Bahasa Literatur yang Disitir

Sebaliknya, tidak satupun negara yang termasuk dalam kelompok banyak dalam menerbitkan literatur yang digunakan sebagai rujukan. Selisih sitiran yang cukup banyak terhadap Amerika Serikat adalah negara Inggris: sebanyak 220 sitiran atau 9,14. Kemudian diikuti oleh negara Malaysia: sebanyak 165 sitiran atau 6,85. Terakhir adalah negara Belanda: sebanyak 139 sitiran atau 5,77. Ketiga negara ini digolongkan ke dalam kelompok sedikit dalam analisis ini. Terakhir adalah kelompok sangat sedikit: sebanyak 33 negara. Singapura yang termasuk dalam kawasan Asia Tenggara adalah negara dengan jumlah sitiran terbanyak dalam kelompok ini: sebanyak 72 sitiran atau 2,99. Selebihnya ada 11 negara dengan jumlah sitiran hanya sekali atau 0,04, sebagai negara yang temasuk dalam kelompok paling sedikit disitir dalam analisis tempat terbit ini. Data-data ini juga memperlihatkan bahwa selain di Indonesia, Singapura dan Malaysia yang berada notabene berada di kawasan Asia Tenggara, kajian mengenai Islam di kawasan ini menjadi studi yang juga diminati di luar kawasan ini: Amerika Serikat, Inggris, Belanda dan sejumlah negara lainnya. Terutama di Amerika Serikat yang termasuk dalam kelompok parameter sangat banyak.

7.3 Bahasa Literatur yang Disitir

Dalam analisis yang telah dilakukan terhadap bahasa literatur yang disitir, terdapat 11 bahasa yang ditemukan. Yakni Inggris, Indonesia, Belanda, Melayu, Arab, Perancis, Jepang, Jerman, Sunda, Jawa, dan Tagalog. Rincian bahasa yang digunakan dalam literatur yang disitir dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Diagram 5 berikut: Tabel 4.6 Bahasa Literatur yang Disitir No Bahasa Literatur Frekuensi Sitiran 1. Inggris 1642 51,74 2. Indonesia 1083 34,13 3. Belanda 137 4,31 4. Melayu 117 3,68 5. Arab 109 3,43 6. Perancis 33 1,04 7. Jepang 21 0,66 8. Jerman 15 0,52 9. Sunda 10 0,31 10. Jawa 4 0,12 11. Tagalog 2 0,06 Jumlah 3173 100 Diagram 5 Bahasa Literatur yang Disitir Dari Tabel 4.6 tersebut dapat dilihat bahwa menurut parameter yang telah ditetapkan, bahasa Inggris yang disitir atau dikutip sebanyak 1642 kali 51,74 termasuk ke dalam kelompok parameter sangat banyak. Kemudian diikuti bahasa Indonesia: sebanyak 1083 sitiran 34,13, yang digolongkan dalam kelompok parameter banyak. Kedua bahasa ini menjadi bahasa yang paling dominan digunakan dalam literatur yang digunakan sebagai rujukan, dengan jumlah keduanya sebanyak 85,87. Berikutnya terdapat empat bahasa yang termasuk dalam kelompok parameter sedikit. Pertama, bahasa Belanda dengan 137 sitiran 4,31. Kedua, bahasa Melayu: sebanyak 117 sitiran 3,68. Ketiga, bahasa Arab: sebanyak 109 sitiran 3,43. Keempat, bahasa Perancis yang dikutip sebanyak 33 sitiran 1,04. Kemudian selebihnya adalah bahasa yang tergolong dalam kelompok parameter sangat sedikit: sebanyak lima bahasa. Pertama, penggunaan literatur bahasa Jepang sebagai referensi sebanyak 21 sitiran 0,66. Kedua, literatur bahasa Jerman sebanyak 15 sitiran 0,52. Ketiga, selain bahasa nasional dari berbagai negara, literatur yang disitir juga ada yang menggunakan bahasa lokal atau bahasa daerah yakni bahasa Sunda yang disitir sebanyak 10 sitiran 0,31. Keempat, bahasa Jawa mendapat 4 sitiran 0,12. Kelima, menempati urutan paling terakhir adalah bahasa Tagalog yang mendapat 2 sitiran 0.06. Melalui analisis ini, terlihat dalam kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara bahwa 50 literatur yang dijadikan rujukan adalah literatur yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Ini menunjukkan literatur dalam kajian ini sudah sangat tersedia dan penyebarannya sudah sangat baik. Karena dengan digunakannya bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar literatur yang digunakan sebagai rujukan, berarti memperluas cakupan pembacanya tidak hanya di Indonesia dan Asia Tenggara melainkan ke seluruh mancanegara, mengingat bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang utama. Bila data pada Tabel 4.6 ini dibandingkan dengan data pada Tabel 4.5 sebelumnya mengenai tempat terbit literatur, maka ditemukan kontradiksi bahwa Indonesia merupakan negara yang paling banyak menerbitkan literatur dalam kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara: sebanyak 46,32. Namun bahasa yang paling banyak digunakan adalah bahasa Inggris, bukan bahasa Indonesia.

7.4 Tahun Terbit Literatur yang Disitir