan manajemen atas mendapatkan pengertian mengenai masalah lingkungan dan teknologi dari manajer bawah yang mempunyai pengetahuan khusus.

b. Proses partisipasi dapat menghasilkan komitmen yang besar dari manajemen tingkat bawah untuk melaksanakan rencana anggaran dan memenuhi anggaran.

Selain memiliki beberapa keunggulan, partisipasi anggaran juga memiliki kelemahan. Hansen dan Mowen (2005:377) menyatakan bahwa terdapat tiga masalah yang timbul yang menjadi kelemahan dalam partisipasi anggaran diantaranya:

a. Penetapan standar yang terlalu tinggi atau rendah sejak yang dianggarkan menjadi tujuan bawahan.

b. Kelonggaran dalam anggaran (budgetary slack) yang disebabkan oleh adanya kemungkinan bawahan dalam memperkirakan pendapatan yang rendah atau menaikkan biaya sehingga dapat menurunkan resiko yang dihadapi guna pencapaian target anggaran.


(23)

c. Pseudoparticipation atau partisipasi semu, yaitu organisasi menggunakan partisipasi penganggaran, tetapi kenyataannya hanya menerapkan partisipasi palsu. Atasan hanya mendapatkan persetujuan formal dari bawahan, dan bukan untuk mencari input yang sebenarnya.

B. Kinerja Manajerial

1. Definisi Kinerja Manajerial

Kinerja merupakan salah satu faktor penting yang digunakan dalam mengukur efektivitas dan efisiensi suatu organisasi. Dalam penelitian ini, kinerja manajerial mengacu pada definisi kinerja yang diungkapkan oleh Mahoney et al (1963) dalam Sumarno (2005:591) yaitu kinerja para individu anggota organisasi pada fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan, investigasi, kooordinasi, supervisi, pengaturan staff, negosiasi dan representasi.

a. Perencanaan

Perencanaan meliputi kemampuan untuk menentukan tujuan, kebijakan dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur, dan pemrograman. Dalam kaitannya dengan fungsi perencanaan, anggaran merupakan tujuan yang ditetapkan organisasi untuk dicapai dalam periode tertentu.


(24)

b. Investigasi

Kemampuan dalam mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan, dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan dan analisis pekerjaan.

c. Pengkoordinasian

Kemampuan melakukan tukar menukar informasi dengan orang lain di bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain, dan hubungan dengan manajer lain. d. Evaluasi

Kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk.

e. Pengawasan (supervisi)

Kemampuan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan. f. Pengaturan staff (staffing)

Kemampuan untuk mempertahankan angkatan kerja dibagian anda, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan mutasi pegawai.


(25)

g. Negosiasi

Kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual, tawar-menawar secara kelompok.

h. Perwakilan (representatif)

Kemampuan dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan organisasi lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara- acara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan, mempromosikan tujuan umum organisasi.

2. Klasifikasi Tingkatan Manajer

Draft (2007:19) mengklasifikasikan tingkatan manajer dalam suatu organisasi terdiri dari:

a. Manajer atas (Top Manager)

Manajer tingkat atas berada pada puncak hierarki dan bertanggung jawab atas keseluruhan organisasi meliputi penentuan tujuan organisasi, manetapkan strategi, mengawasi dan menginterpretasikan lingkungan eksternal serta mengambil keputusan yang mempengaruhi organisasi secara keseluruhan. Dalam lingkup universitas manajer puncak meliputi rektor dan pembantu rektor.

b. Manajer menengah (Middle Manager)

Manajer tingkat menengah adalah manajer yang bertanggung jawab untuk menetapkan tujuan sejalan dengan sasaran dan rencana dari


(26)

manajer puncak serta menerapkan strategi sub-unit untuk mencapai tujuan oraganisasi. Dalam lingkup universitas manajer tingkat menengah meliputi dekan dan pembantu dekan.

c. Manajer lini pertama (First Line Manager)

Manajer lini pertama merupakan manajer tingkat bawah yaitu manajer yang melatih dan mengawasai kinerja dari karyawan non-manajerial serta bertanggung jawab atas kegiatan operasional organisasi. Dalam lingkup universitas manajer tingkat bawah meliputi ketua jurusan. d. Karyawan non-manajer

C. Hubungan Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial

Schiff dan Lewin (1970) dalam Marani dan Supomo (2003:49) menyatakan bahwa anggaran selain berfungsi sebagai alat perencanaan juga dapat berfungsi sebagai alat kriteria kinerja, yaitu anggaran dipakai sebagai suatu sistem pengendalian untuk mengukur kinerja manajerial.

Partisipasi anggaran merupakan pendekatan manajerial yang umumnya dinilai dapat meningkatkan kinerja manajerial (Poerwati, 2002:737). Keikutsertaan bawahan dalam memberikan usulan mengenai jumlah anggaran dapat memberikan dampak pada peningkatan kinerja. Hal ini dikarenakan, individu yang terlibat dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan tanggung jawabnya untuk mencapai target anggaran yang telah ditetapkan (Anthony dan Govindarajan, 2005:376-377).


(27)

Coryanata (2004) dalam penelitiannya pada perguruan tinggi swasta di Indonesia menemukan hubungan yang positif dan signifikan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Adanya partisipasi yang tinggi dari bawahan/pelaksana anggaran dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja manajerialnya.

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, Susanti (2004) melakukan penelitian terhadap perusahaan manufaktur Go public yang terdaftar di BEJ dan berkantor pusat di Jawa Timur. Hasil penelitiannya menemukan hubungan yang tidak signifikan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Hal ini berarti adanya peningkatan atau penurunan partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

D. Pendekatan Kontijensi

Ketidakkonsistenan penelitian mengenai hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial mengharuskan adanya suatu pendekatan lain untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut yaitu dengan menggunakan pendekatan kontijensi. Pendekatan kontijensi bertujuan untuk mengevaluasi berbagai faktor kondisional yang berkemungkinan dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial (Govindarajan, 1982a dalam Poerwati, 2002:738).

Brownell (1982a) dalam Sukardi (2004:82) mengkategorikan faktor- faktor kondisional menjadi empat kelompok variabel yaitu: kultur, organisasional, interpesonal dan individual. Penelitian yang berkaitan dengan


(28)

individu dan interpesonal seperti locus of control, motivasi, sikap terhadap pekerjaan dan perusahaan. Sedangkan menurut Nouri dan Parker (1995) dalam Sumarno (2005:588) menyatakan bahwa faktor konstekstual organisasional yaitu komitmen organisasi diperkirakan dapat membuktikan keefektifan partisipasi anggaran.

Dalam penelitian ini pendekatan kontijensi akan diadopsi kembali untuk mengevaluasi hubungan partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Faktor kontijensi yang dipilih adalah komitmen organisasi sebagai variabel moderating.

1. Definisi Komitmen Organisasi

Meyer dan Allen (1991) dalam Karina (2008) merumuskan suatu definisi mengenai komitmen dalam berorganisasi, yaitu:

“Komitmen organisasi merupakan suatu konstruk psikologis yang merupakan karakteristik hubungan anggota organisasi dengan organisasinya dan memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk melanjutkan keanggotaannya dalam berorganisasi”.

Mowday, Porter dan Steers (1982) dalam Mas’ud (2002) dalam Aji dan Sabeni (2003:974) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai berikut:

“Komitmen organisasi merupakan keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota suatu organisasi, kemauan untuk berusaha dengan semangat yang tinggi (kerja keras) demi organisasi, dan kepercayaan, penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.”


(29)

Wiener (1982) dalam Coryanata (2004) memberikan definisi komitmen organisasi, yaitu:

“Komitmen organisasi sebagai dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingannya sendiri.”

Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi merupakan suatu konstruk psikologis mengenai keinginan atau dorongan yang kuat dari dalam diri individu terhadap organisasinya mencakup tiga hal yaitu kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi, keterlibatan dengan berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi dan loyalitas terhadap organisasi.

Komitmen organisasi bisa tumbuh karena individu memiliki ikatan emosional terhadap organisasi yang meliputi dukungan moral dan menerima nilai yang ada serta tekad dari dalam diri untuk mengabdi kepada organisasi (Porter et al., 1974 dalam Coryanata, 2004). Komitmen organisasi yang tinggi di dalam diri individu akan menyebabkan individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi sesuai dengan tujuan dan kepentingan organisasi (Angel dan Perry 1981; Porter et al., 1974 dalam Rahman dan Supomo, 2003:134)

2. Jenis-Jenis Komitmen Organisasi

Satria (2005:122) membedakan komitmen organisasi menurut pendapat Mowday, Porter dan Steers (1982) dan komitmen menurut Allen dan Meyer (1991).


(30)

a. Mowday, Porter dan Steers (1982)

Komitmen organisasi dari Mowday, Porter dan Steers lebih dikenal sebagai pendekatan sikap terhadap organisasi. Komitmen organisasi ini memiliki dua komponen yaitu sikap dan kehendak untuk bertingkah laku.

1) Komponen sikap, mencakup:

(a) Identifikasi dengan organisasi yaitu penerimaan tujuan organisasi, dimana penerimaan ini merupakan dasar komitmen organisasi.

(b) Keterlibatan sesuai peran dan tanggungjawab pekerjaan di organisasi tersebut.

(c) Kehangatan, afeksi dan loyalitas terhadap organisasi merupakan evaluasi terhadap komitmen, serta adanya ikatan emosional dan keterikatan antara organisasi dengan pegawai. Pegawai dengan komitmen tinggi merasakan adanya loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi.

2) Komponen bertingkah laku, mencakup:

(a) Kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi tersebut.

(b) Keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi tersebut.

(c) Kepercayaan akan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai- nilai dan tujuan-tujuan organisasi.


(31)

b. Allen dan Meyer (1997)

Allen dan Meyer membagi komitmen organisasi menjadi 3 kategori yaitu:

1) Affective commitment (komitmen afektif)

Berkaitan dengan ikatan emosional seseorang dalam sebuah organisasi yang memperkuat proses identifikasi individu, pelibatan diri dan keinginan untuk bertahan menjadi anggota dalam organisasi tersebut.

2) Continuance commitment (komitmen berkelanjutan)

Berkaitan dengan kecenderungan individu untuk mengikatkan diri terhadap kegiatan berdasarkan kesadaran yang dirasakan apabila berhenti melakukan kegiatan tersebut (didasari oleh penilaian terhadap biaya terkait jika individu meninggalkan organisasi tersebut). Kerugian yang diperoleh jika individu tidak melanjutkan kegiatan terkait dengan gaji, jabatan, rekan kerja, uang pensiun dan lain-lain.

3) Normative commitment (komitmen normatif)

Berkaitan erat dengan keyakinan individu akan tanggung jawab pada organisasi. Individu akan bertahan dalam organisasi karena keadaan dan perasaan bahwa mereka sudah seharusnya melakukan itu untuk memberikan balasan atas apa yang telah diterimanya dari organisasi. Komitmen nomatif lebih didasarkan pada suatu keyakinan untuk tetap tinggal dalam organisasi tersebut.


(32)

E. Hubungan Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi dan Kinerja Manajerial

Menurut Wiener (1982) dalam Coryanata (2004), komitmen organisasi merupakan keinginan yang kuat dari dalam diri individu untuk tetap menjadi bagian suatu organisasi dan memberikan hasil yang terbaik demi organisasi. Individu yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan berdampak pada peningkatan kinerja individu tersebut.

Coryanata (2004) menyatakan bahwa partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial akan berpengaruh positif ketika individu mempunyai komitmen organisasi yang tinggi. Bawahan/pelaksana anggaran yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan memberikan informasi mengenai kondisi yang ada dalam unit organisasi dan jumlah anggaran yang dibutuhkan dalam mendukung pelaksanaan aktivitasnya guna mencapai tujuan organisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Sumarno (2005) menemukan bahwa komitmen organisasi yang tinggi dari individu yang terlibat dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja manajerialnya. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2004) memberikan hasil yang bertentangan. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa interaksi partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial.


(33)

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2004) dengan judul “Analisis Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial: Komitmen Organisasi Sebagai Moderator”. Hasil penelitiannya pada 21 manajer keuangan perusahaan manufaktur Go Public yang terdaftar di BEJ yang berkantor pusat di Jawa Timur membuktikan bahwa adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada tingkat signifikansi α = 0,05. Interaksi

partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial adalah negatif dan tidak signifikan, dimana komitmen organisasi tidak mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Coryanata (2004) dengan judul “Pelimpahan Wewenang dan Komitmen Organisasi dalam Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial”. Hasil penelitiannya pada 89 manajer perguruan tinggi swasta di Indonesia menyimpulkan bahwa partisipasi anggaran mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Interaksi partisipasi anggaran dengan pelimpahan wewenang dan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial memberikan pengaruh yang positif.

Penelitian yang dilakukan oleh Sumarno (2005) dengan judul ”Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial” pada 89 manajer pada kantor cabang perbankan Indonesia di Jakarta menemukan adanya hubungan negatif antara partisipasi anggaran dengan kinerja


(34)

manajerial. Interaksi partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial memberikan hasil yang positif. Sedangkan interaksi partisipasi anggaran dengan gaya kepemimpinan terhadap kinerja manajerial memberikan hasil yang negatif.

Latuheru (2005) dalam penelitiannya dengan judul ”Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating” pada manajer di kawasan industri Maluku, menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara interaksi partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi terhadap senjangan anggaran. Hal ini berarti adanya partisipasi anggaran menurunkan kecenderungan para manajer dalam menciptakan senjangan anggaran dalam suatu organisasi dan mempunyai kemungkinan bahwa partisipasi anggaran dapat meningkatkan kinerja manajerial anggota organisasi.

G. Model Penelitian

Kerangka pemikiran yang dibuat dalam model penelitian mengenai pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial digambarkan sebagai berikut:


(35)

Gambar.2.1 Model Hubungan

Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial

Partisipasi Anggaran

Kinerja Manajerial


(36)

Gambar.2.2 Model Hubungan

Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial

Partisipasi Anggaran

Kinerja Manajerial


(37)

Komitmen Organisasi

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan model penelitian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Ha1 : Partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja manajerial.

Ha2 : Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.


(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas tentang seberapa besar pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial serta pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Objek dalam penelitian ini adalah universitas negeri di Jakarta. Alasan dipilihnya universitas sebagai sampel karena mempunyai struktur organisasi yang kompleks yang terdiri dari level tinggi (rektor dan pembantu rektor), level menengah (dekan dan pembantu dekan) dan level bawah (ketua jurusan).

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat individual dengan sampel penelitian dibatasi pada manajer menengah ditingkat fakultas yaitu ketua jurusan pada program sarjana. Alasan menggunakan ketua jurusan sebagai responden dalam penelitian ini karena mempunyai peran dalam mengambil keputusan, keterlibatan dalam anggaran, dan memiliki tanggung jawab terhadap anggaran.

B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah universitas negeri di DKI Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah manajer menengah ditingkat fakultas yaitu ketua jurusan program sarjana.


(39)

Adapun universitas negeri yang dijadikan sampel dalam penelitian ini antara lain Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.

2. Teknik penentuan sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non- probabilitas yaitu metode pemilihan sampel secara tidak acak dimana elemen-elemen populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Indriantoro dan Supomo, 2002:130). Pemilihan sampel non-probabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan convenience sampling, yakni unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid, 2004:30).

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data subjek, yaitu jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden) (Indriantoro dan Supomo, 2002:145). Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

a. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data-data teoritis serta mempelajari dengan seksama teori-teori yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang dibahas. Tujuan dari adanya studi


(40)

kepustakaan adalah untuk memberikan wawasan dan landasan teori yang menjadi dasar untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini. Data-data teoritis pada studi kepustakaan bersumber dari buku-buku, jurnal, artikel, dan skripsi.

b. Studi lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan metode survei melalui penyebaran kuesioner sebagai data primer, untuk meminta tanggapan responden secara langsung. Kuesioner disebarkan dan diantarkan langsung kesetiap universitas dan pengembalian kuesioner dilakukan dengan mendatangi responden secara langsung berdasarkan waktu yang telah disepakati. Sebelum pengiriman kuesioner dilakukan, terlebih dahulu peneliti melakukan tryout kuesioner. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut dapat dengan mudah dipahami maksudnya sehingga responden diharapkan tidak mengalami kesulitan dalam menangkap maksud pernyataan yang diberikan.

D. Metode Analisis

Setelah semua data-data dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari:

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi atas suatu data. Dalam penelitian ini, statistik deskriptif menjelaskan mengenai karakteristik responden dan karakteristik variabel yang digunakan.


(41)

Gambaran umum mengenai karakteristik responden dijelaskan dengan tabel statistik deskriptif responden yang diukur dengan skala nominal yang menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase jenis kelamin, umur, pendidikan, lamanya bekerja pada jabatan saat ini, dan universitas tempat responden bekerja. Sedangkan untuk memberikan deskripsi mengenai variabel penelitian yaitu partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan kinerja manajerial dijelaskan dengan tabel statistik deskriptif variabel yang menunjukkan kisaran teoritis, kisaran aktual, rata- rata (mean), dan standar deviasi.

2. Uji Kualitas Data

Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrumen kuesioner harus dilakukan pengujian kualitas terhadap data yang diperoleh. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid dan reliable sebab kebenaran data yang diolah sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Meskipun kuesioner pada penelitian ini sudah diuji oleh peneliti sebelumnya namun masih perlu dilakukan pengujian kembali karena adanya perbedaan objek penelitian dengan penelitian terdahulu.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi bivariate antara masing-masing skor


(42)

indikator dengan total skor konstruk (Ghozali, 2005:46). Kriteria yang digunakan untuk menyatakan valid atau tidak valid adalah jika korelasi antara skor masing-masing indikator dengan total skor konstruk mempunyai tingkat signifikan kurang dari 0,05 maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid dan jika korelasi skor maing-masing indikator dengan total skor konstruk mempunyai tingkat signifikan lebih dari 0,05 maka butir pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid (Santoso, 2004:168).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005:41). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha diatas 0,60 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2005:42).

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji regresi, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolonieritas, heterokedatisitas, dan normalitas.


(43)

a. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi bebas dari problem multikolonieritas jika nilai VIF disekitar angka 1 dan nilai tolerance mendekati 1 (Poerwati, 2002:744).

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentu pola yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Namun, jika tidak terdapat suatu pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali 2005:105).

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi


(44)

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal. Untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data dapat dideteksi dengan melihat normal propability plot. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun, jika data (titik) menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005:112).

4. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis pertama (Ha1) penelitian ini, yaitu

pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial digunakan metode statistik regresi linier sederhana. Adapun persamaan hipotesis pertama (Ha1) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y= 0+ 1X ZPA+ e ……….. (I) Sedangkan untuk pengujian hipotesis kedua (Ha2), yaitu pengaruh

komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial dilakukan dengan persamaan regresi linier berganda melalui uji nilai selisih mutlak. Menurut Frucot dan Shearon (1991) dalam Ghozali (2005:153) metode interaksi dengan uji nilai selisih mutlak lebih disukai dibandingkan dengan analisis regresi berganda dengan Moderated Regression Analysis yaitu dengan perkalian antar variabel independen yang umumnya digunakan dalam penelitian.


(45)

Pengujian dengan uji nilai selisih mutlak dilakukan untuk mengetahui nilai absolut perbedaan variabel independen yakni jika nilai partisipasi anggaran yang tinggi berasosiasi dengan nilai rendah dari komitmen organisasi akan berpengaruh terhadap meningkatnya kinerja manajerial. Adapun model persamaan hipotesis kedua (Ha2) dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Y = 0+ 1XZPA + 2XZKO+ 3XZPA – XZKO+ e………(II) Keterangan:

Y : Kinerja Manajerial

0 : Nilai Konstanta 1, 2, 3 : Koefisien Regresi

XPA : Partisipasi Anggaran

XZPA : Nilai standardized partisipasi anggaran

XZKO : Nilai standardized komitmen organisasi

∠XZPA - XZKO∠: Interaksi dengan nilai absolut perbedaan XZPA dan XZKO

e : Standar Eror

Dalam membuktikan kebenaran uji hipotesis yang diajukan digunakan uji statistik terhadap output yang dihasilkan dari persamaan regresi, uji statistik ini meliputi:

a. Uji R2 (koefisien determinasi)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi dilihat dari


(46)

besarnya nilai R Square (R2) untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas yaitu partisipasi anggaran menjelaskan variabel dependen yaitu kinerja manajerial. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 R2 1). Jika nilai R2 bernilai besar (mendekati 1) berarti variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika R2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas (Ghozali, 2005:83).

Dalam pengujian hipotesis kedua koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai Adjusted R-Square. Kelemahan mendasar penggunaan R2 adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R-Square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2005:83). Oleh karena itu digunakanlah adjusted R-Square pada saat mengevaluasi model regresi linier berganda.

b. Uji signifikansi simultan (uji statistik F)

Uji statistik F digunakan untuk melihat pengaruh variabel- variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan yaitu dengan melihat nilai F hitung lebih besar dari 4 pada probabilitas α = 0,05, maka variabel


(47)

independen yaitu partisipasi anggaran dan komitmen organisasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu kinerja manajerial (Ghozali, 2005:84).

c. Uji signifikansi parameter individual ( uji statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel-variabel bebas secara individual dapat menerangkan variasi variabel dependen. Kriteria yang digunakan dalam melakukan uji t yaitu jika probabilitas signifikansi di bawah 0,05 maka variabel bebas secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) diterima. Sebaliknya jika probabilitas signifikansi di atas 0,05 maka variabel bebas secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak (Ghozali, 2005:85).

E. Operasional Variabel Penelitian 1. Partisipasi Anggaran

Partisipasi anggaran didefinisikan sebagai tingkat keterlibatan dan pengaruh para individu dalam proses penyusunan anggaran (Mia, 1998 dalam Poerwati, 2002:741). Variabel partisipasi anggaran diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Kenis (1975) dalam Latuheru (2004). Instrumen ini terdiri dari 5 (lima) pernyataan yang diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin.


(48)

Tabel.3.1.

Operasional Variabel Penelitian Partisipasi Anggaran

Variabel Indikator Skala

Ordinal

Keterangan

Partisipasi Anggaran

a. Pengaruh yang besar dalam penentuan sasaran anggaran. b. Pengaruh yang kecil dalam

penentuan sasaran anggaran. c. Pengaruh dalam penetapan

sasaran anggaran. d. Keikutserataan dalam

penyusunan anggaran. e. Keyakinan dalam memutuskan

suatu anggaran.

Poin 1 Poin 2 Poin 3 Poin 4 Poin 5

Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu

Setuju Sangat setuju

2. Kinerja Manajerial

Kinerja manajerial didefinisikan sebagai kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial seperti perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, pengaturan staff, negosiasi dan representasi (Mahoney et al, 1963 dalam Sumarno, 2005:591). Variabel kinerja manajerial diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Mahoney (1963) dalam Sumarno (2005) yang telah dimodifikasi. Instrumen ini terdiri dari 8 (delapan) pernyataan yang diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin.


(49)

Tabel.3.2.

Operasional Variabel Penelitian Kinerja Manajerial Variabel Indikator Skala

Ordinal

Keterangan

Kinerja Manajerial

a. Perencanaan b. Investigasi c. Pengkoordinasian d. Evaluasi

e. Pengawasan f. Pemilihan Staf g. Negosiasi h. Investigasi

Poin 1 Poin 2 Poin 3 Poin 4 Poin 5

Sangat Rendah Rendah Rata-rata Tinggi Sangat tinggi

3. Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi didefinisikan sebagai dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi (Wiener, 1982 dalam Coryanata, 2004). Komitmen organisasi diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Cook dan Wall (1980) dalam Latuheru (2005) yang terdiri dari 9 (sembilan) pernyataan. Jawaban atas pernyataan diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin.


(50)

Tabel.3.3.

Operasional Variabel Penelitian Komitmen Organisasi

Variabel Indikator Skala

Ordinal

Keterangan

Komitmen Organisasi

a. Kebanggaan terhadap organisasi.

b. Keinginan keluar dari anggota organisasi.

c. Kesediaan bekerja keras untuk organisasi d. Keinginan kuat menjadi

anggota, meskipun kondisi keuangan organisasi memburuk. e. Perasaan menjadi bagian

dari organisasi. f. Kesediaan berusaha

sebaik mungkin untuk organisasi.

g. Kesediaan bertahan meskipun ada tawaran gaji menarik dari organisasi lain.

h. Keterlibatan teman baik bergabung dalam organisasi.

i. Kebanggaan memberikan hasil yang bermanfaat bagi organisasi. Poin 1 Poin 2 Poin 3 Poin 4 Poin 5

Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu

Setuju Sangat setuju


(51)

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil objek universitas negeri di Jakarta yang terdiri dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Sampel dalam penelitian ini adalah para ketua jurusan yang merupakan manajer menengah ditingkat fakultas.

Pengiriman kuesioner dilakukan secara langsung dengan mendatangi pimpinan fakultas yaitu dekan dimasing-masing universitas guna mendapatkan ijin penelitian menyebarkan kuesioner kepada responden yaitu ketua jurusan. Proses pengiriman kuesioner dan pengumpulan data dilakukan dari tanggal 11 Februari 2008 sampai dengan tanggal 15 Maret 2008.

2. Tingkat Pengembalian Kuesioner

Total kuesioner yang dikirim ke tiga universitas negeri di Jakarta berjumlah 45 lembar eksemplar. Total kuesioner yang direspon sebanyak 37 lembar eksemplar atau dengan tingkat pengembalian 82%. Setelah diseleksi terdapat 1 kuesioner (2%) yang tidak dapat diolah akibat pengisian yang kurang lengkap, sehingga kuesioner yang memenuhi syarat


(52)

dan dapat diolah sebanyak 36 buah dengan tingkat persentase 80% dari total kuesioner yang diterima. Menurut Gay (1987) dalam Anggoro dkk (2007:4.14) persyaratan sampel untuk sebuah penelitian korelasional minimal sebanyak 30 buah subjek dari populasi. Dengan demikian jumlah data yang dapat diolah dalam penelitian ini telah memenuhi syarat minimal dalam penelitian korelasional.

Tabel.4.1.

Distribusi dan Tingkat Pengembalian Kuesioner Keterangan Jumlah Persentase (%)

Kuesioner yang dikirim 45 100%

Kuesioner yang tidak kembali 8 18%

Kuesioner yang kembali 37 82%

Kuesioner yang tidak dapat diolah 1 2%

Kuesioner yang dapat diolah 36 80%

Sumber: Data primer yang diolah

B. Penemuan dan Pembahasan 1. Statistik Deskriptif

a. Deskriptif Demografi Responden

Deskriptif demografi responden memberikan gambaran mengenai karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase jenis kelamin, umur, pendidikan, lamanya bekerja pada jabatan saat ini, dan universitas tempat responden bekerja. Data mengenai karakteristik responden ditampilkan pada tabel 4.2.


(53)

Tabel.4.2.

Deskriptif Demografi Responden Frekuensi Dasar

Klasifikasi

Sub

Klasifikasi Absolut Persentase

Jenis Kelamin Pria Wanita

27 9

75% 25% Umur 25-35 tahun

36-45 tahun 46-55 tahun Di atas 55 tahun

1 13 18 4 3% 36% 50% 11% Pendidikan S1 S2 S3 0 25 11 0% 69% 31% Lama Bekerja Pada

Jabatan Saat Ini

1-2 tahun 3-4 tahun Di atas 4 tahun

18 6 12 50% 17% 33% Universitas UI UNJ UIN Syarif Hidayatullah 15 10 11 41% 28% 31% Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden pria lebih banyak dibandingkan dengan responden wanita, yakni sebesar 27 orang (75%), sedangkan wanita hanya 9 orang (25%). Proporsi terbesar responden berumur antara 46-55 tahun sebesar 18 orang (50%), sedangkan proporsi yang paling kecil berumur 25-35 tahun (1%). Jenjang pendidikan responden S2 merupakan jumlah terbesar yaitu sebanyak 25 orang (69%), jenjang pendidikan S3 sebesar 11 orang (25%), sedangkan jenjang pendidikan S1 sebesar 0%.


(54)

Lamanya masa bekerja responden pada jabatan saat ini, yang paling mendominasi adalah yang bekerja selama 1-2 tahun yaitu sebanyak 18 orang (50%), sisanya bekerja selama 3-4 tahun sebesar 6 orang (17%), dan bekerja di atas 4 tahun sebesar 12 orang (33%). Jika diklasifikasikan berdasarkan tempat responden bekerja maka persentase terbesar berasal dari Universitas Indonesia (UI) yaitu sebanyak 15 responden (41%), kemudian Universitas Islam Negeri (UIN) sebanyak 11 orang (31%) dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sebanyak 10 responden (28%).

b. Statistik Deskriptif Variabel

Pengukuran statistik deskriptif variabel dilakukan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata (mean) dan standar deviasi dari masing-masing variabel yaitu partisipasi anggaran, komitmen organisasi dan kinerja manajerial.

Tabel.4.3.

Statistik Deskriptif Variabel Variabel Kisaran

Teoritis

Kisaran Aktual

Rata-rata (Mean)

Standar Deviasi Partisipasi

Anggaran

4 – 20 7 – 20 13,14 3,253

Komitmen Organisasi

9 – 45 25 – 45 37,53 4,526

Kinerja Manajerial

9 – 45 20 – 45 32,17 7,189

Sumber: Data primer yang diolah


(55)

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa jawaban yang diberikan responden atas variabel partisipasi anggaran berkisar antara 7 – 20 dengan kisaran teoritis antara 4 – 20. Nilai rata-rata (mean) jawaban responden sebesar 13,14 dengan standar deviasi 3,253. Hal ini menunjukkan responden memiliki tingkat partisipasi yang relatif cukup tinggi.

Pada variabel komitmen organisasi kisaran aktual jawaban responden antara 25 – 45, sementara kisaran teoritis variabel ini antara 9 – 45. Nilai rata-rata (mean) jawaban responden sebesar 37,53 dengan standar deviasi 4,526. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen organisasi responden dalam penelitian ini cenderung tinggi.

Nilai kisaran aktual atas jawaban responden mengenai variabel kinerja manajerial berkisar antara 20 – 45 dengan kisaran teoritis antara 9 – 45. Nilai rata-rata (mean) jawaban responden sebesar 32,17 dengan standar deviasi sebesar 7,189. Hal ini berarti kinerja responden dalam penelitian ini relatif cukup tinggi.

2. Hasil Uji Kualitas Data a. Uji Validitas

Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlations. Pedoman suatu model dikatakan valid jika probabilitas signifikansinya di bawah 0,05. Sebelum instrumen disebarkan kepada responden yang menjadi sampel


(56)

penelitian, terlebih dahulu dilakukan try out. Hasil try out dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel.4.4.

Hasil Try Out 1 Uji Validitas Variabel Item Pernyataan Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Status Partisipasi Anggaran PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 .015 .471 .001 .006 .005 .653* .220 .786** .720** .729** Valid Tidak valid Valid Valid Valid Komitmen Organisasi KO1 KO2 KO3 KO4 KO5 KO6 KO7 KO8 KO9 .000 .001 .004 .023 .000 .003 .000 .013 .000 .879** .821** .732** .622** .895** .751** .854** .665* .881** Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Kinerja Manajerial KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8 .412 .002 .001 .001 .032 .024 .003 .011 .249 .773** .791** .815** .595* .619* .752** .680* Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan hasil uji validitas tryout pertama pada tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa dari 22 item pernyataan, 2 diantaranya tidak valid. Pernyataan yang tidak valid tersebut antara lain pernyataan kedua dari variabel partisipasi anggaran, dan pernyataan pertama dari variabel kinerja manajerial. Semua pernyataan tersebut dinyatakan


(57)

tidak valid karena memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05. Setelah dilakukan try out, pernyataan kedua dari variabel partisipasi anggaran dihilangkan sedangkan pernyataan pertama dari variabel kinerja manajerial yang tidak valid dimodifikasi bentuknya agar lebih dapat mengukur suatu instrumen yang akan diteliti.

Tabel.4.5.

Hasil Try Out 2 Uji Validitas Variabel Item Pernyataan Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Status Partisipasi Anggaran PA1 PA2 PA3 PA4 .003 .000 .000 .001 .749** .862** .880** .814** Valid Valid Valid Valid Komitmen Organisasi KO1 KO2 KO3 KO4 KO5 KO6 KO7 KO8 KO9 .000 .004 .001 .002 .003 .020 .004 .006 .026 .898** .739** .801** .762** .746** .633* .744** .715** .613* Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Kinerja Manajerial KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8 KM9 .010 .007 .030 .004 .000 .001 .004 .000 .007 .681* .704** .601* .741** .828** .788** .735** .875** .707** Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Data primer yang diolah

Setelah pernyataan pada setiap variabel yang tidak valid dihilangkan dan dimodifikasi dilakukan try out kembali atas setiap


(58)

pernyataan dalam variabel yang akan diteliti. Hasil try out kedua atas pengujian validitas disajikan pada tabel 4.5 di atas. Berdasarkan hasil try out kedua dapat dilihat bahwa instrumen dari setiap variabel secara keseluruhan dinyatakan valid. Hasil aktual atas pengujian validitas terhadap 36 responden sampel penelitian disajikan pada tabel 4.6.

Tabel. 4.6. Hasil Uji Validitas Variabel Item Pernyataan Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Status Partisipasi Anggaran PA1 PA2 PA3 PA4 .000 .000 .000 .003 .783** .813** .759** .486** Valid Valid Valid Valid Komitmen Organisasi KO1 KO2 KO3 KO4 KO5 KO6 KO7 KO8 KO9 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .645** .575** .861** .676** .644** .630** .550** .598** .669** Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Kinerja Manajerial KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8 KM9 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .799** .726** .865** .870** .860** .907** .798** .711** .712** Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Data primer yang diolah


(59)

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa variabel partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan kinerja manajerial keseluruhannya dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Pedoman alat pengukur dikatakan reliabel adalah jika nilai koefisien Cronbach’s Alpha dari masing-masing variabel di atas 0,60. Hasil dari pengujian reliabilitas disajikan pada tabel 4.7.

Tabel.4.7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s

Alpha

Status

Partisipasi Angggaran 0,6889 Reliabel Komitmen Organisasi 0,7799 Reliabel Kinerja Manajerial 0,9242 Reliabel Sumber: Data primer yang diolah

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa masing-masing variabel yaitu partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan kinerja manajerial dinyatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengolahan data dengan menggunakan metode pengujian regresi berganda terlebih dahulu harus dilakukan beberapa tahapan pengujian untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Data yang akan diuji terlebih dahulu harus memenuhi syarat uji asumsi klasik.


(60)

a. Multikolonieritas

Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk menguji ada tidaknya korelasi antara variabel bebas digunakan metode tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).

Tabel.4.8.

Hasil Uji Multikolonieritas

Komitmen Organisasi terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant) Zscore(PA) Zscore(KO) ABSPA_KO

.710 .910 .734

1.409 1.099 1.363 a Dependent Variable: KM

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat diketahui bahwa setiap variabel mempunyai nilai tolerance mendekati angka 1 dan hasil perhitungan nilai VIF dari masing-masing variabel menunjukkan nilai disekitar angka 1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi problem multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi sehingga dapat digunakan sebagai alat analisis lebih lanjut. b. Heterokedastisitas


(61)

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk menguji terjadi atau tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat penyebaran titik-titik data pada Scatterplot. Hasil uji heterokedastisitas disajikan pada gambar 4.1 dan gambar 4.2.

Gambar.4.1 Hasil Uji Heterokedastis

Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial

Scatterplot

Dependent Variable: KM

3

2

1

0

-1

-2

-2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Predicted Value

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan gambar 4.1 di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja manajerial berdasarkan masukan variabel independen partisipasi anggaran.


(62)

Gambar.4.2

Hasil Uji Heterokedastisitas

Komitmen Organisasi terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial

Scatterplot

Dependent Variable: KM 3

2

1

0

-1

-2

-3

-2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Predicted Value

Sumber: Data primer yang diolah

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi problem heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja manajerial berdasarkan masukan variabel independen partisipasi anggaran dan komitmen organisasi. c. Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki


(63)

distribusi normal. Untuk menguji terjadi atau tidaknya normalitas dideteksi dengan melihat normal probability plot.

Gambar.4.3 Hasil Uji Normalitas

Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial

1.00

.75

.50

.25

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: KM

0.00

0.00 .25 .50 .75 1.00

Observed Cum Prob

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan hasil tampilan output pada gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.


(1)

anggaran akan berimplikasi pada kecenderungan adanya penurunan kinerja karena lebih mementingkan kepentingan pribadinya.

Bawahan/pelaksana anggaran (ketua jurusan) yang

memiliki komitmen yang tinggi akan memberikan informasi mengenai kondisi yang ada dalam sub-unit organisasi dan jumlah anggaran yang dibutuhkan dalam mendukung pelaksanaan aktivitasnya guna mencapai tujuan organisasi.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Coryanata (2003) dan Sumarno (2005) yang menemukan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Namun, penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2004) yang menyatakan bahwa interaksi partisipasi anggaran dan komitmen organisasi adalah negatif dan tidak signifikan.

Hasil penelitian yang berbeda menurut peneliti dikarenakan objek penelitian dan model regresi linier berganda yang digunakan berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2005). Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah universitas negeri di Jakarta sedangkan pada penelitian sebelumnya dilakukan pada perusahaan manufaktur. Model analisis regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini untuk melihat adanya interaksi komitmen organisasi dengan partisipasi anggaran


(2)

terhadap kinerja manajerial yaitu dengan uji nilai selisih mutlak, sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan regresi berganda dengan uji residual.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dan pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 responden yang merupakan ketua jurusan program sarjana pada universitas negeri di Jakarta. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda dengan uji nilai selisih mutlak. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis terhadap data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penelitian ini mendukung hipotesis 1 (Ha1) yang menyatakan

partisipasi angaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini menunjukkan bahwa adanya partisipasi anggaran dari ketua jurusan dapat meningkatkan kinerja manajerialnya.

2. Penelitian ini mendukung hipotesis 2 (H2) yang menyatakan komitmen

organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi komitmen organisasi dari para ketua jurusan yang berpartisipasi dalam penyusunan angaran akan semakin meningkatkan kinerja manajerialnya.


(4)

B. Implikasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi pihak universitas bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja manajerial dibutuhkan adanya keterlibatan dari manajer yang lebih rendah dalam setiap sub-bagian dalam hal ini ketua jurusan sebagai manajer menengah di tingkat fakultas pada saat penyusunan anggaran. Faktor kondisional komitmen organisasi menjadi faktor kondisional yang harus dipertimbangkan agar penerapan partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat lebih efektif, sehingga memberikan dampak pada peningkatan kinerja manajerial.

Bagi dunia akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan pengembangan atas penelitian yang berhubungan dengan akuntansi manajemen serta dapat melengkapi penelitian-penelitian

sebelumnya berkaitan dengan penerapan partisipasi anggaran dan

komitmen organisasi dalam hubungannya dengan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi yang relevan dalam memotivasi penelitian selanjutnya untuk melakukan pengujian kembali mengenai hubungan partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial dengan objek penelitian yang berbeda.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, M. Toha dkk. “Metode Penelitian”. Edisi 2, Universitas Terbuka,

Jakarta, 2007.

Aji, Gunawan dan Arifin Sabeni. “Pengaruh Etika Kerja Islam terhadap

Komitmen Organisasi dengan Komitmen Profesi sebagai Variabel

Intervening”. Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya, Oktober 2003.

Anthony dan Govindarajan. “Management Control System”. Edisi 11, Buku 2,

Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Coryanata, Isma. “Pelimpahan Wewenang dan Komitmen Organisasi dalam

Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja

Manajerial”. Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar, Bali. 2004.

Draft, Richard. L. ‘’Management”. Edisi 6, Buku 1. Salemba Empat. 2007.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Edisi 3,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.

Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”. FEIS UIN Press, Jakarta, 2007.

Hansen dan Mowen. “Management Accounting”. Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama”. BPFE, Yogyakarta, 2002.

Karina, “Komitmen Organisasi”. Artikel, diakses tanggal 5 Februari 2008, dari

http://rumahbelajarpsikologi.com/index2.php?option=com_content&do_p df=1&id=46.

Latuheru, Belianus Patria. “Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan

Anggaran dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating”.

Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 7, No. 2, November 2005.

Marani, Yohanes dan Bambang Supomo. “Motivasi dan Pelimpahan wewenang

sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi

Anggaran dengan Kinerja Manajerial”. Jurnal Maksi, Vol. 2, Januari

2003.

Marsudi, A Setya dan Imam, Ghozali. “Pengaruh Partisipasi Angaran, JRI dan

Volatilitas Lingkungan terhadap Kinerja Manajerial”. JAAI, Vol. 5 No. 2,


(6)

Nor, Wahyudin. “Desentralisasi dan Gaya Kepemimpinan sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran

dan Kinerja Manajerial”. Simposium Nasional Akuntansi X, Universitas

Hasanudin Makassar, Juli, 2007.

Poewarti, Tjahjaning. “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap

Kinerja Manajerial: Budaya Organisasi dan Motivasi sebagai Variabel

Intervening”. Simposiun Nasional Akuntansi 5, Semarang 2002.

Prasetyaningtiyas, Heny. “Pengaruh Penganggaran Partisipatif terhadap Kinerja

Manajerial dengan Struktur Organisasi, Kultur Organisasi, dan Motivasi

sebagai Variabel Moderating”. Skripsi-S1, FE Universitas Brawijaya,

diakses tanggal 1 Februari 2008, dari http://dscape.fe.unibraw.ac.id/dscape /bitstream/123456789/285/1/RBFE.0230.pdf.

Rahman, Firdaus Abdul dan Bambang Supomo. “Pengaruh Partisipasi Anggaran

dan Keterlibatan Kerja terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen

Organisasi sebagai Variabel Moderating”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi,

Vol. 5, No. 2, Agustus 2003.

Santoso, Singgih. “Latihan SPSS: Statistik Parametrik”. Elex Media Komputindo,

Jakarta, 2000.

Satria, Yudhi R. “Hubungan antara Komitmen Organisasi dan Iklim Organisasi

dengan Kepuasan Kerja Karyawan Universitas Muhammadiyah Jakarta”.

Benefit, Vol. 9, No. 2, Desember 2005.

Siregar, Narumondang Bulan. “Penyusunan Anggaran Perusahaan sebagai Alat

Manajemen dalam Pencapaian Tujuan”, diakses 5 Februari 2008, dari

http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-narumondang, pdf.

Sukardi. ”Hubungan Antara Anggaran Partisipastif dengan Kinerja Manajerial

Peran Motivasi Kerja dan Kultur Organisasional sebagai Variabel

Moderating”. Jurnal Maksi, Vol. 4, Januari 2004.

Sumarno, J. “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap

Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial”.

Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, September 2005.

Susanti, Vivi Ani. “Analisis Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja

Manajerial: Komitmen Organisasi sebagai Moderator”. Jurnal Widya


Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Perusahaan Melalui Kecukupan Anggaran, Komitmen Organisasi, Komitmen Tujuan Anggaran, Dan Job Relevant Information (JRI)

5 78 73

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dengan Senjangan Anggaran

0 19 1

Pengaruh Asimetri Informasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran

0 21 1

Pengaruh Asimetri Informasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dan Kesenjangan Anggaran

1 26 101

Pengaruh partisipasi anggaran, komitmen organisasi, teknologi informasi terhadap kinerja manjerial: studi empiris pada perusahaan manufkatur di Kabupaten Bogor

1 41 157

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DAN Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dan Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada Rumah Sakit D

0 2 15

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dan Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada Rumah Sakit Di Daerah Boyo

0 1 24

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL : KOMITMEN TUJUAN PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL : KOMITMEN TUJUAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Kabupaten Sukoharjo).

0 1 14

Skripsi PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Semarang)

0 0 14

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Semarang) - Unika Repository

0 0 17