Latar Belakang Masalah Komunikasi ilmiah dalam kajian islam di indonesia dan Asia Tenggara pada jurnal Islamika : sebuah analisis sitiran

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Kajian Islam telah lama berkembang dan menjadi bidang yang mapan sejak abad ke-9 M, dan mengalami pasang surut hingga saat ini. Pada masa dinasti Abbasiyah para ilmuwan Islam telah banyak menghasilkan karya penelitian. Prestasi ini dapat dicapai karena pada masa itu penguasa memberi kebebasan berkarya bagi mereka dan membangun fasilitas termasuk laboratorium, juga perpustakaan yang dinamakan ‘Baitul Hikmah’. Literatur yang dihasilkan pada saat itu tidak terbatas pada bidang kajian Islam sebagai suatu agama, tetapi mencakup hampir semua bidang ilmu pengetahuan yang dikenal waktu itu: keagamaan, kedokteran, fisika, astronomi, matematika, filsafat, bahasa, dan sebagainya. Perkembangan Islam ke berbagai wilayah di dunia banyak mempengaruhi corak kebudayaan masyarakat setempat. Islam hadir menyesuaikan dengan konteks kemasyarakatan yang ada di wilayah tersebut. Pengaruh Islam terhadap kebudayaan masyarakat setempat turut mempengaruhi kajian-kajian keislaman yang ada. Termasuk wilayah Indonesia pada khususnya dan Asia Tenggara pada umumnya. Jurnal Studia Islamika sebagai sebuah jurnal internasional yang fokus pada kajian Islam di Asia Tenggara dan khususnya di Indonesia menghadirkan pendekatan dan opini berbeda mengenai Islam lokal yang bersahabat, moderat, dan toleran. Jurnal ini diterbitkan oleh Pusat Pengembangan Masyarakat Islam PPIM Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejak edisi pertama yang terbit pada tahun 1994, Studia Islamika telah menerbitkan artikel-artikel berkualitas, baik oleh penulis Indonesia maupun luar negeri. Oleh sebab itu berkat konsistensi penerbitan dan kualitas artikelnya, pada tahun 2000 jurnal ini menjadi salah satu jurnal kajian Islam yang mendapat penghargaan dari Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia sebagai jurnal akademis yang memiliki standar internasional terbaik. 1 Salah satu hal yang paling memuaskan dari Jurnal Studia Islamika adalah reaksi positif dari para ilmuwan dan peneliti kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara. Para ilmuwan dari Indonesia dan luar negeri sering menggunakan jurnal ini sebagai sumber informasi dan rujukan dalam tulisan mereka. Selain para ilmuwan, berbagai institusi pendidikan tinggi, pusat penelitian, dan berbagai perpustakaan di luar negeri dan tentunya juga di Indonesia secara reguler melanggan jurnal ini. Berbagai institusi pendidikan tinggi tersebut termasuk Universitas Harvard, Princeton, Chicago, Columbia, Cornell, Oxford, Cambridge, London, Sorborne, Passau, Amsterdam, Madrid, Johannesburg, Al-Azhar, Muhammad V, Kyoto, Seoul, Singapore, The Australian National University, dan lainnya. 2 Melihat berbagai antusiasme para ilmuwan dari berbagai negara yang merujuk Jurnal Studia Islamika sebagai sumber informasi bagi tulisan-tulisan mereka, berarti kualitas artikel-artikel pada jurnal ini sangat diakui dan bisa dipertanggungjawabkan Studia Islamika: Promoting Indonesian Islam. http:www.indonesianmuslim.comstudia-islamika- promoting-indonesian-islam, diakses pada tanggal 15 September 2008 pukul 15.37 WIB. Ibid., secara ilmiah. Para kontributor pada jurnal ini tentunya dalam menyusun ide-ide mereka juga merujuk pada sumber-sumber informasi lain. Kegiatan ini sering disebut dengan mengutip atau menyitir. Pada dasarnya pengutipan dilakukan terhadap karya- karya terdahulu yang berhubungan dengan topik yang ditulis. Mengapa pengutipan dilakukan tentunya terdapat alasan-alasan tertentu yang melandasinya. Seseorang mengutip suatu dokumen untuk membentuk konsep-konsep baru, ide, dan hipotesis dalam batang tubuh karya tulis yang sedang dibuatnya. Dengan demikan, dalam menyajikan tulisannya, para ilmuwan kajian Islam pada Jurnal Studia Islamika pun tidak terlepas dari penggunaan sumber-sumber informasi atau literatur sebagai rujukan. Sebagaimana telah dikemukakan Ziman seperti dikutip Smith bahwa sebuah karya ilmiah tidak dapat berdiri sendiri; dia berada dalam lingkungan subyek sumber informasi sejenis. 3 Hal itu berarti para ilmuwan mengutip apa yang diperolehnya untuk memperkaya tulisan atau penelitian yang sedang dilakukannya terutama dalam mencari pertanyaan penelitian dan studi pendahuluan. Pencarian pertanyaan penelitian dan studi pendahuluan tersebut dimungkinkan dalam situasi komunikasi ilmiah scientific communication yang dinamis. Komunikasi ilmiah merupakan kombinasi proses presentasi, penyebaran, dan penerimaan informasi ilmiah dalam suatu lingkungan masyarakat. 4 Smith, Linda C. “Citation Analisys”. Library Trends 1981 vol.30, no.1, h.83. Beni, Romanus. “Analisis sitiran literatur kependudukan 1990-1998.” Tesis. Depok: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, 1999 h.3 Griffith seperti yang dikutip Beni mengatakan bahwa dengan melakukan studi tentang komunikasi dan informasi ilmiah, ilmuwan dapat lebih memahami suatu ilmu. 5 Jadi, dengan melakukan studi terhadap lalu lintas literatur ilmiah dalam kajian Islam maka diharapkan dapat diketahui perkembangan kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara. Selanjutnya untuk mengetahui komunikasi ilmiah yang dilakukan ilmuwan dan cendekiawan yang menjadi kontributor pada Jurnal Studia Islamika, dapat dilakukan dengan menelusur sumber informasi atau literatur yang dijadikan rujukan dalam tulisan mereka. Ini dilakukan untuk mengetahui kualitas tulisan atau artikel sebagai sebuah ide atau konsep yang tidak bisa berdiri sendiri. Penelusuran dilakukan terhadap pola sitiran atau pola kutipan pada artikel-artikel yang mencakup jumlah kutipan dan karakteristik sumber informasi atau literatur yang dikutip jenis literatur, tahun terbit, tempat terbit, usia literatur, dan bahasa yang digunakan dalam literatur yang dijadikan rujukan. Penelusuran juga dilakukan terhadap pengarang yang karya tulisnya paling sering dikutip, yang dilakukan untuk mengetahui pemikiran ilmuwan atau cendekiawan yang paling berpengaruh dalam kajian Islam pada jurnal ini. Ada beberapa cara yang digunakan ilmuwan bidang informasi untuk melakukan penelusuran terhadap rujukan-rujukan yang digunakan. Salah satunya yang paling populer adalah dengan menghitung kutipan yang tercantum dalam daftar pustaka karya tulis para ilmuwan. Sebuah kutipan secara umum menggambarkan hubungan Ibid., sebagian atau seluruh bagian dokumen yang dikutip dengan sebagian atau seluruh bagian dokumen yang mengutip. Daftar pustaka atau bibliografi yang mendaftar rujukan pada bagian akhir suatu tulisan ilmiah memberi indikasi bahwa penulis tersebut paling sedikit telah mengetahui membaca atau mendengar tentang keberadaan suatu sumber informasi dan menganggapnya berkaitan dengan sebagian atau seluruh bagian dari tulisan ilmiahnya. Kajian bahan pustaka ini dimaksudkan untuk: pertama, mendapatkan informasi penelitian terdahulu yang berhubungan dengan kegiatan penelitian yang sedang atau akan dilakukan; kedua, meningkatkan mutu karya ilmiah; dan ketiga, memacu produktivitas karya ilmiah peneliti.

2. Pembatasan Masalah