Kesimpulan Komunikasi ilmiah dalam kajian islam di indonesia dan Asia Tenggara pada jurnal Islamika : sebuah analisis sitiran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian dengan judul “Komunikasi Ilmiah dalam Kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara: Sebuah Analisis Sitiran” ini, bertujuan untuk mengetahui pola sitiran. Dengan mencakup jumlah sitiran dan karakteristik literatur bentuk atau jenis literatur, tahun terbit, tempat terbit, bahasa pengantar literatur. Kemudian juga untuk melihat peringkat pengarang dalam bidang kajian Islam, dan mengetahui usia serta tingkat keusangan literatur yang disitir dalam artikel berbahasa Inggris pada Jurnal Studia Islamika , dari tahun 1994 sampai tahun 2000, dari volume I sampai volume VII.

1. Kesimpulan

Setelah melakukan serangkaian proses analisis data dengan pendekatan analisis sitiran, maka dalam penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Terdapat 3173 sitiran dari 76 artikel yang dianalisis dimana jumlah sitiran pada masing-masing artikel berbeda-beda. Beragamnya jumlah sitiran pada tiap artikel memperlihatkan bahwa kemampuan penulis artikel di Jurnal Studia Islamika dalam menggunakan informasi cukup bervariasi. 2. Jenis literatur yang dijadikan rujukan dalam penulisan artikel di Jurnal Studia Islamika cukup beragm. Diantaranya adalah buku teks, jurnal dan majalah, surat kabar, disertasi, tesis, skripsi, risalah, makalah seminar, laporan penelitian, mikrofilm, dan nota pemerintah. Buku teks adalah jenis literatur yang paling banyak digunakan, dengan jumlah sitiran 2114 kali. Ini bisa dimaklumi karena ilmuwan dalam bidang sosial cenderung menggunakan buku teks dibanding ilmuwan bidang eksakta, yang lebih banyak menggunakan jurnal, majalah, dan makalah pertemuan ilmiah. 3. Penggunaan jurnal dan majalah sebagai sumber referensi cukup banyak, dengan rata-rata 88 sitiran pada tiap volume. Masih cukup banyak digunakannya jurnal dan majalah karena pada umumnya jenis literatur ini berisi informasi yang mutakhir mengenai suatu topik dan terfokus pada subjek yang sangat spesifik. Kelengkapan jurnal dan majalah cukup tersedia, serta mudahnya artikel di dalamnya diperoleh memudahkan penulis artikel pada Jurnal Studia Islamika untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. 4. Terdapat 191 judul jurnal dan majalah dalam penelitian ini, dan hanya 17 judul yang dianalisis yang dijadikan referensi, dengan frekuensi minimal 10 sitiran. Jurnal Studia Islamika adalah jurnal yang paling banyak digunakan sebagai sumber referensi, yakni sebanyak 40 sitiran. Ini merepresentasikan bahwa Jurnal Studia Islamika sebagai jurnal yang paling representatif dalam kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara. Namun data ini tidak dapat dipakai untuk menunjukkan mutu suatu artikel dalam jurnal tersebut, dan hanya dapat digunakan sebagai indikator tentang peringkat pemanfaatan artikel serta penyebarannya. Tingkat sitiran suatu jurnal dan majalah menggambarkan tingkat pemanfaatan jurnal dan majalah tersebut oleh penulis artikel pada Jurnal Studia Islamika. 5. Dari keseluruhan 3173 sitiran yang diperoleh, sebanyak 766 sitiran tidak mencantumkan tempat terbit. Jadi hanya 2407 sitiran yang dapat dianalisis. Hasil analisis menunjukkan, bahwa literatur yang digunakan sebagai referensi oleh penulis artikel pada Jurnal Studia Islamika diterbitkan dari 38 negara. Indonesia adalah negara yang paling banyak menerbitkan literatur dalam kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara, dengan jumlah 1115 sitiran. Diikuti oleh Amerika serikat sebanyak 405 sitiran. Kedua negara ini adalah mayoritas dengan 50 lebih yang menerbitkan literatur dalam bidang kajian ini. 6. Dari analisis yang dilakukan terhadap bahasa literatur yang disitir, terdapat 11 bahasa yakni Inggris, Indonesia, Belanda, Melayu, Arab, Perancis, Jepang, Jerman, Sunda, Jawa, dan Tagalog. Literatur berbahasa Inggris adalah literatur yang paling banyak dijadikan rujukan, yakni sebanyak 1642 sitiran dan merupakan jumlah lebih dari 50. Ini menunjukkan bahwa literatur dalam kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara sudah sangat tersedia, dan penyebarannya sangat luas. Karena dengan digunakannya bahasa Inggris berarti memperluas cakupan pembacanya tidak hanya di Indonesia dan Asia Tenggara. 7. Dari keseluruhan 3173 sitiran yang didapat, terdata sebanyak 102 sitiran tidak mencantumkan tahun terbit. Jadi hanya 3071 sitiran yang dapat dianalisis. Literatur yang banyak digunakan sebagai referensi dalam penulisan artikel pada Jurnal Studia Islamika terbit dalam rentang waktu antara tahun 1981 – 1990, yakni ada 1001 sitiran. Kemudiaan diikuti oleh literatur yang terbit antara tahun 1991 – 2000, dengan 787 sitiran. Literatur yang terbit dalam kedua kelompok tahun ini mendominasi tahun terbit literatur yang disitir. Jika melihat tahun terbit literatur yang disitir dengan tahun terbit jurnal yang menjadi objek dalam analisis ini, maka literatur yang digunakan tersebut tergolong muda. 8. Ditemukan bahwa 116 sitiran tidak terdapat nama pengarang. Jadi hanya 3057 sitiran yang dianalisis, dari jumlah keseluruhan 3173 sitiran. Dari setiap volume Jurnal Studia Islamika, sitiran atas nama pengarang orang jumlahnya tidak terpaut terlalu jauh. Hanya berkisar antara 11 hingga 18. 9. Jumlah keseluruhan sitiran pengarang atas nama orang adalah 3057 sitiran, dan diperoleh 1344 nama pengarang baik dalam maupun luar negeri. Namun hanya 29 pengarang yang dianalisis dengan parameter frekuensi sitiran minimal 15 kali. Mayoritas adalah pengarang dari Indonesia sebanyak 16 pengarang. Munawar Chalil adalah pengarang yang mendapat sitiran tertinggi yakni sebanyak 78 sitiran. 10. Hasil penghitungan terhadap usia literatur yang disitir oleh penulis artikel pada Jurnal Studia Islamika, diperoleh angka paruh hidup literatur dalam analisis ini adalah 17 tahun. Berdasarkan frekuensi usia literatur yang banyak disitir, menunjukkan bahwa jumlah kumulatif 58,03 berada pada usia di bawah 17 tahun dari tahun penulisan artikel. Maka dapat dinyatakan bahwa pada umumnya tahun terbit dari seluruh literatur yang disitir usianya masih belum mencapai titik keusangan dan informasi di dalamnya tergolong mutakhir.

2. Saran