ketersediaan dari masing-masing basis tanpa melihat dan memberi penilaian khusus terhadap turunan roduk layanan yang tersedia dari masing-masing basis
tersebut. Karena setiap bank tentunya mempunyai turunan produk layanan yang berbeda tergantung dari kebijakan bank itu sendiri.
3. Analisis indikator ketiga, Jumlah jaringan Bank Umum Syariah.
Dalam melayani nasabah pengguna ATM, bank memerlukan suatu sistem jaringan yang dapat dimanfaatkan untuk operasionalisasi ATM baik
menggunakan jaringan milik sendiri, bergabung dengan jaringan ATM bank lain maupun bergabung dengan jaringan ATM switching company seperti
ALTO, Link, ATM Bersama, Prima, Cakra, Cirrus dan Plus. Jaringan yang paling banyak digunakan untuk operasional ATM adalah dengan bergabung
bersama jaringan ATM switching company. Dan kini ATM iB Bank Syariah didukung lebih dari 6000 jaringan ATM Bersama dan 7000 jaringan ATM
BCA. Bagi nasabah Bank Umum Syariah, khususnya nasabah Tabungan iB
dapat menikmati fasilitas Mobile Banking iB selama 24 jam 7 hari seminggu untuk melakukan beragam transaksi, baik finansial maupun non finansial.
Transaksi finansial antara lain transfer dana antar rekening atau antar bank, membayar
pengeluaran rutin
bulanan seperti
zakat, listrik
dan telephonhandphone, membeli pulsa isi ulang handphone, memesan tiket
pesawat, sampai membayar kartu kredit iB, dan masih banyak lagi. Transaksi non finansial seperti informasi saldo, mutasi rekening, dan ganti pin. Mobile
Banking iB dapat diakses dari ATM, handphonetelephone dengan Phone Banking iB, dan PC, notebook, netbook atau blackberry dengan Internet
Banking iB. Sejalan dengan itu perkembangan jumlah jaringan kantor Bank Umum
Syariah dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Dan terakhir per Desember 2010 jumlah jaringan kantor Bank Umum Syariah sebanyak 1.215
kantor yang tersebar di seluruh Indonesia. Berikut ini adalah tabel perkembangan jaringan kantor Bank Umum Syariah dan Bank Umum
Konvensional selama tahun 2010. Tabel 4.3. Jaringan Kantor Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional
2010 Jumlah Bank
Umum Syariah
Jumlah Kantor Bank Umum
Syariah Jumlah Bank
Umum Konvensional
Jumlah Kantor Bank Umum
Konvensional Januari
6 820
121 12.870
Februari 7
852 121
12.914 Maret
8 934
121 12.933
April 9
918 122
12.944 Mei
10 970
123 12.958
Juni 10
1.081 123
12.972
Juli 10
1.113 122
13.246 Agustus
10 1.111
122 13.318
September 10
1.151 122
13.379 Oktober
11 1.154
122 13.456
November 11
1.171 122
13.633 Desember
11 1.215
122 13.837
Share 7
7,93 78,21
90,36 Pertumbuhan
83,33 48,17
0,83 7,51
Sumber: Statistik Bank Indonesia, Desember 2010 dan diolah Berdasarkan pada tabel tersebut diatas, jumlah Bank Umum Syariah
sepanjang tahun 2010 mengalami pertumbuhan yang begitu pesat hingga mencapai 83,33 dari semula pada Januari 2010 jumlahnya hanya 6 bank
kemudian meningkat menjadi 11 Bank pada akhir Desember 2010, dengan masuknya 5 Unit Usaha Syariah yang baru di spin off menjadi Bank Umum
Syariah yaitu Bank BCA Syariah, BNI Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, Bank Victoria Syariah dan Maybank Syariah. Pertumbuhan ini dinilai sangat
signifikan dibanding pertumbuhan jumlah Bank Umum Konvensional yang relative stagnan pada tahun 2010, yakni hanya mengalami penambahan 1 bank
baru dari 121 pada Januari 2010 menjadi 122 pada Desember 2010, atau jika kita membuat persentasenya hanya berkisar 0,83 saja pertumbuhan jumlah
bank-nya. Pertumbuhan jumlah bank umum ini tentunya akan menjadi sia-sia
jika tidak ditunjang dengan pertumbuhan jaringan kantornya. Dan lagi-lagi untuk Bank Umum Syariah memiliki catatan yang cukup baik dalam hal
pertumbuhan jumah jaringan kantor, yakni dari Januari 2010 yang hanya memiliki jaringan kantor sebanyak 820 unit, kemudian meningkat tajam
menjadi 1.215 unit pada Desember 2010 atau sekitar 48,17 selama tahun 2010. Sedangkan pada Bank Umum Konvensional, pertumbuhan jaringan
kantornya tidak lebih tinggi daripada Bank Umum Syariah, yakni hanya sebesar 7,51, dari 12.870 unit pada Januari 2010 menjadi 13.837 unit pada Desember
2010. Hal ini membuktikan bahwa Bank Umum Syariah mempunyai potensi yang besar dalam mengembangkan jaringannya dimasa yang akan datang
sehingga pantas untuk disejajaran posisinya dengan Bank Umum Konvensional.
B. Kendala Pengembangan Bank Umum Syariah dan Keluhan Nasabah