simpang dapat digunakan untuk diimplemtasikan pada penanganan bentuk kegiatan seketika action Plan program jangka pendek, namun pada pelaksanaannya harus
didukung sarana jalan yang baik serta kesadaran pemerintah dan masyarakat dalam menjalankan disiplin berlalu lintas.
5.5 Pembahasan Analisa Hasil
Penanganan jangka pendek pada lokasi penanganan-1 dan lokasi penanganan- 2 dilakukan dengan pendekatan penanganan yang lebih bersifat komprehensif, yang
melingkupi sebanyak mungkin aspek yang terkait dengan biaya yang relatif rendah dibandingkan dengan pembangunan fisik diantaranya dengan mengkoordinasikan
simpang-simpang yang berdekatan dan bahkan pada jaringan jalan, sehingga diperoleh waktu perjalanan yang lebih singkat dan murah.
Secara umum kinerja persimpangan pada lokasi penanganan-1 dan lokasi penanganan-2 mengalami peningkatan setelah dilakukan nya koordinasi simpang
yang disimulasi dengan cara coba-coba trial error dibandingkan pada saat kondisi sebelum di lakukan koordinasi persimpangan
Dari hasil analisa sebelum dan sesudah koordinasi persimpangan pada lokasi penangannan – 1 dan lokasi penanganan -2 di atas, tidak semua parameter kinerja
persimpangan mengalami peningkatan, terutama pada lokasi penanganan -1 di ruas jalan B Katamso I, menunjukkan kecepatan sebelum koordinasi simpang lebih baik
dibandingkan setelah di koordinasikan begitu juga pada waktu tempuhnya, hal ini disebabkan tingginya hambatan samping akibat kendaraan yang keluar masuk area
Marwan Lubis : Studi Manajemen Lalu Lintas Meningkatkan Kinerja Jaringan Jalan Pada Daerah Lingkar Dalam Kota Medan, 2007 USU Repository © 2008
parkir, penyeberang jalan, angkutan umum yang berhenti menaikan dan menurunkan penumpang, tingginya pejalan kaki dikarenakan pada ruas jalan tersebut terdapat
pasar tradisional ditambah adanya aktivitas U-tren belok dua kali pada ruas jalan tersebut. Namun pada parameter kinerja lain seperti tundaan pada
persimpangan mengalami peningkatan kinerja dari kedua lokasi penanganan di atas, juga kemampuannya meloloskan jumlah volume lalu lintas yang lebih besar dari
sebelum koordinasi simpang hingga setelah di koordinasikan persimpangan tersebut. Penurunan kinerja pada lokasi penanganan -1 setelah dikoordinasikan
sebenarnya terjadi pada ruas jalan yang menghubungkan antar persimpangan tersebut dimana waktu tempunya menjadi lebih besar dan kecepatannya menjadi lebih kecil,
sehingga penanganan yang sesuai adalah meningkatkan kinerja operasional ruas jalan tersebut dengan cara memindahkan pasar tradisional yang ada di sisi ruas jalan
tersebut ke lokasi lain, meniadakan area parkir pada sisi jalan dengan cara membuat bangunan tempat parkir area pada lokasi tersebut , membuat halte jauh dari
persimpangan atau lebih kurang jaraknya minimal 100 m dari persimpangan dengan bangunan yang menjorok keluar sisi jalan sehingga jika kendaraan angkutan umum
akan menaikan dan menurunkan penumpang tidak menggangu kendaraan lain yang akan lurus, meniadakan fasilitas U-tren belok dua kali pada ruas jalan tersebut,
serta membuat tempat penyeberangan jalan untuk pejalan kaki, dan jika perlu dilakukan pembatasan untuk kendaraan tak bermotor, betor becak bermotor,
kendaraan-kendaran yang sudah berumur di atas 20 tahun dan juga peraturan tri in one pada waktu-waktu jam puncak.
Marwan Lubis : Studi Manajemen Lalu Lintas Meningkatkan Kinerja Jaringan Jalan Pada Daerah Lingkar Dalam Kota Medan, 2007 USU Repository © 2008
Berdasarkan persyaratan teknis jalan, lokasi penanganan-1 dan lokasi penanganan-2 merupakan jalan arteri sekunder sehingga berdasarkan peraturan
pemerintah nomor 34 tahun 2006 pasal 14, bahwa jalan arteri sekunder didesain berdasarkan kecepatan paling rendah sebesar 30 kmjam, dan lalu lintas cepat tidak
boleh terganggu oleh lalu lintas lambat. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk penanganan di atas sangat tepat untuk tujuan memperkecil bentuk – bentuk hambatan
samping yang menghambat laju kendaraan pada ruas jalan tersebut . Bentuk penanganan diatas bisa juga diterapkan sebagai penanganan seketikan action plant
pada ruas-ruas jalan yang ada pada lokasi penanganan-1 dan lokasi penanganan-2, hal ini sesuai dengan Undang-Undang nomor 34 tahun 2004 pada Bab IV pasal 30 bahwa
penyelenggaraan jalan wajib memprioritaskan pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan jalan secara berkala untuk mempertahankan tingkat pelayanan jalan
sesuia dengan standat pelayanan minimum yang ditetapkan, dan secara pembiayaan menjadi tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangan masing-masing,
Marwan Lubis : Studi Manajemen Lalu Lintas Meningkatkan Kinerja Jaringan Jalan Pada Daerah Lingkar Dalam Kota Medan, 2007 USU Repository © 2008
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN