semakin berkembang saat ini menyediakan fasilitas pembayaran non tunai. Kelebihan yang bisa ditawarkan oleh Bank Umum Syariah dalam hal ini
adalah menawarkan tidak menggunakan unsure bunga didalamnya, sehingga ini akan tidak memberatkan bagi nasabah. Bank Syariah hanya mengambil
keuntungannya dari biaya administrasi atau pelayanan yang diberikan kepada nasabah atas biaya jasa yang telah diberikan tersebut. Kemudian untuk jenis
perusahaan yang menempati skala prioritas selanjutnya adalah pom bensin, penyelenggara jalan tol dan perusahaan transportasi, seperti yang sekarang
sudah dikembangkan oleh Bank Mandiri dan Bank DKI.
3. Analisis SWOT Bank Umum Syariah
Tabel 4.4. Analisis SWOT Bank Umum Syariah Kekuatan Strenghts
Kelemahan Weaknesses Memiliki produk yang beragam
dengan skema variatif. Produk
yang dikeluarkan
merujuk pada Al- Qur’an dan
Hadits dengan diawasi langsung oleh Dewan Pengawas Syariah.
Bank yang transparan dengan nasabah, prinsip adil bagi kedua
belah pihak, dan menentramkan. Pinjaman tanpa bunga tapi serupa
dengan perbankan konvensional. Banyak menggunakan istilah
Arab yang
sebetulnya tidak
banyak dimengerti oleh nasabah atau calon nasabah.
Masih dikenal masyarakat sebagai bank untuk kalangan muslim atau
orang yang mau naik haji.
Kompeten dalam keuangan dan beretika.
IT system yang update dan user friendly.
Ahli investasi keuangan berbasis syariah.
Jaringan masih terbatas.
Fasilitas layanan seringkali tidak bisa digunakan.
Lebih menekankan ke simbol keislaman.
Kesempatan Opportunities Ancaman Threats
Menunjukkan universalitas,
terbuka, inklusif
dan menggunakan
komunikasi produk yang gampang dimengerti
semua kalangan
tanpa menghilangkan ciri khas.
Membuat produk-produk baru yang bisa masuk ke setiap
segmen dan
diikuti dengan
komunikasi yang sesuai. Membuat
standar penamaan
produk perbankan syariah supaya mudah dikenali nasabah.
Dianggap sebagai bank yang menumbuhkan sikap fanatisme
terhadap agama tertentu. Susah
untuk menghilangkan
mekanisme bunga yang sudah mengakar dan menguntungkan
bagi sebagian umat Islam. Bank
konvensional semakin
inovatif dalam mengembangkan produk dan layanan.
Kerjasama bank konvensional yang semakin meningkat dengan
berbagai industri dan institusi.
84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini, penulis memberikan kesimpulan yang terangkum dalam beberapa poin berikut di bawah ini:
1. Peran Bank Umum Syariah dalam membangun less cash society cukup besar, terbukti pada nilai transaksi elektronik yang tercatat dalam BI-RTGS
sepanjang tahun 2010 mengalami pertumbuhan yang signifikan, yakni sebesar 68,12, dan pertumbuhan nilai transaksi ini ternyata lebih tinggi daripada
Bank Umum Konvensional yang hanya sebesar 45. Meskipun nilai aset Bank Umum Syariah saat ini hanya 2,55 dari total aset perbankan nasional,
namun nyatanya aset Bank Umum Syariah mengalami pertumbuhan yang signifikan, yakni sebesar 63,44, jauh dibanding Bank Umum Konvensional
yang hanya mengalami pertumbuhan aset sebesar 20,26 sepanjang tahun 2010. Sedangkan jika dilihat dari persentase jumlah nilai transaksi elektronik
terhadap aset bank itu sendiri, pada Bank Umum Syariah transaksi elektronik hanya 14,34 dari nilai aset yang tersedia, jauh dibandingkan Bank Umum
Konvensional yang hampir seluruh transaksinya saat ini menggunakan transaksi elektronik dengan persentase terhadap asetnya sebesar 81,10.
Tingkat ketersediaan fasilitas produk jasa berbasis less cash society pada Bank