Analisis indikator kedua, Ketersediaan produk jasalayanan berbasis

2. Analisis indikator kedua, Ketersediaan produk jasalayanan berbasis

less cash society pada Bank Umum Syariah. Setidaknya terdapat tiga basis instrumen pembayaran non tunai yang berkembang hingga saat ini, dan oleh penulis dijadikan sebagai indikator untuk mengukur sebuah peran dari Bank Umum Syariah dalam membangun less cash society. Tiga basis instrumen pembayaran non tunai tersebut diantaranya adalah:  Paper-based, misalnya: cek, bilyet giro dan nota debet  Card-based, misalnya: kartu kredit, kartu debet dan kartu ATM  Electronic-based, misalnya: e-money, internet banking dan mobile banking Untuk melihat seberapa besar peran Bank Umum Syariah dalam membangun less cash society, melalui indikator yang kedua yakni Produk Jasa berbasis less cash society Bank Umum Syariah, dapat dilihat pada tabel dibawah berikut ini: Tabel 4.2. Instrumen Berbasis less cash society Pada Bank Umum Syariah No Nama Bank Umum Syariah Paper Based Card Based Electronic Based 1 BMI V V V 2 BSM V V V 3 BSMI V V V 4 BRI Syariah V V V 5 Syariah Bukopin V V V 6 Panin Syariah V V V 7 Victoria Syariah V V __ 8 BCA Syariah V V V 9 BJB Syariah V V __ 10 BNI Syariah V V V 11 MI Syariah V V V Nilai 100 100 81,82 Pada tabel tersebut di atas, nilai 100 yang diberikan untuk paper based dan card based memberikan pengertian bahwa semua Bank Umum Syariah saat ini sudah menerapkan paper based dan card based sebagai salah satu instrumen pembayaran non tunai, meskipun tentunya dengan nama dan fasilitas yang berbeda penawarannya dari masing-masing produk jasa Bank tersebut. Sedangkan nilai untuk electronic based hanya sebesar 81,82, karena dari total 11 BUS tersebut hanya 8 BUS yang sudah menerapkan instrumen electronic based, dan 2 lainnya yaitu Bank Victoria syariah dan Bank Syariah Jabar dan Banten belum menerapkan instrumen electronic based. Sehingga jika dirata- ratakan tingkat ketersediaan fasilitas layanan transaksi berbasis non tunai pada Bank Umum Syariah adalah sebesar 93,94 . Nilai ini hanya mengukur tingkat ketersediaan dari masing-masing basis tanpa melihat dan memberi penilaian khusus terhadap turunan roduk layanan yang tersedia dari masing-masing basis tersebut. Karena setiap bank tentunya mempunyai turunan produk layanan yang berbeda tergantung dari kebijakan bank itu sendiri.

3. Analisis indikator ketiga, Jumlah jaringan Bank Umum Syariah.