Bila data pada Tabel 4.6 ini dibandingkan dengan data pada Tabel 4.5 sebelumnya mengenai tempat terbit literatur, maka ditemukan kontradiksi bahwa
Indonesia merupakan negara yang paling banyak menerbitkan literatur dalam kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara: sebanyak 46,32. Namun bahasa yang paling
banyak digunakan adalah bahasa Inggris, bukan bahasa Indonesia.
7.4 Tahun Terbit Literatur yang Disitir
Analisis tahun terbit literatur yang dikutip tidak dilakukan terhadap seluruh sitiran, karena dari keseluruhan 3173 sitiran tidak semua bibliografi mencantumkan
tahun terbit. Terdata sebanyak 102 sitiran tidak terdapat tahun terbit. Jadi total sitiran yang dianalisis sebanyak 3071 sitiran. Data lengkap mengenai tahun terbit yang
disitir dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Diagram 6 berikut: Tabel 4.7
Tahun Terbit Literatur yang Disitir
No Periode Tahun Terbit Literatur
Frekuensi
Sitiran Sitiran
Kumulatif
Sitiran Kumulatif
1 1811-1820
2 0.06
2 0.06
2 1821-1830
3 0.09
5 0.15
3 1831-1840
1 0.03
6 0.18
4 1841-1850
3 0.09
9 0.27
5 1851-1860
4 0.13
13 0.4
6 1861-1870
6 0.19
19 0.59
7 1871-1880
9 0.3
28 0.89
8 1881-1890
22 0.71
50 1.6
9 1891-1900
18 0.6
68 2.2
No Periode Tahun Terbit
Literatur Frekuensi
Sitiran Sitiran
Kumulatif Sitiran
Kumulatif
10 1901-1910
17 0.55
85 2.75
11 1911-1920
20 0.65
105 3.4
12 1921-1930
31 1.01
136 4.41
13 1931-1940
63 2.05
199 6.46
14 1941-1950
76 2.5
275 8.96
15 1951-1960
261 8.5
536 17.46
16 1961-1970
283 9.21
819 26.67
17 1971-1980
470 15.3
1289 41.97
18 1981-1990
1001 32.6
2290 74.57
19 1991-2000
781 25.43
3071 100
Jumlah 3071
100
Dari data yang dianalisis, literatur yang paling tua tahun terbitnya adalah literatur yang diterbitkan pada tahun 1811, sedangkan yang termuda adalah yang
diterbitkan pada tahun 2000. Terlihat rentang waktunya cukup jauh, yakni 189 tahun. Namun hal ini tidak bisa menunjukkan bahwa kualitas artikel yang dihasilkan pada
Jurnal Studia Islamika tidak mutakhir karena terdapat literatur yang sangat tua yang
dijadikan rujukan. Untuk mengetahui frekuensi tahun terbit literatur yang disitir, maka analisis dilakukan dengan pengelompokkan tahun terbit per sepuluh tahun.
Adapun yang menempati peringkat tertinggi, yakni literatur yang tergolong dalam kelompok sangat banyak. Literatur yang termasuk dalam kelompok ini adalah
literatur yang terbit antara tahun 1981 – 1990: sebanyak 1001 sitiran 32,6. Kemudian diikuti literatur yang terbit antara tahun 1991 – 2000: sebanyak 781 sitiran,
25,43. Literatur yang terbit dalam rentang waktu ini merupakan mayoritas, dengan total jumlah 58,03.
Berikutnya adalah literatur yang terbit dalam kelompok banyak. Yakni kelompok tahun 1971 – 1980: sebanyak 470 sitiran 15,3. Jurnal Studia Islamika
yang menjadi objek dalam analisis ini terbit tahun 1994 – 2000. Maka, jika melihat tahun terbit literatur yang disitir yang menempati peringkat teratas, menunjukkan
bahwa rujukan yang digunakan dalam jurnal ini masih tergolong muda. Selanjutnya literatur termasuk dalam kelompok sedikit, adalah literatur yang
terbit dari antara tahun 1921 – 1970. Dalam kelompok ini, literatur yang terbit antara tahun 1961 – 1970 yang disitir sebanyak 283 kali 9,21, merupakan literatur yang
paling banyak digunakan. Masih banyak digunakannya literatur yang terbit antara tahun 1961 – 1970 ini bisa terjadi karena beberapa kemungkinan, antara lain karena:
1 Informasi tersebut bersifat spesifik atau khusus.
2 Informasi yang terkandung dalam literatur tersebut masih relevan untuk
digunakan 3
Atau mungkin mungkin memang belum ada perkembangan mutakhir dari informasi yang dibutuhkan sehingga literatur-literatur tersebut masih cukup
banyak digunakan sebagai rujukan. Terakhir parameter yang terendah adalah kelompok sangat sedikit, adalah
literatur yang terbit dalam kurun waktu 1811 – 1920 atau satu abad lebih. Dalam kelompok ini, literatur yang terbit antara tahun 1831 – 1840 merupakan literatur yang
paling sedikit dijadikan rujukan, dimana hanya mendapat 1 sitiran 0,03.
8. Peringkat Pengarang
Dari 3173 sitiran yang dianalisis, hanya terdapat 3057 sitiran pengarang atas nama orang. Selebihnya 116 sitiran tidak terdapat nama pengarang. Hal ini rata-rata
terdapat pada sitiran surat kabar. Namun tidak semua surat kabar yang disitir tidak dicantumkan nama pengarangnya. Berikut rincian jumlah sitiran pengarang pada
Jurnal Studia Islamika volume I – VII yang dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan Diagram 7 berikut: