Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Happiness at Work

19

C. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Happiness at Work

Budaya organisasi merupakan seperangkat kebiasaan dan pola cara khas dalam melakukan sesuatu yang dapat dijadikan pedoman bagi karyawan Porter, Lawler, Hackman; 1975. Turner 1992 menyatakan bahwa suatu budaya organisasi yang kuat akan memperlihatkan kesepakatan yang tinggi antar anggota organisasi mengenai apa yang dipertahankan oleh organisasi tersebut, dan budaya organisasi yang kuat bermanfaat untuk mengarahkan perilaku para anggotanya karena membantu setiap anggota organisasi untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Budaya organisasi sangat berperan penting bagi kemajuan suatu organisasi. Budaya organisasi yang kuat dan positif sangat berpengaruh terhadap perilaku dan efektivitas kinerja perusahaan sebagaimana dinyatakan oleh Deal Kennedy 1982. Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Deal sebelumnya, Sutrisno 2011 juga merangkum berbagai peranan budaya organisasi yang ada yaitu bahwa budaya organisasi yang benar-benar dikelola sebagai alat manajemen akan berpengaruh dan menjadi pendorong bagi karyawan untuk berperilaku positif, dedikatif, dan produktif. Miller 1984 menyatakan bahwa perusahaan yang efektif adalah perusahaan yang membudayakan nilai-nilai primer yang diperlukan untuk kepentingan operasi perusahaan, yaitu asas-asas tujuan, konsensus, keunggualan, prestasi, empiris, kesatuan, keakraban, dan integritas dalam organisasi tersebut. Budaya organisasi merupakan bagian integral dari proses adaptasi organisasi dan 20 trait spesifik dari suatu budaya yang dapat menjadi prediktor yang berguna bagi peningkatan performa dan efektivitas kerja karyawan Denison Mishra, 1995. Hatch Schultz 2007 juga menyatakan bahwa budaya organisasi sangat dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan dalam menjabarkan mengenai perkembangan dan penetapan identitas organisasi. Identitas mencakup bagaimana kita menjabarkan dan menghayati diri kita sendiri dan hal tersebut akan berpengaruh pada berbagai aktivitas dan beliefs yang kita anut dalam diri kita yang telah tertanam dan dibenarkan oleh asumsi budaya dan nilai-nilai budaya tersebut. Apa yang menjadi perhatian mengenai diri kita dan bagaimana cara menjabarkan bagaimana diri kita dengan begitu akan membentuk identitas dalam gambaran kita mengenai budaya yang kita anut . Budaya perusahaan yang kuat akan mengarahkan perilaku karyawan, dimana suatu budaya perusahaan yang kuat memperlihatkan kesepakatan yang tinggi di kalangan anggota organisasi tentang apa saja yang dipertahankan oleh organisasi Turner, 1992. Membangun budaya perusahaan yang khas merupakan salah satu strategi menciptakan happiness at work pada diri karyawan yang perlu untuk diperhatikan oleh para manajer, perusahaan harus mempromosikan budaya kerja yang kuat dimana tujuan dan nilai-nilai manajer sejajar di semua bagian pekerjaan Markos Sridevi, 2010. Ketika budaya organisasi di suatu perusahaan kuat maka ditemukan bahwa adanya konsistensi termasuk terdapat tingkat kesepakatan yang tinggi pada karyawan dan pimpinan tentang bagaimana asumsi dasar dan nilai- nilai organisasi, kesepakatan ini diperoleh ketika seluruh rekan kerja dan pimpinan saling bekerja sama dan dapat menghargai pendapat satu sama lain, 21 sehingga kesatuan semacam itu membina kekohesifan, kesetiaan, rasa bahagia, dan komitmen organisasi yang dimiliki oleh karyawan Robbins, 2006. Karyawan yang dihargai dan diperlakukan secara baik oleh pimpinan dan merasa bahwa ia bernilai dan berharga merupakan salah satu peran dari budaya organisasi yaitu menjadi penyatu organisasi Wirawan, 2007. Budaya organisasi juga dapat berperan dalam meningkatkan motivasi kerja bagi karyawan sehingga karyawan merasa bahagia saat bekerja Wirawan, 2007. Weiten Lloyd 2006 mengatakan bahwa kenyataan yang bersifat objektif tidak akan sama pentingnya dengan perasaan subjektif. Dengan kata lain, pekerjaan yang dimiliki seseorang tidak akan sama penting pengaruhnya jika dibandingkan dengan bagaimana perasaan dan apa yang ia rasakan terhadap pekerjaannya. Oleh sebab itulah penting bagi pekerja untuk dapat merasa bahagia saat bekerja. Kebahagiaan saat bekerja lebih dalam dari kepuasan kerja. Pengukuran yang komprehensif pada level individual dalam mengukur kebahagiaan saat bekerja melibatkan work engagement, kepuasan kerja, dan komitmen pada organisasi Fisher, 2010. Perusahaan perlu menimbulkan dan menjaga rasa bahagia saat bekerja dalam diri karyawan mereka karena hal tersebut akan membawa banyak dampak positif bagi perusahaan sendiri, seperti yang dikatakan oleh Diener Diener 2008 bahwa pekerja yang bahagia adalah seorang yang bersemangat untuk pergi bekerja, antusias akan pekerjaan mereka, menunjukkan sikap saling ketergantungan dengan karyawan lain, memiliki performa kerja yang baik, dapat bergaul dengan baik, bersedia menggantikan shift rekan kerjanya 22 ketika diperlukan, dan bekerja pada beberapa bagian yang bertujuan untuk meningkatkan organisasi, produk, maupun pelayanan mereka. Kebahagiaan juga diartikan sebagai kondisi yang lebih kreatif saat bekerja. Karyawan yang bahagia akan menghasilkan ide-ide segar yang lebih baik untuk merubah produk dan pelayanan organisasi agar bisa meraih tujuan-tujuan penting yang dimiliki perusahaan Diener Diener, 2008.

D. Hipotesis Penelitian