rujukan dalam menyusun kerangka pemikiran kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara. Seperti dibahas sebelumnya, bahwa salah satu alasan mengapa seseorang
menyitir suatu literatur adalah adanya nilai heuristik heuristic value, yaitu kemampuan membentuk konsep-konsep baru, ide baru, dan hipotesis.
Dari 29 penulis tersebut, penulis Indonesia diwakili sebanyak 16 orang, yang berarti lebih dari 50. Ini berarti para ilmuwan dan cendekiawan di Indonesia, dalam
kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara sangat kompeten, juga diakui integritas dan keilmuannya. Mengingat Jurnal Studia Islamika adalah jurnal yang diakui secara
internasional, dan telah digunakan di berbagai perguruan tinggi dan perpustakaan di sejumlah negara. Para kontributor jurnal ini juga tidak hanya dari kawasan Asia
Tenggara, melainkan juga dari mancanegara.
9. Usia dan Keusangan Literatur
Analisis terhadap usia dan keusangan literatur yang disitir sangat penting untuk melihat informasi yang digunakan, tergolong mutakhir atau sudah usang.
Semakin kecil nilai paruh hidup atau batas usia keusangan, maka semakin kaya informasi yang digunakan, yang berarti perkembangan ilmu semakain cepat. Paruh
hidup juga menunjukkan kecepatan pertumbuhan literatur dalam suatu bidang ilmu. Penilaian terhadap angka batas usia keusangan atau paruh hidup literatur,
dihitung dengan cara menetapkan prosentase kumulatif dari sitiran yang mencapai jumlah sama atau lebih dari 50. Selanjutnya, penghitungan dilakukan dengan
pengurangan jumlah prosentase kumulatif tahun terbit jurnal yang menyitir dengan
tahun terbit sitiran, hingga tercapai 50. Analisis ini dilakukan berdasarkan usia literatur dari 3071 sitiran yang mencantumkan tahun terbit literatur, dimana telah
dikelompokkan per sepuluh tahun seperti dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Diagram 9 berikut:
Tabel 4.10 Usia Literatur yang Disitir
No Kelompok Usia Literatur
Frekuensi
Sitiran Sitiran
Kumulatif
Sitiran Kumulatif
1 0 – 10
781 25.43
781 25.43
2 11 – 20
1001 32.6
1782 58.03
3 21 – 30
470 15.3
2252 73.33
4 31 – 40
283 9.21
2535 82.54
5 41 – 50
261 8.5
2796 91.04
6 51 – 60
76 2.5
2872 93.54
7 61 – 70
63 2.05
2935 95.59
8 71 – 80
31 1.01
2966 96.6
9 81 – 90
20 0.65
2986 97.25
10 91 – 100
17 0.55
3003 97.8
11 101 – 110
18 0.6
3021 98.4
12 111 – 120
22 0.71
3043 99.11
13 121 – 130
9 0.3
3052 99.41
14 131 – 140
6 0.19
3058 99.6
15 141 – 150
4 0.13
3062 99.73
16 151 – 160
3 0.09
3065 99.82
17 161 – 170
1 0.03
3066 99.85
18 171 – 180
3 0.09
3069 99.94
19 181 – 190
2 0.06
3071 100
Jumlah 3071
100
Diagram 9 Usia Literatur yang Disitir
Berdasarkan data pada Tabel 4.10, maka kemudian dilakukan penghitungan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Jumlah kelompok usia terbesar adalah usia 11 – 20 tahun sebesar 32,6.
2. Selisih kelompok usia 11 – 20 tahun dari jumlah 50 adalah 50 - 32,6
= 17,4.
3. Kemudian 17,4 dibagi kelompok tahun kedua yakni usia 0 – 10 tahun
sebesar 25,43 dikali 10 tahun maka didapatkan angka 6,84 tahun. Selisih 17,4 atau 6,84 tahun ini merupakan bagian dari kelompok tahun kedua.
4. Maka paruh hidup literatur atau batas usia keusangan literatur dalam
analisis ini adalah 10 + 6,84 = 16,84 tahun atau dibulatkan menjadi 17 tahun.
Angka paruh hidup 17 tahun mengindikasikan secara keseluruhan bahwa literatur yang digunakan sebagai rujukan dalam artikel berbahasa Inggris pada Jurnal
Studia Islamika tersebut, dikatakan mutakhir informasinya bila usianya dibawah 17
tahun. Sebaliknya bila usianya di atas 17 tahun maka literatur tersebut masuk dalam kategori usang.
Berdasarkan data pada Tabel 4.10, ternyata dari kumulatif prosentase usia literatur, 58,03 literatur yang disitir dalam artikel berbahasa Inggris pada Jurnal
Studia Islamika tersebut berada pada usia dibawah 17 tahun dari tahun penulisan.
Karena itu, dapat dinyatakan bahwa pada umumnya tahun terbit dari seluruh literatur yang disitir, usianya masih belum mencapai titik keusangan dan informasinya masih
tergolong mutakhir.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian dengan judul “Komunikasi Ilmiah dalam Kajian Islam di Indonesia dan Asia Tenggara: Sebuah Analisis Sitiran” ini, bertujuan untuk mengetahui pola
sitiran. Dengan mencakup jumlah sitiran dan karakteristik literatur bentuk atau jenis literatur, tahun terbit, tempat terbit, bahasa pengantar literatur. Kemudian juga untuk
melihat peringkat pengarang dalam bidang kajian Islam, dan mengetahui usia serta tingkat keusangan literatur yang disitir dalam artikel berbahasa Inggris pada Jurnal
Studia Islamika , dari tahun 1994 sampai tahun 2000, dari volume I sampai volume
VII.
1. Kesimpulan