jika tidak ditunjang dengan pertumbuhan jaringan kantornya. Dan lagi-lagi untuk Bank Umum Syariah memiliki catatan yang cukup baik dalam hal
pertumbuhan jumah jaringan kantor, yakni dari Januari 2010 yang hanya memiliki jaringan kantor sebanyak 820 unit, kemudian meningkat tajam
menjadi 1.215 unit pada Desember 2010 atau sekitar 48,17 selama tahun 2010. Sedangkan pada Bank Umum Konvensional, pertumbuhan jaringan
kantornya tidak lebih tinggi daripada Bank Umum Syariah, yakni hanya sebesar 7,51, dari 12.870 unit pada Januari 2010 menjadi 13.837 unit pada Desember
2010. Hal ini membuktikan bahwa Bank Umum Syariah mempunyai potensi yang besar dalam mengembangkan jaringannya dimasa yang akan datang
sehingga pantas untuk disejajaran posisinya dengan Bank Umum Konvensional.
B. Kendala Pengembangan Bank Umum Syariah dan Keluhan Nasabah
Pengguna Layanan Berbasis Less Cash Society.
1. Kendala Bank Umum Syariah
Berdasarkan sudut pandang praktisi perbankan syariah, penggunaan instrumen pembayaran non tunai baik paper based, card based maupun
electronic based akan berkembang di masa yang akan datang. Namun demikian, dalam proses pengembangan tersebut perbankan syariah dihadapkan
pada berbagai macam kendala. Pembahasan secara rinci mengenai kendala pengembangan instrumen non tunai secara umum akan dibahas sebagai berikut
dibawah ini. Setidaknya ada tiga hal yang masih dianggap sebagai kendala
intern bagi Bank Umum Syariah dalam mengembangkan produk layanan berbasis non tunai sekarang ini. Ketiga kendala tersebut adalah:
2
a Biaya investasi yang mahal. Kendala utama yang dihadapi oleh Bank Umum Syariah dalam pengembangan
instrumen pembayaran non tunai adalah kompleks dan mahalnya biaya investasi bagi teknologi informasi perbankan, karena sebagian besar teknologi
ini masih disuplai oleh vendor-vendor yang berasal dari luar negeri atau vendor asing. Tetapi sekarang, banyak vendor-vendor pribumi yang berani bersaing
dalam teknologi informasi ini. Jadi kenapa tidak, Bank Umum Syariah memakai vendor-vendor pribumi untuk menanamkan teknologi informasi
tersebut dalam dunia perbankan dan tentunya dengan harga yang relatif lebih rendah.
b Sumber Daya Manusia Bank Umum Syariah SDM BUS masih terbatas. Masih terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki keterampilan teknis
jasa keuangan syariah disinyalir merupakan salah satu faktor kenapa Bank Umum Syariah sampai sejauh ini belum terlalu berkembang dalam hal
berinovasi menciptakan produk jasa layanan yang lebih variatif. Kemudian untuk penerapan suatu teknologi informasi menuntut diantaranya Sumber Daya
Manusia yang memadai. Jika Sumber Daya Manusia yang ada tidak menguasai teknologi tersebut hal ini menjadi suatu pemborosan semata, karena mahalnya
2
Hasil wawancara pribadi by phone dengan Branch Manager Permata Bank Syariah, Edit Estetika pada tanggal 06 Februari 2010 di Jakarta.
teknologi yang telah dibeli jika tidak terpakai merupakan suatu hal yang sia-sia. Oleh karena itu sebelum teknologi tersebut diterapkan, sudah seharusnyalah
pihak Bank Umum Syariah instropeksi terhadap kemampuan korporasi, apakah cocok teknologi tersebut diterapkan, apakah Sumber Daya Manusianya
memadai, dan apakah teknologi tersebut mempunyai features yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Karena penerapan suatu sistem
teknologi informasi merupakan salah satu aktivitas investasi jangka panjang bagi korporasi.
c Teknologi, jaringan, perangkat atau sistem yang belum mendukung. Hal ini manjadi tuntutan bagi Bank Umum Syariah karena mau tidak mau suatu
korporasi yang mempunyai ruang lingkup kerja yang luas ditambah dengan operasional-operasional yang sangat banyak harus ditunjang dengan suatu
teknologi untuk memudahkan, mengefisienkan dan mengefektifkan kinerja tersebut. Apalagi dalam dunia perbankan dibutuhkan suatu informasi yang up to
date bagi pihak manajemen menengah ke atas untuk memprediksikan langkah bisnis yang akan diambil sehingga berbagai kendala yang mungkin muncul
dapat teratasi.
2. Keluhan nasabah pengguna layanan berbasis less cash society