Dokumen sitiran dan dokumen penyitir Ruang lingkup dan parameter analisis sitiran

didukung oleh teori atau konsep dari tulisan ilmiah sebelumnya, dimana dalam proses ini bisa terjadi pengaruh dokumen sitiran terhadap dokumen penyitir. Penulis karya ilmiah biasanya menggunakan beragam sumber informasi atau literatur untuk membangun karya ilmiah baru. Sumber informasi tersebut dicantumkan dalam bibliografi atau daftar bacaan untuk memberikan penghargaan terhadap sumber, ide, dan hasil-hasil yang telah digunakan. Jadi selain alasan untuk kepentingan karya ilmiah yang ditulis, juga sebagai tanda penghargaan terhadap sumber informasi yang dijadikan rujukan dalam penulisan.

2.2. Dokumen sitiran dan dokumen penyitir

Sitiran berhubungan dengan dua jenis data yaitu: 15 1. Data yang dikutip cited atau rujukan: merupakan sebuah dokumen yang menunjukkan unit sumber. Jadi dokumen ini usianya akan selalu lebih tua daripada dokumen yang mengutip. Dokumen yang mengutip dan usianya selalu lebih tua daripada karya yang mengutipnya dikenal dengan istilah predated. 2. Data yang mengutip atau sitiran merupakan sebuah dokumen yang menjadi unit penerima, karena itu usia dokumen ini selalu lebih muda usianya Sulistyo-Basuki. Pengantar dokumentasi: mulai dari perkembangan istilah, pemahaman jenis dokumen, diikuti dengan pengolahan dokumen, disusul teknologi informasi, dan komunikasi sampai dengan jasa pemencaran informasi serta diakhiri dengan etika profesi. Bandung: Rekayasa sains, 2004 h.72. daripada dokumen yang dikutip atau pasca tahun dalam hubungannya dengan rujukan. Untuk memudahkan pemahaman diilustrasikan sebagai berikut: Gambar 1 Rujukan dan Sitiran Gambar 1 menunjukkan bahwa dokumen A mempunyai empat rujukan, yakni dokumen 1, 2, 3, dan 4; sedangakan dokumen B mempunyai lima rujukan, yaitu dokumen 3, 4, 5, 6, dan 7. Dokumen 1 dan 2 mendapat satu sitiran atau satu kutipan karena masing-masing hanya dikutip satu kali oleh dokumen A. Demikian juga dokumen 5, 6, dan 7 mendapat satu sitiran atau satu kutipan karena masing-masing hanya dikutip satu kali oleh dokumen B. Sedangkan dokumen 3 dan 4 mendapat dua sitiran karena masing-masing dikutip oleh dokumen A dan B. Dokumen A dan B menjadi rujukan, dan dokumen 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 sebagai dokumen yang menyitir atau mengutip.

2.3. Ruang lingkup dan parameter analisis sitiran

Ruang lingkup analisis sitiran mencakup tiga jenis kajian literatur atau dokumen. Ketiga literatur tersebut adalah: 16 a Literatur primer adalah literatur atau dokumen yang memuat hasil penelitian asli atau penerapan sebuah teori ataupun penjelasan teori dan ide sehingga merupakan informasi langsung dari sebuah karya penelitian. b Literatur sekunder adalah literatur atau dokumen yang memberikan informasi tentang literatur primer. c Literatur tambahan tersier adalah literatur atau dokumen yang memberikan informasi tentang literatur sekunder. Walaupun bibliometrika mengkaji ketiga jenis literatut tersebut, namun dalam kenyataannya yang menjadi objek utama analisis sitiran adalah majalah atau jurnal ilmiah. Hal ini tidak lain karena bibliometrika menganggap jurnal ilmiah sebagai media paling penting dalam komunikasi ilmiah. Jurnal sebagai objek kajian bibliometrika memiliki parameter yang tidak dapat dilepaskan dari ciri majalah. Adapun parameter yang umum digunakan untuk menganalisanya adalah: pengarang, judul artikel, judul jurnal, tahun terbit, referensi, dan deskriptor. 17 Jika suatu majalah atau jurnal semakin sering disitir atau dikutip maka semakin baik dan dianggap relevan dengan penelitian yang dilakukan. Para ilmuwan pada umumnya memandang Hasugian, Jonner. ”Analisis sitiran terhadap disertasi Program Doktor S-3 Ilmu Kedokteran Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara”. Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi. 2005, vol.1, no.2, h.4. Ibid., majalah atau jurnal ilmiah menjadi bahan rujukan yang standar dalam menulis sebuah karya ilmiah. Aspek-aspek yang dapat dikaji dalam analisis sitiran adalah sebagai berikut: pola sitiran atau pola kutipan, karakteristik literatur rujukan, dan pola kepengarangan. Pola sitiran mencakup jumlah sitiran dan jumlah otositiran self-citation. Otositiran adalah artikel yang pengarangnya mengutip tulisan sendiri. Karakteristik literatur adalah sifat yang berkaitan dengan jenis atau bentuk sumber informasi rujukan, tahun terbit, usia literatur, tempat terbit, dan bahasa pengantar literatur yang dikutip. Sedangkan pola kepengarangan mencakup jumlah penulis, penulis yang paling sering dikutip, dan pengarang tunggal atau ganda. 18

2.4. Keusangan dokumen